Bab 2

15 5 7
                                    

"Dunia ini sempit, makanya cobaannya banyak. Jangan bersusah hati yang penting ambil hikmahnya hehe"

Abyan Rajaksa Putra

»»——⍟——««


Sinar matahari sudah memasuki jendela kamar abyan , kabut semakin menipis dikala   matahari semakin naik ke atas, walaupun begitu tetap saja hawa dingin masih membuat badan abyan menggigil. Dengan selimut yang hangat, Abyan menarik selimutnya sampai ujung kepala. Biasanya di Bandung tidak sedingin ini.

Tok tok tok

Ceklek

"Ya Allah, abyan! Ih kamu mah belum bangun, orang orang udah pada ke pasar, sekolah, lah kamu boro-boro. Bangun gak?! Atau nanti bunda rongsokin motor kamu!" Mendengar motor kesayangannya akan di rongsokin sama bunda, abyan langsung bangun tanpa duduk dahulu. 

"Siap, sedia abyan langsung mandi kanjeng ratu!" Ucap abyan sambil hormat pada bundanya lalu langsung pergi ke kamar mandi. Bundanya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak semata wayang nya. 

Setelah mandi, abyan menggigil kedinginan, Padahal sudah  memakai hoodie dan memakai minyak kayu putih tetap saja kedinginan. Bahkan, Saat sarapan pun abyan masih menggertakan giginya kedinginan, sebenarnya ini dimana sih? 

"Ini jam berapa sih, bun? Kok masih dingin banget airnya?" 

"Noh, jam 9 namanya juga air gunung,aa" Bunda menunjukkan jam di dinding, Membuat abyan memutar tubuhnya melihat jam. 

"Wah, kalo di bandung udah panas ini. Yaudah mumpung masih jam segini, aa mau pergi jalan jalan sekitar sini yak?" Permintaan abyan membuat bundanya tidak yakin, kalau nanti dia nyasar gimana? Dia kan baru datang belum tau daerah sini. 

"Eh Eh Ehh, nanti kalau kamu nyasar gimana? Nanti bunda susah nyarinya" Teriak bunda sambil nada khawatir. 

"Gimana kalau kamu bareng Galen aja? Tetangga sebelah. Lebih muda dari kamu 2 tahun" Tawaran bunda nya membuat abyan setuju saja, kalau beneran nyasar kan jadi masalah, bisa bisa bunda bawa orang sekampung buat nyari dirinya.

Kebetulan Galen sedang di luar, bunda langsung memanggil Galen untuk menemani Abyan jalan jalan. mereka kini sedang berjalan santai sambil menyapa beberapa orang lewat, ada ibu-ibu habis dari pasar,anak remaja dan bapak petani sedang membajak sawah. Mereka berbincang bincang mengenai daerah sini, sekolah, hobi dan.. Kemala(?) 

"Kayaknya lo punya kakak perempuan deh? Kok gue gak pernah liat dia keluar?" Tanya abyan, kemarin sempat melihat kearah jendela yang terdapat sosok perempuan seumuran dirinya.

"Iya, mas. Kakak saya memang jarang keluar rumah, kadang keluar cuman ada keperluan saja." Kata kata Galen terlalu formal untuk abyan, abyan mengerutkan dahinya kesekian kalinya. 

"Kan gue udah bilang, jangan formal begitu. Gue jadi gak enak, Panggil nama aja, gue gak setua itu buat di panggil mas mas" Abyan menepuk-nepuk punggung Galen beberapa kali, sehingga membuat ia terkejut.

"Iya, abyan" dengan kaku Galen hanya bisa mengikuti kata Abyan saja.

"Gitu dong" Abyan terkekeh kecil membuat Galen ikut terkekeh. 

Berjalan mendekati area sawah, mereka melihat beberapa petani dan nenek nenek yang sedang menyirih maupun merokok. "Gue kaget loh, disini nenek nenek pada ngerokok, kalah gue." Ucapan abyan membuat Galen hanya bisa terkekeh kecil.

"Disini mah gak usah kaget, yan. Ibu ku aja ngerokok kok, tapi pas bapak lagi kerja." ucapan Galen membuat Abyan kaget bukan main, bunda nya aja gak sampai kayak gitu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memories Town HallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang