"Inilah saatnya kita membela istana! Jangan mundur sedikitpun!" ujar Raja Jaya Sagara dengan suara serak."Jaga kedua sisi! Kita harus saling melindungi!" seru Ratu Citra Geni, sambil terus memanah dengan presisi."Jangan takut! Kita kuat, kita mampu menghadapi mereka!" kata Ratri, memberikan semangat pada prajurit yang berada di sekitarnya.Namun, di tengah pertempuran yang keras ini, siapakah yang akan muncul sebagai pemenang? Apakah istana Sagara Geni mampu bertahan dan mengusir para perompak, ataukah kekuatan kegelapan akan menguasai segalanya?Judul: "Pertempuran di Istana: Aditya Mendekati Pintu Gerbang Utama""Persiapkan diri, kita sudah hampir mencapai pintu gerbang!" kata Aditya dengan suara tegas kepada pasukannya yang berada di sekitarnya."Pertahanan terakhir mereka ada di pintu gerbang. Kita harus menghancurkannya!" seru salah satu perompak dengan penuh semangat."Nyalakan api! Kami akan membakar gerbang tersebut!" perintah Aditya sambil mengeluarkan korek api dari saku bajunya.Langkah Aditya semakin mendekat ke pintu gerbang utama istana. Hatinya dipenuhi ambisi dan keinginan untuk merebut kekayaan yang ada di dalamnya. Istana yang megah terlihat di hadapannya, tetapi juga terjaga dengan ketat oleh pasukan istana.Namun, Aditya tak gentar. Ia telah merencanakan serangan ini dengan matang. Pasukannya telah siap dan penuh semangat untuk merebut apa yang menjadi target mereka. Di balik pintu gerbang, kekayaan dan mungkin juga rahasia-rahasia penting menanti."Jangan ada yang mundur! Ini adalah kesempatan kita untuk mengambil apa yang menjadi hak kita!" ujar Aditya dengan suara lantang kepada para perompaknya."Aditya, apakah kita yakin bisa mengalahkan pasukan istana?" tanya salah satu rekan Aditya dengan ragu."Kita sudah mempersiapkan segalanya. Bersama-sama, kita pasti bisa melakukannya!" jawab Aditya penuh keyakinan.Dengan semangat dan keberanian yang tinggi, Aditya melangkah lebih dekat ke pintu gerbang utama. Tepat di hadapannya terdapat rintangan terakhir yang harus mereka taklukkan. Pertempuran sengit akan segera pecah di antara mereka dan pasukan istana. Siapakah yang akan keluar sebagai pemenang dalam pertempuran ini?"Kau berani menantang kekuatan istana? Aku akan menghancurkanmu!" seru Aditya dengan penuh percaya diri sambil mengayunkan pedangnya."Kau hanyalah seorang perompak yang bodoh! Kami akan memastikan kematianmu di sini!" balas prajurit istana dengan nada mengancam."Pedang istana takkan mampu menghentikan tekadku! Aku akan mengubah takdir ini!" kata Aditya sambil menghindari serangan musuh dengan gerakan lincah.Dalam pertempuran yang tak kenal ampun, Aditya berhadapan langsung dengan prajurit istana yang terlatih. Kepanjangan pedang istana beradu dengan pedang milik Aditya yang tajam dan berbahaya. Setiap gerakan mereka penuh keahlian dan kecepatan.Detik demi detik, suara beradu pedang memenuhi udara. Percikan api tercipta ketika baja bertabrakan. Namun, Aditya tidak gentar. Ia melawan dengan penuh tekad dan ketekunan, menghadapi tantangan ini dengan kepala tegak.Prajurit istana dengan berani berteriak, 'Engkau takkan mampu menantang kami!' sambil melancarkan serangan bertubi-tubi."Kemampuanmu tidak lebih dari itu? Aku kecewa!" ejek Aditya dengan senyum mengejek di wajahnya."Mati kau!" bentak prajurit istana sambil mencoba menghujani Aditya dengan serangan bertubi-tubi.Dalam pertarungan yang seru dan mematikan, Aditya terus berusaha bertahan dan mengimbangi setiap serangan prajurit istana. Setiap gerakan dan refleksnya terasah dengan sempurna, membuatnya semakin sulit untuk ditaklukkan.Kepanjangan pedang istana terus beradu dengan pedang Aditya, menciptakan dentingan yang menggetarkan hati. Tapi siapakah yang akan keluar sebagai pemenang dalam pertarungan ini?"Kalian tidak bisa menghentikan aku!" seru Aditya dengan suara menggema di ruangan."Aditya, apa yang telah kau lakukan? Kau telah mengkhianati kami!" pekik Raja Jaya Sagara dengan tatapan penuh kekecewaan."Kekuatan magis yang kau miliki takkan cukup untuk melawan kami!" ujar Ratu Citra Geni sambil mengayunkan pedangnya."Kami tidak akan membiarkanmu melukai kami dengan sia-sia!" bentak Ratri dengan penuh determinasi.Saat itu, Aditya mengungkapkan kekuatan magisnya yang luar biasa. Aura gelap melingkupi tubuhnya, mengisyaratkan kehadiran kekuatan yang tak terkendali. Dalam sekejap, ia menyerang dengan kecepatan kilat, melukai Raja Jaya Sagara, Ratu Citra Geni, dan Ratri.Raja Jaya Sagara terhuyung, merasakan luka yang mendalam. Ratu Citra Geni mencoba mempertahankan diri dengan berbagai teknik tempur yang ia kuasai, namun Aditya tetap tak terkalahkan. Ratri, dengan hati yang berapi-api, berusaha menahan serangan Aditya, tetapi terdesak oleh kekuatan magisnya yang mengguncangkan."Aditya, kau telah berkhianat!" seru Raja Jaya Sagara dengan napas tersengal-sengal."Kekuatan ini adalah anugerah yang aku dapatkan. Kalian tidak akan bisa menghentikanku!" jawab Aditya dengan wajah penuh kebanggaan."Kami akan menghentikanmu, biar pun dengan nyawa kami!" kata Ratu Citra Geni sambil memusatkan energi untuk serangan balik."Percayalah, Aditya, kau takkan pernah menang melawan kebenaran!" tegur Ratri dengan tekad yang tak tergoyahkan.Dalam keadaan yang semakin kacau, Aditya memperlihatkan dominasinya dengan kekuatan magis yang mematikan. Namun, apakah Raja Jaya Sagara, Ratu Citra Geni, dan Ratri mampu menghentikan kegilaan Aditya dan melindungi kerajaan mereka?"Kita berhasil, semua! Istana ini adalah milik kita sekarang!" sorak seorang perompak dengan kegembiraan yang memenuhi suaranya."Siapa sangka kita bisa mengalahkan mereka dengan mudah seperti ini!" tambah perompak lain dengan senyum kemenangan di wajahnya."Istana ini adalah simbol kekuatan kita! Mari kita rayakan dengan pesta yang meriah!" seru pemimpin perompak sambil mengangkat cawan anggur.Pasukan perompak merasa euforia setelah berhasil merebut istana yang dahulu kuat dan megah. Ruangan-ruangan yang sebelumnya dihiasi keindahan dan kemewahan, kini berubah menjadi reruntuhan dan puing-puing yang mencerminkan kehancuran. Tetapi bagi mereka, itu adalah tanda kemenangan yang memuaskan.Perompak-perompak bersorak, memperlihatkan senyum kemenangan di wajah mereka. Mereka merayakan dengan mengangkat cawan anggur dan bersulang atas kemenangan yang mereka raih. Meskipun istana ini kini hancur, namun itu adalah bukti bahwa kekuatan mereka tak terbendung."Kita sungguh luar biasa! Tidak ada yang bisa menghentikan kita!" ucap perompak dengan penuh kebanggaan."Ini adalah hasil dari kerja keras dan keberanian kita semua!" sahut perompak lain sambil mengangguk-angguk."Kemenangan ini akan kita kenang selamanya! Mari kita rayakan dengan pesta yang tak terlupakan!" seru pemimpin perompak, memancing gelak tawa dan sorakan yang riuh di antara mereka.Dalam sorak-sorai kemenangan dan kegembiraan, para perompak merasa tak terkalahkan. Namun, sementara mereka merayakan, apakah ada ancaman yang mungkin muncul dan menggoyahkan kemenangan mereka?"Dewi Kehancuran! Dia telah kembali!" teriak seorang perompak dengan ketakutan yang menguasai suaranya."Kita harus melakukan apa yang dia perintahkan. Hancurkan sisa-sisa istana ini!" perintah pemimpin perompak dengan ketegasan."Tidak ada ampun! Biarkan kekuatan Dewi Kehancuran mengalir melalui kita!" seru perompak lain sambil menghunus pedangnya.Dewi Kehancuran, entitas gelap yang dipuja oleh perompak sebagai sumber kekuatan mereka, muncul kembali di hadapan mereka. Wujudnya yang menyeramkan dan aura kehancuran yang memancar dari tubuhnya menakuti para perompak.Dengan suara serak yang menggetarkan hati, Dewi Kehancuran memerintahkan para perompak untuk menghancurkan sisa-sisa istana yang masih bertahan. Para perompak, yang telah terpengaruh oleh kekuatan magis dewi, patuh dan siap melaksanakan perintahnya."Dewi Kehancuran! Apa yang harus kita lakukan?" seru perompak dengan kepanikan."Ikuti perintahnya! Hancurkan semuanya! Jangan ada yang tersisa!" jawab pemimpin perompak dengan tegas."Kekuatan Dewi Kehancuran akan menghancurkan segalanya! Mari kita menjadi agen kehancuran ini!" seru perompak lain, terpenuhi oleh nafsu untuk menghancurkan.Di bawah perintah Dewi Kehancuran, para perompak berubah menjadi alat kehancuran yang mematikan. Mereka memburu sisa-sisa istana yang masih berdiri, menghancurkan apa pun yang ada di depan mereka. Namun, dalam proses kehancuran ini, apakah ada yang akan berani menantang Dewi Kehancuran dan para perompaknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Dan Nafsu Harem Di Samudralaya
RomanceUntuk selengkapnya bisa kunjungi di fizzo dengan judul :gairah nafsu hasrat Harem di kerajaan samudralaya