Deru ombak kencang, ketika sang anak mulai bermain ke sana kemari. Pelabuhan itu berjalan dengan banyaknya kapal yang mulai menurunkan barang bawaan mereka.
Berdasarkan pengamatan netra si gadis cilik itu, tak terbendung rasa menenangkan baginya. Ketika mengikuti sang Ayah tercinta membantu di area tersebut. Walaupun, kini ia hanya berdiam diri dengan seorang anak laki-laki.
"Faiza, sampai jumpa besok, ya!" serunya.
Langit senja silir berganti suasana malam. Menunggu kedatangan yang tak pasti, sang Ayah mulai menepuk bahunya. Suara serak mulai memenuhi indra pendengaran anak semata wayangnya.
"Kita akan kembali ke rumah."
Terdengar pilu, sambutan hangat dibalik kata-kata kembali pulang. Sehingga, rapuhlah janji yang telah dibuat oleh kedua anak kecil itu. Ternyata, takdir berkehendak lain.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
🐦 ⬩ Limerence.
RomansaKetika sebuah kata perpisahan menandakan perasaan kasih. Kelak, suatu hari rasa suka itu akan memutar otak yang tak disangka, malah membuahkan afeksi kepada sang petualangnya. Saat terlepas dari kondisi yang begitu memilukan, terlihatlah gambaran se...