Malam itu...
Saat mataku tertutup, kudengar pintu mobilku ditutup dengan sangat keras. Seorang gadis yang duduk disampingku turun dengan emosi yang terakumulasi sejak sebelum-sebelumnya.
Aku mencoba mengendalikan diri, hingga kemudian pekikan dan makian terdengar dengan sangat jelas, tetapi itu semua masih kuabaikan. Aku masih berusaha menetralisir amarah dan kecewa.
Kubuka mataku perlahan, ketika suara bariton terdengar, membentak seseorang yang turun dari mobilku karena gadis itu berani membuat keributan dengannya juga gadis yang sedang bersamanya.
Aku akhirnya turun, melangkah dengan pasti dan berhenti tepat di hadapan lelaki itu. Mata kami bertemu, dia menatap seperti tidak percaya. Ia mungkin tidak sadar tapi aku melihat semuanya.
Aku menoleh, kudapati seorang gadis yang sexy juga manis. Gadis itu agaknya syok dengan apa yang terjadi, wajahnya memerah entah karena gelisah, marah atau mungkin kedinginan.
"Eonni" Aku menoleh dan menatap Jihyo yang jengah. Dengan isyarat mata, ku minta ia untuk diam.
Memutuskan tatapanku dengan Jihyo, aku kembali menatap pria itu. Wajah prustasinya membuat aku bertanya-tanya tentang sesuatu yang sudah jelas kebenarannya.
"Noona, aku bisa jelaskan... "
Tanpa mendengar apa yang hendak ia katakan, aku melangkah menuju mobil setelah memberi kode pada Jihyo agar ia masuk juga. Tidak ada yang harus kami bicarakan, mulai detik ini aku dan Jungkook telah usai.
***
"Aku ini selingkuhan" Aku tergelak, menertawakan kenyataan yang tidak pernah aku bayangkan. Seorang yang datang memberi perhatian, cinta juga kasih sayang ternyata adalah tunangan seseorang.
Dia menyimpanku dibelakang tunangannya, menyembunyikanku dari keluarga dan orang terdekatnya karena aku adalah kesalahan yang seharusnya tidak terjadi. Bodohnya aku terlanjur menganggap ia sebagai segalanya.
"Sendirian?"
Aku tak siap dengan interupsi itu karena sedang melamun, sehingga aku refleks menjatuhkan id cardku ketika seseorang datang dengan dua gelas kopi panas di lengan kanan dan kirinya. Yugyeom seorang dokter residen.
"Maaf mengagetkanmu sunbae, aku membawakan kopi panas untukmu. Minumlah agar tubuhmu hangat"
"Terimakasih" Satu teguk rasa manis kopi panas yang Yugyeom beri mampu menghangatkan tubuh yang dingin karena salju yang tak kunjung reda. Hari-hari seperti ini mengingatkanku pada saat pertama kali kami bertemu.
Malam itu aku pulang larut setelah operasi, tidak ada taxi, bus sudah tidak beroperasi. Aku duduk sendiri di Halte, mencoba menghubungi saudara laki-lakiku. Tetapi salju turun sangat lebat, jalanan pasti licin.
Disaat seperti ini besar kemungkinan terjadi kecelakaan, aku tidak bisa melibatkannya dalam hal yang menyeramkan, kuurungkan niatku hingga akhirnya sebuah mobil menepi.
Seseorang dengan coat tebal turun dan berlari menuju Halte, duduk persis disebelahku. Ia tidak mengatakan apapun, hanya menoleh dan tersenyum, tetapi keberadaannya membuatku memiliki teman. Pria itu, Jungkook.
***
"Eonni"
Sejak kejadian malam itu, aku tidak pernah lagi bertemu dengan Jihyo. Yugyeom bilang, kekasihnya merasa bersalah dan menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi.
Aku bertemu Jungkook tanpa sengaja, tapi menjadi dekat berkat Jihyo. Gadis Park itu yang memberikan nomorku, setelah Jungkook tidak sengaja melihatku dalam postingan insta story Jihyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Jungkook - Bae Suzy (Short Story)
FanfictionCerita akan bertambah sewaktu-waktu