4. LANGKAH AWAL

161 18 2
                                    

Aletta bersandar di meja rias yang ada di kamar Alora. Ia memperhatikan sekeliling kamar Alora. Bersih dan rapi.

Aletta beralih menatap pantulan dirinya di cermin. Ia meraih bingkai foto Alora dan membandingkannya dengan dirinya. Tidak sulit menirunya. Ia mengubah warna cat rambutnya jadi hitam seperti Alora. Setidaknya untuk beberapa hari saja.

"Mereka tidak akan pernah bisa tenang setelah melakukan ini ke lo Lora" gumam Aletta menatap bingkai foto Alora.

Ceklek..

Aletta menatap Naomi di cermin rias, posisinya membelakangi pintu kamar.

"Gue pikir lo nggak bakal pulang" ucapnya tersenyum miring.

Aletta berbalik dan menatap datar Naomi yang berdiri dihadapannya dengan tatapan sinis.

"Kenapa? Nggak sesuai sama harapan lo?" tanya Aletta sarkas membuat Naomi terkejut dan terkekeh sinis.

"Lo mulai berani ngomong pakai lo gue huh!" geram Naomi bergerak menampar Alora.

Naomi terdiam saat tangannya terhenti di udara.

Dengan wajah datar Aletta mencengkram pergelangan tangan Naomi.

"Akh! Sakit!!" ringis Naomi sampai Aletta melepasnya kasar.

"Alora apa yang kamu lakukan?!" suara Yuda membuat Naomi terkejut tapi tidak dengan Aletta.

Yuda menghampiri keduanya diikuti Gita.

"Tangan kamu kenapa?" tanya Yuda saat Naomi terus mengusap pergelangan tangannya.

"Nggak papa kok Pah" jawab Naomi.

"Kamu jangan bohong!" tegas Yuda.

Naomi bersorak dalam hatinya, ia akan membalas Alora.

"Aku yang salah Pah, Alora baru kembali dia pasti capek. Aku malah banyak nanya, jadi Alora marah" jawab Naomi membuat Aletta tersenyum kecil.

"Alora, sejak kapan kamu bersikap kasar seperti ini? Seharusnya kamu bersyukur memiliki saudari yang perhatian seperti Naomi!" tegas Yuda.

Aletta hanya diam, ia tidak peduli.

"Udah, jangan diperpanjang. Seperti yang Naomi bilang mungkin Alora lagi capek. Dia mungkin butuh istirahat" ucap Gita menengahi.

Naomi mendengus, Gita tidak boleh perhatian sama Alora. Hanya ia yang berhak.

"Naomi, kamu juga istirahat" ucap Gita.

Naomi mengangguk patuh dan keluar dari kamar Alora.

Gita tersenyum dan menyentuh bahu Aletta.

"Kamu mau Mama temani?" tanya Gita.

"Nggak usah" jawab Aletta menepis pelan tangan Gita dan berbaring ditempat tidur.

Yuda terdiam begitupun Gita. Sikap Alora berubah dingin.

Aletta membelakangi keduanya. Sebenarnya mereka baik, hanya saja Naomi yang licik. Gadis itu haus akan perhatian kedua orang tuanya. Ia tidak rela Alora mendapatkan sedikitpun perhatian.

"Kamu istirahat, Papa sama Mama kembali ke bawah" ucap Gita yang tidak balas Aletta.

Yuda semakin bingung begitupun Gita. Kenapa Alora berubah. Alora gadis yang patuh, sopan dan lembut.

Yuda menghela nafasnya dan mengajak Gita kembali kebawah. Sedangkan Aletta memilih untuk tidur.

Yuda kembali ke kamar, ia duduk di sofa dengan berkas ditangannya. Ia sibuk memikirkan Alora. Biasanya sebelum tidur Alora ke kamarnya dengan segelas teh atau minuman lainnya. Bahkan Alora yang membantunya merapikan berkas-berkas nya bersama Gita. Ntah kenapa ia merasa kehilangan momen itu.

"Mas, aku yakin besok Alora akan bersikap seperti biasa. Mungkin dia lelah, pelan-pelan kita akan tanya kemana dia seminggu ini" ucap Gita duduk disebelah Yuda.

Yuda tersenyum dan mengangguk.

Keesokan harinya..

Naomi tersenyum sinis saat Alora turun dan bergabung dengan mereka di meja makan. Sedangkan Yuda tersenyum kecil. Biasanya Alora menyapanya dengan senyuman. Dan Alora selalu bangun pagi dan membantu Gita memasak. Mungkin Alora masih lelah.

Mereka mulai menyantap nasi goreng buatan Gita.

Aletta yang benci mentimun membuangnya. Hal itu menarik perhatian ketiganya.

"Lora kenapa di buang nak?" tanya Gita.

"Aku nggak suka mentimun" jawab Aletta spontan.

"Tapi setahu Mama kamu suka banget mentimun" ucapan Gita membuat pergerakan Aletta terhenti.

"Sekarang udah nggak. Bosan" alih Aletta santai.

"Tapi kenapa dibuang Lora, kan bisa dikasih ke kita. Nggak baik buang makanan" ucap Naomi berlagak lembut.

"Kalau lo mau ambil aja, nggak usah banyak omong" ketus Aletta dingin membuat ketiganya terkejut.

Aletta yang kesal beranjak pergi.

Yuda tak tinggal diam, ia langsung menyusul putrinya diikuti Gita.

"Dasar anak pungut! Pasti dimarahin sama Mama Papa" gumam Naomi.

Yuda meraih lengan Aletta.

"Kamu kenapa? Cerita sama Papa dan Mama? Kamu nggak pernah bersikap seperti ini sebelumnya Lora?" tanya Yuda menahan kedua bahu Aletta.

"Sampai sekarang bekas tamparan Papa masih terasa nyata Pah! Aku dituduh mencuri di sekolah! Nggak ada yang bela aku satupun! Bahkan Papa juga percaya dan demi nama baik, Papa nampar aku! Saat itu aku udah kehilangan jati diri aku Pah!" sentak Aletta membuat Naomi dan Gita terkejut.

Yuda terdiam, untuk pertama kali Alora membentaknya.

"Jadi karena itu kamu jadi gini?" tanya Yuda kembali merasa bersalah.

"Ya!" jawab Aletta tanpa ragu.

Yuda meraih kedua tangan Alora dan menggenggamnya.

"Papa benar-benar minta maaf, saat itu semua bukti mengarah ke kamu. Dalam hati kecil Papa percaya kamu nggak akan melakukan hal serendah itu nak. Papa tau kamu seperti apa" ucap Yuda membuat Naomi mengepalkan kedua tangannya.

"Oke! aku akan buktikan sejauh apa Papa mengenal aku. Papa nggak akan percaya siapa yang sudah menjebak aku sampai aku dituduh pencuri di sekolah" ucap Aletta membuat Naomi terkejut.

"Kamu tau siapa orangnya? Kasih tau Papa siapa yang udah fitnah kamu?" tanya Yuda menuntut.

"Naomi, dia yang udah jebak aku" jawab Aletta membuat ketiganya terkejut terlebih Naomi.

"Itu semua nggak benar, Lora kenapa lo tiba-tiba nuduh gue?" tanya Naomi dengan nada kecewa di buat-buat.

Dengan wajah datar Aletta mengeluarkan ponselnya. Ia memutar sebuah rekaman suara.

"Eh! anak pungut!...

Naomi terkejut mendengar suaranya di sana.

"...Kasihan banget sih lo! Emang enak dituduh jadi pencuri sama semua orang! Ini akibatnya jika lo berani nolak kemauan gue!"

Aletta tersenyum kecil saat Yuda dan Gita menatap tak percaya Naomi.

"Pah..Mah, aku..." ucap Naomi terbata, ia tidak menyangka Alora senekat ini.

"Papa berani nggak nampar dia?" tanya Aletta.

Yuda tertegun mendengar ucapan Alora.

Aletta berlalu pergi keluar dari rumah.

Yuda menatap kecewa Naomi begitupun Gita. Sedangkan Naomi hanya bisa tertunduk.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INTO YOU (Aletta or Alora)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang