Di dalam kelas, wajah Jaksa tampak sangat murung. Jaksa hanya melamun di kelasnya sambil melihat bangku Lave yang masih kosong.
“tumben banget tu orang belum dateng.” gumam Jaksa.
Pukul 09.00 bel masuk sekolah pun berbunyi, dan sampai sekarang Lave belum juga datang.
Saat jam pelajaran berlangsung Lave mendadak datang, dia berdiri di depan ruang kelas sambil memohon-mohon untuk bisa duduk.
“cuma telat sepuluh menit, pak.”
“gak ada alesan lagi, berdiri ya tetap berdiri, sekarang kamu keluar dan berdiri sampai pelajaran ibu selesai.”
Dengan terpaksa, Lave keluar dari ruang kelas dan berdiri di depan kelas dengan perasaan malu.
Jaksa melihatnya dari bangkunya, kenapa dia malah merasa kasian sekarang?.
“sekarang buka pekerjaan rumah kalian, yang gak bawa silahkan angkat tangan kalian.” perintah guru.
Jaksa membuka tasnya dan mendapati buku ipsnya tidak ada di dalamnya, bagaimana dia baru menyadari sekarang bahwa tertinggal di atas mejanya. Mau tak mau Jaksa harus mengangkat tangannya dan mengaku jika dia lupa membawa pekerjaan rumahnya.
“maaf bu, saya lupa membawa pekerjaan rumah saya.”
“kamu ke kantor guru dan tulis permintaan maaf sebanyak 50 kali.”
“baik bu, terimakasih.”
Jaksa berjalan keluar dan melangkah ke arah ruang guru, di luar dia melihat Lave yang berdiri sambil terus menutupi wajahnya karna menahan malu.
“gausah di tutup, di sini juga sering ada yang di hukum kayak begini.” kata Jaksa sambil terus melihatnya.
“lo mau kemana?.” tanya Lave.
“ruang guru, nulis permintaan maaf.”
Jaksa pergi meninggalkannya dan masuk kedalam ruang guru, di sana sudah tidak ada guru sama sekali. Semuanya sedang ada di kelasnya masing-masing untuk mengajar.
Jaksa duduk di salah satu kursi dan mulai menulis apa yang diperintahkan oleh gurunya.
-
Jam istirahat dimulai, Jaksa yang sudah selesai dengan tugasnya pun langsung menemui gurunya untuk memberikan lembaran kertas itu lalu kembali ke kelasnya. Jaksa memasuki ruang kelasnya dan duduk termenung di mejanya seorang diri.
Jaksamelihat pemandangan luar dari jendela kelasnya, semua orang sedang bersenang-senang dengan temannya masing-masing. Jaksa merindukan Andika sekarang.
Tanpa Andika, kehidupannya di sekolah menjadi hampa.
Lave melihat Jaksa yang sedang melamun sendirian di dalam kelas, dia mencoba menghampirinya agar Jaksa tidak merasa kesepian.
“Jaksa.” sapa Lave.
“pergi, gue lagi mau sendiri.” bentak Jaksa.
“lagi badmood?.” tanya Lave.
Jaksa tidak menjawab, tatapannya tidak bisa lepas dari Lave. Entah mengapa setiap Jaksa ada di dekat Lave dia merasa seperti ingin menceritakan keluh kesahnya yang selama ini dia pendam dalam-dalam di lupuk hatinya.
“lo kenapa? tingkah lo gak kayak biasanya.” ucap Lave khawatir.
“tau apa lo tentang gue.” ucap Jaksa ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lies To Be Together || Nct Dream (revisi)
Teen FictionKehidupan Jaksa itu membosankan. Hanya berisikan tentang belajar, belajar dan juga belajar. Untung saja, Jaksa memiliki satu sahabat yang setia untuk mewarnai hidupnya. Andika, dia adalah sumber kebahagiaan utama Jaksa. Tidak ada Andika maka tidak a...