Kapal Getek

TesKar - Melepaskan

Estes x Karina
.
.
"Melepaskan"

Written by: Xaoishin

'Hancur' adalah kata-kata yang cocok untuk mendeskripsikan perasaan Karina sekarang, ia sudah mencoba untuk melupakan perasaanya, selalu berusaha membuang jauh-jauh semua ingatan tentang sangat pemilik hati yang kini telah bersama wanita lain yang bukan dirinya.

Namun sepertinya Dewi Bulan tak suka berbaik hati padanya entah karna dosa yang telah ia perbuat, setiap detik ia selalu memikirkan pria itu, memori demi memori terus bermunculan di kepalanya, menimbulkan rasa sakit yang mendalam di dalam hati.

Sekuat apapun si nona untuk melupakan sang pujaan hati selalu berakhir tidak mulus.

Pil pahit bernama 'kenyataan' harus ia telan setiap hari tanpa jeda, seakan ingin terus berusaha mengingatkannya tentang perasaanya pada pria bersurai putih itu.

Karina iri, dia benci, harusnya dia yang berada di samping si pria, bukan wanita itu! Dia yang lebih cocok jadi pasangan Estes! Dia! Bukan si wanita!

Dia ingin--dia---...

Dia sangat ingin.

Dia sangat ingin untuk berdiri di samping sang labuhan hati, merengkuh tangannya, saling merekah hangatnya sinar mentari di tengah dinginnya sangat purnama melapisi.

Tapi Karina sadar, Estes mungkin tidak sebahagia itu kalau dia ada disana, Karina bukan dia, mereka jauh berbeda, kalau sekarang Estes bersamanya, mungkin pria itu akan putus dengannya saat hubungan mereka baru sebulan.

Dia bukanlah karakter utama sebuah novel yang dimana biasanya sang pemeran utamanya akan mendapatkan semua yang ia mau, bahkan jika itu sudah menjadi 'milik' orang lain, bahkan rela merusaknya dengan alasan 'wanita itu tidak cukup baik untuk menjadi pasangan mu' lalu mengambil paksa sang pria disaat hubungan romantis sang lelaki dan wanita sedang adem ayem.

Dia bisa melihat seberapa bahagianya laki-laki itu ketika bersama wanitanya, dia bahagia, benar-benar bahagia, saat mereka mengumumkan hubungan romansa mereka, senyum manis si pria berambut panjang sepinggang itu tak pernah luntur dari wajahnya ketika ia bersama sang pacar, matanya terus memantulkan bayangan sang pasangan, pipinya sering memerah jika disinggung soal sang kekasih hati, lewat tanda-tanda diatas, harusnya wanita surai biru ini sudah paham kalau dia tak punya kesempatan lagi, dia harusnya menyerah, melepaskan orang yang tak mungkin bisa ia gapai lagi.

Dia bukan orang jahat, tapi dia--dia hanya iri, dia harusnya bisa menerima, melepaskannya--ya, melepaskannya, melepaskan rasa cintanya dengan suka rela, tanpa siksaan, tanpa tekanan, menerima fakta kalau dirinya bukanlah orang yang di inginkan sang pangeran berkuda.

Fakta itu memang pahit, tapi ia harus menerimanya jika tak ingin perasaannya hancur lbih jauh lagi.

Dia harus bisa melepaskan, dia harus ikhlas, walau hatinya terus menyangkal untuk ingin tetap mencintai dia.