Tak terhitung sudah berapa tetes yang terjatuh
Tapi keringat itu terus muncul
Membasahi wajahnya dan hatinya yang rapuh
Mengasah pisaunya yang tumpulTumitnya mencium aspal setiap subuh
Melepuh dibawa sandalnya yang peyot
Pupil tuanya yang menyorot
Dan pembungkus tubuhnya yang lusuh
Ia bawa mengelilingi takdirnya tak kenal waktuBermain dengan waktu
Bermain dengannya selalu
Berteman dengannya tak jemu-jemu
Melawan ketidak pastian dan rindu
Melepas arti dan berlari pergi
Membenci dan kembali lagiKembali lagi ke waktu yang lalu
Menderita selalu bersama sebuah arloji
Menulis ceritanya malu-malu
Sambil melihat arlojinya yang selalu menanti
Menanti sampai tewas merindu
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini
PoetryAdalah seorang anak kecil yang tertusuk dihukum jalan pikirnya sendiri, berdiri amatir menggenggam pena gemetar dan khawatir