Bell berbunyi dengan keras menandakan jika sudah saatnya masuk. terlihat seorang gadis bernama lila dia memasuki kelasnya dan di sambut dengan hangat oleh sang sahabat bernama Alvias yang diam diam bersembunyi di balik pintu "BAAAA!!" kata Alvias sambil lompat dari tempat persembunyiannya untuk mengkagetkan lila "Alvias!! kamu membuat ku kaget saja..." kata lila dengan kesal Alvias selalu menjahili lila ya sebagai teman saja dan lila terkadang kesal dengan tingkah laku sahabatnya itu "maaf gorila galak hahaha" kata alvias sambil sedikit mengelus rambut sahabatnya "ihhh apaansih gausah ngelus ngelus aku alergi di elus monyet hahaha" lila pun tertawa terbahak bahakdengan nada mengejek Alvias, Alvias yang mulai kesal pun hanya bisa membuang nafas yang panjang sambil menatap sahabatnya itu. Tanpa mereka sadari sang guru dari tadi berada di belakang mereka "sudah selesai pacarannya?" kata sang guru anak anak lainnya juga ikut memanas manasin mereka, akibat hal tersebut muka lavias dan lila memerah dan langsung duduk di bangku masing masing "aneh... baru kali ini hatiku berdebar sangat kencang di dekat monyet itu biasanya engga" kata lila dalam hati dia sudah lama merasakan perasaan ini tetapi dia tidak mau berpikir aneh aneh karena Alvias adalah sahabatnya dan akan selalu menjadi sahabatnya. lagipula pasti Alvias tidak akan menyukainya jadi buat apa repot repot untuk mengejarnya.
Bell berbunyi untuk yang kedua kalinya menandakan saatnya istirahat pertama Alvias langsung pergi ke lila untuk mengajaknya ke kantin bareng "Lila skuy kantin bareng" lila menatap ke arah sahabatnya dan mengangguk alvias langsung menarik lila ke kantin bareng dia "....Mengapa aku merasa senang jika bergandengan tangan dengan gorila galak ini" kata alvias sambil memegang tangan Lila hal ini sedah terbiasa terjadi di antara mereka, bergandengan tangan, berpelukan, merangkul satu sama lain, itu semua sudah hal biasa mereka tidak mempermasalahkan itu sama sekali hanya saja semenjak kejadian dengan pak guru tadi pagi entah mengapa rasanya beda. tetapi Alvias tak terlalu mempedulikan hal itu dan terus menatap lila dengan tatapan lembut sambil membawa sang 'gorila galak' ke kantin bareng dia. Bukan hal baru lagi saat semua adik kelas menatap mereka bukan sebagai sahabat rata rata dari mereka mengira jika mereka pacaran. beberapa adik kelas juga sedikit cemburu dengan kemesraan mereka berdua tetapi Lila dan Alvias selalu menghiraukan tatapan tatapan dari adik kelas itu.
Tetapi ada dari salah satu adik kelas yang ternyata menyikai Alvias perempuan itu bernama Liona. Liona menyukai alvias sejak lama sekali tetapi dia selalu tidak berhasil mendekati si Alvias karena Lila. Hubungan kedua sahabat itu tentusaja membuat si Liona cemburu tetapi hal itu tidak memadamkan perasaan Liona kepada Alvias. Liona selalu mencari cari kesempatan untuk mendekati Alvias dengan cara apapun hingga dia masuk ke tim basket perempuan demi bersama Alvias meski Liona di kabarkan memiliki pernafasan yang lemah tetapi dia tetap memaksa agar dapat bersama pujaan hatinya yaitu sang kakak kelas Alvias.
Waktu pun mulai berjalan dan hubungan Lila dan Alvias semakin dekat dan dekat tanpa mereka sadari mereka mulai menumbuhkan benih benih cinta tetapi keduanya sama sama tidak ingin mengorbankan pertemanannya demi suatu hubungan yang akan membuat mereka menjadi asing kedepannya. Semua berjalan dengan baik baik saja sebelum ada anak laki laki baru masuk di kelas Alvias dan Lila cowok tersebut bernama Theo dan ternyata Theo adalah teman masa kecil Lila yang baru balik di luar negri tentu saja lila bahagia melihat sahabat masa kecilnya balik dan karena lila dan Theo sudah mengenal satu sama lain akhirnya lila di tugaskan untuk mengantar Theo berkeliling sekolah tentusaja bukan hanya berjalan berdua melainkan di temani Alvias juga mereka sudah bagaikan lem yang tak bisa di pisahkan di manapun lila pergi di situ akan selalu ada Alvias maupun sebaliknya tetapi karena kehadiran Theo membuat si Lila banyak bicara dengan Theo lagi pula Theo adalah sahabat masa kecilnya yang sudah sangat lama meninggalkan indonesia jadi tidak ada salahnya bukan jika menghabiskan waktu lebih lama dengan teman masakecilnya. dan di belakang mereka ada Alvias yang sedikit cemburu melihat kedekatan mereka dia sedikit panas tetapi dia memendamnya lagipula dia siapanya lila kan hanya sekedar teman tidak kurang dan tidak lebih karena tidak bisa menahan kecemburuannya Alvias pun ijin ke Lila untuk pergi dengan kata kata 'mau ke kantin' mendengar perkataan Alvias Lila pun mengangguk kepalanya lalu Alvias pun pergi dari mereka. Dia pergi ke lapangan basket di lantai atas sekolah sambil meluapkan kecemburuannya tanpa Alvias sadari di sana kebetulan ada adik kelasnya Liona yang lagi di lapangan itu "kak...? lagi apa di sini?? mana teman kakak kok dengaren sendirian" ucap adik kelas itu ke Alvias mereka jarang mengobrol itupun mengobrol jika ada perlunya saja "teman? ohh si Lila, dia lagi bersama murid baru sii.. siapadah namanya... oh ya si Theo. Kamu sendiri ngapain di sini?", "ohh saya lagi cari angin doang kak... gak ngapa ngapain." mereka hening sebentar sebelum Liona kembali bertanya "itu kak tadi saya lihat kakak sepertinya lagi emosi, kalo saya boleh tau emang kenapa?", "oh gapapa kok hanya masalah perasaan saja hahaha, Oh BTW gausah pake saya anda itu terlalu formal bakai saja bahasa sehari hari saja", ".... baiklah kak aku mengerti, tapi kalo kakak ada masalah cerita aja sama aku, aku pendengar yang baik kok". Alvias yang memang tidak punya teman bercerita mulai bercerita kepada si Liona tentang semuanya pada si Liona, Liona pun pahan tentang situasi kakak kelasnya dia langsung menyemangati kakak kelasnya yang ia sukai itu meski ada rasa sakit di dalam hati Liona mengetahui kakak kelas yang ia sukai benar benar menyukai perempuan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah anak remaja
Randomsebuah cerpen remaja yang dari pertemanan, kisah cinta, perpisahan, hingga kehidupan baru dan lain lainnya setiap bab memiliki kisahnya masing masing. warrning! banyak typo kalo rada cringe dan gak jelas maaf soalnya masih pemula