"Kenapa lagi lo? masih kepikiran soulmate lo itu?"
"Gue heran aja, biasanya kalau kita ketemu soulmate, mark sign yang kita punya pasti bereaksi atau ada kejadian yang ngembuat kita tau dan sadar kalau kita soulmate kan?"
"Dan anehnya, lo sama sekali gak ngalamin itu semua tapi mark sign lo tiba-tiba aja udah berwarna yang tandanya lo sebenernya udah ketemu sama soulmate lo?"
"Ya. Aneh banget kan? kalau udah kaya gini makin sulit dong gue ketemu soulmate gue? AAARRRGGHHH FRUSTASI GUE SEUNG"
Jay dan Heeseung sedang duduk santai di tribun sambil menunggu teman-temannya yang sedang ganti baju. Mereka merupakan anggota tim sepak bola sekolah. Sore ini, tepatnya pulang sekolah, tim mereka akan mengadakan pertandingan persahabatan dengan sekolah sebelah.
Oleh karena itu, semua anggota tim sepak bola mendapatkan dispensasi dari sekolah, yang artinya mereka tidak akan mengikuti kegiatan belajar mengajar selama dua jam sebelum jam pulang.
Sekarang masih pukul 14.00 itu artinya bel pulang akan berbunyi sejam lagi. Jay dan Heeseung lebih dulu selesai bersiap, mereka menghabiskan waktu sambil menunggu teman-teman mereka dengan duduk dan mengobrol santai di bangku tribun.
"Coba lo inget-inget lagi, siapa tau ada kejadian apa gitu waktu itu" Heeseung mencoba untuk memberi solusi meskipun bukan yang benar benar bisa disebut sebagai solusi. Kalau boleh jujur, kasihan sekali nasib sahabatnya ini, sudah bertemu soulmate yang selama ini dia tunggu-tunggu, namun dia sendiri malah tidak tahu siapa soulmatenya itu. Miris.
"Udah berulang-ulang kali gue ngingetnya Seung, tapi emang gak ada apa-apa di hari itu, gue sama sekali gak ngerasain apapun" ia sendiri pun heran, mengapa bisa begitu, mengapa mark sign nya tiba-tiba berwarna tanpa menunjukkan sesuatu atau petunjuk sama sekali.
Dua minggu sejak mark sign nya berwarna, ia menjalani kegiatan sehari-harinya penuh dengan ketidak fokusan. Bahkan untuk latihan sepak bola pun ia sering mendapat teguran dari Yeonjun sang kapten, yang akhirnya membuat ia berada di bangku cadangan di pertandingan persahabatan kali ini.
"Kalau gitu mau gimana lagi? lo sering-sering aja keliling sekolah, waktu itu kejadiannya sehabis kita latihan kan? pasti soulmate lo itu sekolah disini juga, bisa jadi waktu itu dia lagi nonton kita latihan" okey, kali ini benar bisa dikatakan solusi, terima kasih Heeseung.
Iya juga, kenapa ia bisa melupakan hal itu, ia pusing bagaimana caranya bisa bertemu padahal jawabannya sudah ada disini. Ia lupa kalau waktu itu hanya latihan bukan pertandingan, yang artinya soulmatenya memang berada di sekolah ini.
"Iya ya? ANJIR KENAPA GUE GAK KEPIKIRAN. Thanks Seung" setelah mengucapkan itu, Jay hendak berdiri dari duduknya namun, ditahan oleh tangan kekar milik sang kapten.
"Mau kemana lo? 40 menit lagi mau mulai, tuh anak sebelah udah pada dateng, meskipun lo cuma cadangan hari ini, tapi gue gak mau ada yang ninggalin lapangan tanpa alasan yang logis, dan ini bukan cuma buat Jay, paham lo semua?" Kalau sang kapten sudah bersabda seperti ini, mau bagaimana lagi? lagipula masih ada hari esok, mengapa ia harus buru-buru, semua itu kan memang butuh proses dan kesabaran.
"PAHAM CAPT!" setelah itu mereka mulai melakukan pemanasan dan bersiap untuk bertanding.
-
Sesampainya di rumah, Sunghoon meletakkan sepeda lipatnya di garasi kemudian memasuki rumahnya yang langsung disambut oleh Bi Mimah dengan suka cita. Bi Mimah adalah asisten rumah tangga di keluarganya yang sudah bekerja sejak ia masih berumur 8 bulan.
"Selamat sore Den Sunghoon, Aden mau Bibi siapin makan? Aden pasti laper habis gayuh sepeda dari sekolah" sapaan dan ucapan itu selalu ia dapatkan sehabis dari sekolah, main, bahkan bangun tidur dan akan tidur, Bi Mimah tidak pernah absen untuk mengucapkannya.
Beda sekali dengan orang tuanya, bahkan hanya sekedar menanyai kabarnya saja mereka seakan enggan untuk malakukan itu. Tapi ya sudahlah, setidaknya ia masih memiliki Bi Mimah dan Pak Anto yang menemaninya dikala orang tuanya tidak ada disampingnya.
"Boleh bi, kalau gitu Sunghoon bersih-bersih dulu ya, abis itu aku turun."
"Baik Den, Bibi siapkan makanannya" setelah Bibi menjawab, Sunghoon segera naik tangga ke kamarnya untuk bersih-bersih. Sesampainya di kamar, ia meletakkan tas besarnya di kursi dekat meja belajarnya dan langsung memasuki kamar mandi.
Lagi-lagi Sunghoon menghela nafas di depan kaca kamar mandinya. Mark sign yang ia punya telah berwarna, ia tahu betul itu tandanya ia telah bertemu sang belahan jiwa, dan ia juga tahu betul siapa yang menjadikan mark sign yang semula berwarna abu-abu berubah menjadi biru terang yang sangat cantik.
Bukannya Sunghoon enggan mengakui, namun ia masih sedikit ragu dan takut untuk mengakuinya. Tidak ada seorang pun yang tahu kalau Sunghoon telah bertemu dengan sang soulmate, bahkan Jake yang merupakan sahabatnya. Ia terlalu takut untuk bercerita.
tbc
- ignore the typos [kalau ada]

KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate [jayhoon]
FanfictionKetentuannya, mark sign yang kita punya akan bersinar dan berubah menjadi berwarna jika kita bertemu dengan belahan jiwa. Namun, bagaimana dengan Jay? apakah ketentuan itu tidak berlaku padanya? . . . . . Disclaimer! - 100% fiksi. - bxb. - lil angst...