03. Guest Room

102 22 4
                                    

Semilir angin berhasil membangunkanku. Angin yang terasa menenangkan dan sejuk itu berasal dari jendela besar tak jauh dari posisiku saat ini. Pun, kedua mataku mengerjap pelan menahan silau cahaya berasal dari arah yang sama.

"hallo, princess.."

Suara itu, aku sangat kenal dengan suaranya.

"bagaimana dengan tidurmu, putri tidur.."

Tubuhku langsung beranjak menatap Sam yang kini mendudukkan tubuhnya tepat di sampingku. Seketika aku tersadar bahwa tidak seharusnya aku berada di dekatnya. Seharusnya aku sudah bersiap pergi menuju negara di mana aku bisa mengumpulkan pundi-pundi uang.

"sorry, princess.."

Kedua alisku mengerenyit tak suka. Sam dengan perkataan maaf nya sungguh membuatku muak.

Tanpa membalas ucapannya, tungkaiku tergerak cepat menuju daun pintu. Sayangnya, lagi-lagi aku kalah cepat dengan dirinya yang kini telah berdiri menghalangiku untuk keluar dari kamar ini.

"Hazelyn.."

"Sam! kau tahu, perbuatanmu menculikku seperti ini sungguh keterlaluan!"

"jadi, kumohon berhenti egois dan biarkan aku menjalani hidupku!"

Sam langsung mendekapku erat, membawa kepalaku tenggelam di hadapan dada bidangnya.

"aku tidak bermaksud egois, Aze. tindakan yang kulakukan ini demi keselamatanmu dan keselamatan kita bersama.."

"keselamatan bersama katamu?!" decihku tak suka sembari mendorong tubuhnya menjauh.

"yang kau lakukan ini hanya demi keselamatanmu sendiri, Samudra!"

"tindakanmu ini justru menghambat diriku! dan sungguh, kumohon stop sampai disini saja kau menahanku!"

Kedua mataku memejam, dadaku yang bergemuruh hebat terasa susah mengatur nafas. Lalu, tak lama dari itu arah pandanganku mengedar melihat jam dinding tak jauh dari ranjang.

"masih ada waktu.." gumamku.

Menghiraukan Sam yang termenung, kepalaku kembali mengedar ruangan itu; mencari sesuatu yang mungkin saja ada milikku yang harus kubawa. Dan yeah, di atas nakas rupanya ada tas jinjing dan ponsel milikku tergeletak bebas.

"dimana koper besarku?" tanyaku tanpa menatap oknum yang termenung kaku di hadapanku.

Merasa tak ada jawaban, nafas beratku kembali berhembus menunjukkan kekecewaanku padanya. Kali ini aku bersedekap dada, menatap tajam Sam yang kini sudah menampakkan raut dingin, bukan lagi raut kaku miliknya.

"Sam.. waktuku tinggal sedikit, bisa kau katakan dimana koper yang kubawa tadi pagi?"































"koper jelek itu sudah kubuang."

Wrote : 30 April 2023Published : 230430

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wrote : 30 April 2023
Published : 230430

21:05 PM

𝐌.𝐎.𝐁 (𝐌𝐲 𝐎𝐰𝐧 '𝐁𝐨𝐲'𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang