Setelah pertemuan tak terduga tersebut, keduanya membisu. Tak ada lagi rangkaian kata yang keluar dari masing-masing bibir. Semua rentetan huruf yang telah tersusun rapi tiba-tiba menghilang begitu saja. Pertemuan keduanya menciptakan suasana canggung yang sangat kentara.
Sunghoon yang ingin sekali kabur tapi tak bisa karena kakinya tidak memungkingkan untuknya berlari, Sunghoon sempat kesleo tadi. Sedangkan Jay, dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan sang belahan jiwa hari ini, sepertinya Jay harus berterimakasih kepada sang Ibunda karena sudah menyuruhnya untuk keluar rumah hari ini.
Tak ingin suasana semakin canggung, Jay mengajak Sunghoon untuk naik ke motornya lalu mengajaknya ke apotek terdekat untuk mengobati luka di kaki dan tangan Sunghoon. Sedari Sunghoon naik ke motornya hingga sesampainya mereka di apotek, kepala bulat cantik itu terus menunduk seakan takut kepadanya.
"Selesai, luka lo jangan sampe kena air dulu terus kaki lo yang abis kesleo ini juga jangan dibuat lari-larian dulu, ngerti?" Sunghoon hanya mengangguk menanggapinya. Sepertinya Jay paham mengapa soulmatenya ini merasa takut.
"Gue gak akan maksa lo buat jelasin semuanya sekarang, lo gausah takut, mending kita kenalan dulu kaya orang-orang, gue Jay" Ucapan lembut Jay membuat kepala yang sedari tadi menunduk ke bawah secara perlahan mulai terangkat. Akhirnya Jay bisa melihat wajah manis itu lagi, ooh tuhaann lihatlah, betapa indahnya ciptaanmu ini.
"G-gue S-Sunghoon" Jawabnya sedikit terbata. "Okey Sunghoon, rumah lo dimana? biar gue anter pulang, kaki lo masih sakit kan? gak mungkin lo jalan kaki."
Setelah itu, Jay mengantar Sunghoon pulang tanpa obrolan apapun lagi diantara mereka. Sesekali Sunghoon mengeluarkan suaranya hanya untuk memberi arahan dimana letak rumahnya berada. Sesampainya di depan pagar rumah megah itu, Pak Anto langsung membukakan pagar ketika melihat sang tuan muda bersama dengan temannya?.
Jay langsung memasukkan motornya ke dalam garasi dan memakirkannya disana. Jay juga membantu Sunghoon dari mulai Sunghoon turun dari motornya sampai Sunghoon masuk ke dalam rumah, Jay melakukan itu dengan penuh kehati-hatian dan Sunghoon juga sama sekali tak menolak afeksi yang diberikan Jay.
"L-lo mau langsung pulang?" Sunghoon masih sedikit terbata berbicara dengan Jay, dan Jay tahu soulmate nya ini masih membutuhkan waktu untuk menerimanya. Jay sangat paham, maka dia tak akan memaksa Sunghoon.
"Iya, gue langsung balik aja, inget apa yang gue ucapin tadi jangan sampe kena air dan jangan dibuat lari-larian, semoga kaki lo cepet sembuh." Jawabnya sambil mengusak kepala Sunghoon pelan.
"Makasih..."
"Sama-sama, Sunghoon."
—
Sesampainya di rumah, senyum Jay tak luntur sedikitpun sampai-sampai Bundanya dibuat binggung oleh anak sulungnya ini. "Gapapa kamu kak?" Tanyanya sambil memegang dahi anak sulungnya, mengecek apakah anak sulungnya ini beneran sakit atau tidak.
"Bunda apaan sih? aku gapapa." Mendengar itu Bunda justru semakin curiga, sebab saat kalimat itu terucap senyum yang ditampilkan anak sulungnya ini justru semakin lebar. "Gak yakin Bunda, terus ngapain kamu daritadi senyum-senyum sendiri kaya orang gila?"
"Jahat banget anaknya dibilang kaya orang gila, lagian tadi pagi kan Bunda sendiri yang bilang kalau senyumku gak balik aku gak boleh pulang."
"Yaiya, tapi bukan kaya gini maksud Bunda. Jujur, kamu habis ketemu sama siapa? soulmate mu?" Tepat sekali. Memang ya, feeling seorang ibu tuh gak pernah salah. Jay sedikit terkejut saat mendengar tebakan Bundanya tepat sasaran, dia lupa kalau Bundanya ini memang mempunyai feeling yang bagus.
"Kok bunda tau?"
"Kamu lupa feeling Bunda gak pernah salah? dari kemaren kamu murung terus juga Bunda tau penyebabnya, jadi? mau cerita sama Bunda?" Jay kalah telak dari Bunda. Memang Bundanya ini selalu tau bagaimana harus menghadapi sikap anak-anaknya.
Pada akhirnya, Jay menceritakan semuanya kepada sang Ibunda tercinta. Dari saat dia terkejut mendapati soulmark nya berubah warna namun dia tak tahu siapa yang menjadi soulamtenya, sampai tadi dia bertemu dengan Sunghoon yang ternyata adalah soulmatenya, semuanya ia ceritakan kepada Bunda tanpa terkecuali.
"Kalau sepenglihatan Bunda dari ceritamu barusan, sepertinya soulmate mu itu punya trauma akan hubungan Kak, saran Bunda kamu dekati saja terus dia, temani dia, tunjukin effort mu kalau kamu beneran tulus sama dia."
"Jay paham kok Bun, Bunda tenang aja, Jay akan berusaha buat gak ngecewain Sunghoon."
"Itu baru anak Bunda."
tbc
— ignore the typos [kalau ada]

KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate [jayhoon]
Fiksi PenggemarKetentuannya, mark sign yang kita punya akan bersinar dan berubah menjadi berwarna jika kita bertemu dengan belahan jiwa. Namun, bagaimana dengan Jay? apakah ketentuan itu tidak berlaku padanya? . . . . . Disclaimer! - 100% fiksi. - bxb. - lil angst...