"Mampus kau, Wulan!" sergah Aditya dengan senyum jahat di wajahnya.Wulan terkejut dan merasa jijik saat Aditya mendekat dan mencium bibirnya dengan ganas.
Ia merasakan ketakutan yang mencekam sekaligus rasa sakit yang tak terperi.
"Pergilah!" teriak Wulan, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Aditya.Namun, kekuatan Aditya jauh lebih besar darinya.
Pakaian Wulan ditarik dengan kasar, merobek dan mengungkapkan tubuhnya yang terhina. Wulan merasakan pay*d*r*nya diremas dengan kejam."Kalian semua hanyalah budak kami sekarang!" ujar Aditya dengan suara serak.
Wulan merasa marah dan tak berdaya. Ia terperangkap dalam kekuasaan yang keji dan tidak berperikemanusiaan.Namun, di tengah penderitaan, Wulan menemukan kekuatan untuk melawan. Dalam hatinya, api keberanian menyala, menolak untuk padam.
"Kalian tidak akan pernah menundukkan kami!" seru Wulan dengan tekad yang menggebu.
Kata-kata Wulan membangkitkan semangat di antara gadis-gadis yang terjebak. Mereka saling memandang, saling memberi dukungan dalam keheningan yang tak terucapkan."Jangan biarkan mereka menguasai kita!" seru seorang gadis dengan suara bergetar.Ketegangan dan ketakutan mengisi ruangan saat Wulan dan para gadis bersiap untuk melawan perompak yang memperbudak mereka.
"Kita harus bersatu dan berjuang!" ucap Wulan dengan penuh tekad.Gadis-gadis yang terjebak menatap Wulan dengan pengharapan dan keberanian yang tersisa.
"Mereka tidak akan pernah mengalahkan kita!" sahut seorang gadis dengan suara penuh keyakinan.Dalam kegelapan yang mencekam, semangat perlawanan mereka tumbuh.
Mereka mungkin terjebak dalam situasi yang mengerikan, tetapi mereka tidak akan menyerah begitu saja.
"Di Mana Aku?!"Wulan Sagara terbangun dan mendapati dirinya terikat di sebuah ruangan gelap. Pencarian panik untuk menemukan jawaban di sekitarnya hanya menemui kehampaan yang menakutkan. Hatinya berdebar, memompa adrenalin ke dalam setiap serat tubuhnya.
Mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya, Wulan terkejut saat menyadari bahwa ingatannya kabur dan ruangan ini benar-benar asing baginya.
Suasana ruangan yang kelam memancarkan rasa takut yang mencekam. Tanpa cahaya, Wulan hanya bisa meraba-raba di sekitarnya, mencari tahu apa yang menahan dirinya. Keputusasaan menggelayuti dirinya ketika ia merasakan dinding yang dingin dan keras. Tanpa sengaja, tangannya menyentuh permukaan yang kasar, dan tiba-tiba sebuah kilatan cahaya terang memenuhi ruangan.
Wulan menutup mata untuk melindungi penglihatannya dari kejutannya, tetapi ketika ia membukanya lagi, ia terkejut melihat beberapa orang di sekelilingnya.
Mereka juga terikat dan nampak begitu bingung seperti dirinya sendiri. Suasana tegang terisi dengan kecurigaan dan kebingungan.
"Sialan! Ada apa ini?!" pekik Wulan, mencoba melepaskan ikatan pada pergelangan tangannya.
"Tidak ada yang tahu. Tiba-tiba saja kami semua terbangun di sini," jawab seorang pria dengan suara gemetar.Wulan melihat ke sekeliling, mencari tahu apakah ada jalan keluar dari situasi yang mencekam ini.
Tapi semua yang terlihat hanyalah dinding-dinding kegelapan yang membatasi mereka. Ketakutan semakin menguat saat dia menyadari bahwa mereka berada dalam situasi yang tidak bisa mereka pahami.
"Ayo kita bekerja sama. Kita harus mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas ini," ujar Wulan dengan nada tegas."Bagaimana kita bisa bekerja sama jika kita tidak tahu siapa yang bisa dipercaya?" sergah seorang wanita dengan suara lirih.
"Kau benar," sahut Wulan.
"Kita harus mencari petunjuk dan mencoba memecahkan misteri ini bersama-sama."Dalam kegelapan yang mencekam, mereka memulai pencarian mereka, berharap menemukan jawaban yang mereka cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Dan Nafsu Harem Di Samudralaya
RomanceUntuk selengkapnya bisa kunjungi di fizzo dengan judul :gairah nafsu hasrat Harem di kerajaan samudralaya