Bagian 19 : Keinginan Sebelum Mati

46 12 1
                                    

Paginya, Jaksa sudah di bolehkan untuk pulang ke rumah dengan syarat dia harus beristirahat dan tidak boleh sekolah terlebih dahulu.

Kinan mengendarai mobilnya sendiri, sedangkan Jaksa berada di mobil Jendral, Kinan memang sengaja agar mereka bisa menjadi lebih dekat daripada biasanya.

Di mobil, Jaksa hanya diam. Dia melihat pemandangan sekitar melalui kaca mobil, lalu mendadak pandangan Jaksa seketika tertuju kepada Jendral yang sedang fokus menyetir mobilnya.

“bang.” lirihnya pelan.

“kenapa?.”

“lo, masih benci sama gue?.”

pertanyaan itu membuat Jendral terkejut, sepertinya Jaksa masih mengira bahwa Jendral masih membenci dirinya.

“gak, lagian ngapain juga gue benci sama lo.” jawab Jendral.

“kalo bang Kinan, lo beneran gak ngomong tentang depresi gue kan ke dia?.” tanya Jaksa lagi.

“enggak, lo tenang saja, rahasia lo bakalan gue simpen dengan syarat lo harus bisa sembuh dari depresi lo itu.”

“gue bahkan gak tau dimana cara nyembuhinnya.”

“gue bantu.” ucap Jendral sambil mengelus kepala Jaksa.

“lo mau mampir ke supermarket dulu?.” tanya Jendral kepada Jaksa.

Jaksa menoleh lagi kearah Jendral. “buat apa?.”

“kita bakalan beli banyak makanan buat di makan di rumah sama bang Kinan.”

“boleh-boleh.” ucap Jaksa senang.

Jendral menghentikan mobilnya di depan supermarket, mereka turun dari mobil dan mulai masuk kedalamnya.

Jaksa sepertinya sibuk memilih bahan makanan, sampai dia menemukan camilan kesukaannya, ya itu adalah coklat batang. Jaksa mengambil satu dan berlari ke arah Jendral yang masih berada di area buah.

“bang, gue boleh beli ini?.” tanya Jaksa.

“beli aja ngapain harus tanya, ambil semua  juga boleh.”

Jaksa langsung mengambil 20 batang coklat dan langsung saja memasukkannya ke dalam keranjang belanja mereka.

Setelah selesai belanja, mereka langsung saja pergi ke arah kasir dan membayarnya lalu kembali lagi menuju ke mobil untuk pulang.

Sampainya di rumah, Jaksa membuka pintu rumah mereka dan di sana sudah ada Kinan yang sejak tadi menunggu mereka pulang.

Jendral membawa kantong belanja mereka dan menaruhnya di meja dapur.

“coklat lo, Jaksa.” panggil Jendral dari arah dapur.

Jaksa berjalan kearah dapur dan mengambil semua coklat yang telah dia beli tadi.

“lo cuma beli coklat?.” tanya Jendral heran.

“gue baca ini di internet, katanya ini juga bisa jadi obat buat stres.”

“ooh gitu.”

Jaksa berjalan ke arah kamarnya dan meletakkan semua coklatnya di atas meja belajarnya.

Di kamar, dia hanya duduk di kursi belajarnya sambil terus memakan coklat, tak terasa, dia sudah menghabiskan 4 bungkus coklat sekarang.

Kinan berjalan ke arah Jaksa, di ikuti Jendral di belakangnya, mereka berada di depan kamarnya, gelap seperti biasa dan sunyi.

Pintu kamar tidak terkunci, mereka masuk dan melihat Jaksa sedang memakan coklat di kursi belajarnya.

“Jaksa, lagi ngapain?.” tanya Kinan dan lalu mendekat ke arah Jaksa.

Lies To Be Together || Nct Dream (revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang