03. rumah pt¹

138 27 9
                                    

KOMEN!!!
LIKE!!!
SHARE!!!

HAII SEMUA...
MAAF YAA BARU SEMPET UPDATE

HAPPY READING
❄️

❄️

❄️
______________________________________

Tidak terasa waktu cepat berlalu dan kini matahari sudah tergantikan dengan sang rembulan serta dihiasi bintang yang berkelap-kelip di langit yang gelap.

terlihat saat ini menunjukkan pukul delapan malam ,dan kini Satya sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah yang baginya adalah tempat pemberi lukanya .

" Abang binbin sif Satya udah selesai , Satya pamit mau pulang dulu yaa " pamit Satya pada bintang . bintang yang sedang mengepel langsung saja menoleh ke tempat saat ini Satya berdiri

" Bentar yaa Abang selesaiin ngepel dulu nanti Abang anter pulang cil " balas bintang

" Satya bisa pulang sendiri abangg , rumah kita juga beda arah nanti Abang pulangnya malah kemalaman tauu " balas Satya cepat dan takut merepotkan bintang

" Gapapa jarang-jarang Abang nganterin kamu pulang , ini juga udah malem jadi ga ada ojek yang lewat " balas bintang cepat

" Satya bisa pesen taksi biar cepet sampe rumah juga " balas Satya

" Hufff yaudah hati-hati nanti kalau udah sampe rumah kabarin Abang yaa , awas kalau lupa nanti nggak Abang beliin es krim lagi " balas bintang

" Siap abangg " balas Satya dengan senyum yang terukir apik di bibir pinknya itu

" ....yaudah Satya pamit dulu " lanjut Satya

" Sana keburu tambah malem nanti " balas bintang

" Dadah abangg " balas Satya

" Hm "

Sehabis berpamitan dengan bintang dan dengan banyaknya drama perdebatan, sekarang ia sedang di halte dekat kafe ia bekerja . tadi ia berniat untuk memesan taksi agar cepat sampai tapi ternyata uangnya tidak mencukupi jadi ia akan menunggu ojek saja tapi sedari tadi tidak ada satupun ojek yang lewat .

" aduh udah jam sembilan malam , ini juga kenapa nggak ada ojek yang lewat . Apa Satya lari aja siapa tau nanti di jalan ketemu sama ojek " ucap Satya serta dengan perasaan yang panik .

Setelah itu ia langsung saja berlari melewati trotoar dengan pencahayaan remang-remang , ia terus berlari sekuat tenaga agar cepat sampai ke rumah dan tidak mendapatkan pukulan lagi dari sang ayah . Peluh mulai bercucuran di pelipisnya dan rambut yang mulai basah karena peluhnya.

Sudah cukup lama ia berlari di gelapnya malam tapi tidak ada satupun taksi atau ojek yang lewat ia sudah lelah tapi tidak mungkin untuk berhenti karna malam semakin larut dan sepi ia sesekali melihat jam di pergelangan tangannya dan ternyata ia sudah berlari selama setengah jam , ia terus berlari dan beberapa kali sempat terjatuh karna pencahayaan yang minim dan menyebabkan beberapa goresan di tangan dan lutut kakinya , ia tidak mengurangi kecepatan larinya yang ia pikirkan hanya segera sampai di rumah .

Jarak rumahnya semakin dekat hanya tinggal beberapa meter saja . tidak butuh waktu lama ia telah sampai di depan sebuah gerbang yang sangat mewah dan menjulang tinggi .

Satya masih mengatur nafasnya yang memburu serta mengusap peluh yang ada di pelipisnya .

" Satya capek , tapi Satya keren bisa lari cepat hehe " ucap Satya di sertai kekehan kecil

Tiba-tiba datang seorang satpam dari seberang gerbang

" Den Satya baru pulang? " tanya sang satpam

" Iyaa pak ,Satya baru selesai kerja " balas Satya

" tumben den , biasanya selesai jam delapan . ini udah jam sepuluh lebih atuh Aden " ucap sang satpam

" Tadi susah nyari ojeknya , jadi Satya lari pak " balas Satya

" Astaga aden kenapa nggak nelpon supir biar Aden nggak lari jauh-jauh " ucap sang satpam dengan raut khawatir

" Gapapa Satya nggak mau ngerepotin trus sekalian olahraga pak " balas Satya dengan cengirannya

" Aduh si Aden " ucap sang satpam

" Yaudah pak , Satya masuk dulu yaa nanti keburu tambah malam karna di ajak bapak ngobrol Mulu " ucap Satya. Satya langsung melangkah memasuki gerbang itu

______________________________________

17 - 04 - 2023

584 kata

𝑻𝑹𝑰𝑺𝑨𝑻𝒀𝑨 𝑩𝑨𝒀𝑼𝑵𝑨𝑾𝑨𝑹𝑨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang