chapter 7

618 49 21
                                    

Aamon masih merenungi Xavier kenapa ia memperlakukannya dengan sangat baik, berbeda dari orang orang yang sudah dibeli, dari info majikannya, katanya orang orang tersebut di perlakuan lumayan buruk ada yang dijadikan babu ataupun anjing suguhan. Ada juga dijadikan sebagai pemuas nafsu. 

Tapi Xavier- " mungkin nasib baikku saja" batin Aamon sedikit tersenyum tipis melihat jalanan, mobil juga sepeda motor yang berjalan lebih cepat.







































































Mereka berdua pun akhirnya sampai di rumah sakit, Aamon hanya memandangi tempat tersebut sepertinya ia pernah kesini bersama seseorang, tapi setelah di ingat ingat itu hanya menambah beban pikirannya saja, jadi Aamon menepis pikirannya tersebut. 

Xavier pun keluar dari mobilnya dan melihat Aamon yang tengah memandangi gedung rumah sakit tersebut, ia lalu tersenyum tipis, berjalan ke arah Aamon menepuk pundaknya. 

" Udah jangan ngelamun ayo" ucap Xavier dengan tangannya masih memegangi pundak Aamon sambil berjalan menuju ruang resepsionis rumah sakit untuk mengambil no antrian. 

Aamon dan Xavier masuk ke dalam ruangan tengah resepsionis terlihat sangat banyak sekali orang orang yang sedang mengantri untuk bergiliran, setelah mengambil no antrian Xavier lalu menggandeng tangan Aamon ke sebuah tempat lain yang agak berbeda dan terlihat dituliskan specialis umum.

Xavier duduk di kursi antrian paling depan dengan Aamon yang juga ikut duduk di sampingnya, sambil memperhatikan orang orang yang berlalu lalang di depannya, sesekali ia juga mencium bau obat, hawanya lumayan dingin tapi tidak sedingin AC. 

" Terus ngapain?" Tanya Aamon bingung menoleh kearah Xavier. 

" Yaaa di tunggu ini no antriannya, no 23" jawab Xavier memberikan no antrian yang ia bawa tadi kepada Aamon. 

Aamon menerimanya lalu melihat secarik kertas tersebut yang hanya bertuliskan angka juga tulisan tulisan kecil lainnya yang tidak bisa ia baca, walau Aamon tidak mempunyai masalah apapun di bagian mata, setelah melihat cukup detail ia hanya mengganguk mengerti lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Xavier. 

Xavier tersenyum melihat Aamon yang begitu imut baginya jika bersandar pada pundaknya seperti ini, tapi ia selalu kepikiran dengan omongan ibundanya, hanya waktu satu tahun.. ia lalu menggelengkan kepalanya menepis semua pikiran yang ada. 

Ia lalu ikut menyandarkan kepalanya pada Aamon yang ternyata sudah tertidur karna hawa hangat juga dingin bercampur membuatnya mengantuk.

Beberapa menit kemudian. 

Xavier yang tadi sempat terbangun karna agak terganggu dengan suara kaki orang orang yang berjalan, karna itulah ia bermain hp,berbeda dengan Aamon ia masih tertidur pulas. 

Antrian no 23" panggil sang suster. 

Xavier lalu tersadar dan membangunkan Aamon, Aamon yang di bangunkan hanya menurut untuk berusaha bangun, ia memegang tangan Xavier untuk berjalan masuk ruangan. 

Baru masuk suasana ruangan langsung dingin menusuk kulitnya, hingga membuat Aamon sedikit menggigil. 

" Silahkan berbaring tu-" 

" Loh Xavier?" Ucap dokter tersebut yang sepertinya mengenal Xavier. 

" Loh Natan ya?" Jawab Xavier. 

" Iya, udah lama ga ketemu sumpah gimana kabar lu dan ini siapa?" Tanya Natan menunjuk kecil kearah Aamon yang matanya masih sayu. 

" Oh ini, kenalin dia Aamon" 

Xavier x Aamon Mlbb Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang