sang penyair [azrealon x reader]

623 55 9
                                    

Req from: @namikxaze

[AU]
- writers! Azrealon AU
- Modern! YTMCI AU

Enjoy ygy

***

Gedung besar itu sunyi, hanya tersisa bunyi kertas yang di balik Atau bunyi ketikan keyboard. Bau buku tercium pekat, yang membuat beberapa orang tenang lepas aroma tersebut masuk ke dalam hidung. Rak-rak Besar berisi buku tersusun rapih. Seorang pemuda berambut biru itu duduk tenang. Tangannya menari dengan tinta yang tumpah di atas kanvas putih miliknya. Sesekali ia berhenti, manik lautnya menerawang menembus jendela gedung. Memperhatikan kegiatan insan lain di luar gadung sembari kepalanya riuh memikirkan agar lampu ide dapat menyala.

Perang dalam kepala membuatnya tak sadar ada manusia lain yang duduk bersamanya di meja yang sama. Dia adalah seorang wanita. Mungkin seumuran dengannya
"Boleh aku duduk disini?" tanya sang wanita. Pemuda itu menoleh, berenang naik dari perdebatan di dalam batin
"Iya, boleh" wanita itu duduk tepat di depannya. Lalu membuka buku dan menaruhnya di atas meja. Manik (e/c) sang wanita fokus membaca rangkaian kata di atas kertas. Pemuda bermanik laut itu lupa soal perdebatan di dalam batinnya, dia memilih memperhatikan sang wanita yang takzim membaca
"Kamu juga suka membaca buku karya Dee lestari?" tanya pemuda bermanik laut. Membuat sang wanita berhenti melapalkan kalimat di atas kertas dalam batin
"Iya, karya Dee lestari adalah salah satu karya yang paling bagus menurutku"

sekarang, pemuda bermanik laut dan sang wanita asik mengobrol. Mereka memiliki banyak kesamaan
"Oh iya, aku belum mengenalkan diri. Azrealon, panggil saja azre" pemuda bermanik laut mengulurkan tangan
"Aku (name) (surename), panggil aku (name)" sang wanita menerima uluran tangan sang pemuda. Resmi sudah 2 insan ini berteman.

***

Esok hari, 2 manusia itu kembali bertemu. Masih di tempat yang sama. Kali ini, (name) duduk di samping azre. Melihat pemuda itu dengan lihai menyusun kata dan merajut kalimat di atas kanvas putih
"Sejak kapan kamu suka menulis?"
"Sejak umurku 13 tahun atau bahkan lebih muda dari itu" (name) mengangguk, ia meminjam buku tulis milik azre. Hendak melihat koleksi tulisan azre. Mulutnya menganga membaca tulisan azre
"Ini keren banget! Puitis sekali, aku suka" manik azre membulat lalu tersenyum. Untuk pertama kalinya, seseorang memuji tulisannya.

Hari ke hari mereka lebih sering bertemu. Bukan cuma di gedung penuh buku, mereka juga bertemu di tempat lain. Kadang di taman, kadang di cafe. Dipertemuan itu, mereka selalu membahas buku atau tulisan azre. (Name) menawarkan diri menjadi partner menulis azre. Menggali ide baru untuk tulisan azre. Azre tidak masalah, ia sendiri terbantu oleh (name). Kecintaan mereka terhadap buku dan sastra membuat hubungan mereka semakin erat. Selain kecintaan terhadap buku dan sastra, tumbuh pula kecintaan mereka terhadap satu sama lain.

"Lu kenapa senyum-senyum sendiri zre?" rafel, teman azre mengangkat sebelah alis. Heran dengan temannya yang sedari tadi senyam senyum sendiri sambil menulis diatas kertas. Azre yang baru sadar dari dunia di kepalanya menoleh pada rafel
"Salah kah kalau senyum?" rafel tepuk jidat. Lalu ia mengintip tulisan azre yang ternyata sebuah puisi. Membaca sajak dalam puisi, rafel sadar itu puisi yang berisi sajak romantis
"Lu mau nembak cewek?" manik laut azre membulat, Sapuan merah muncul di pipi. Ia juga membuang wajahnya ke arah lain. Rafel yang melihat tingkah azre membuat senyum mengembang di wajahnya. Ide jahil melintas di otaknya
"Kenalin dong ke gue, gue mau liat dia gimana orangnya" mata azre melotot, tidak sudi memperkenalkan pujaan hatinya ke lelaki seperti rafel. Asal kalian tau, Rafel ini di kenal sebagai 'gitaris pemikat hati'. Banyak kaum hawa yang suka sama rafel karena kemampuannya bermain gitar dan memang wajahnya yang tampan. Kalau (name) jadi suka sama rafel gimana? Lalu ninggalin azre? Duh, bisa gawat!

"Santai zre, gak usah melotot" rafel sedikit kaget melihat reaksi azre yang kesal. Azre kembali menatap kertas dengan gores abu-abu di atas nya. Otaknya mendadak macet, tak lagi mengeluarkan ide.

***

3 juli, hari sastra nasional

Azre tengah duduk di salah satu meja cafe tanpa tenang. Tangannya menggenggam secarik kertas dan bunga. Jantungnya berdegup cepat sedari tadi. Kakinya tak bisa diam, terus bergerak cepat menghentak lantai cafe. Sesekali menghela napas gugup. Tak jarang ia melirik kearah pintu masuk cafe, menanti sang pemenang masuk ke dalam.

10 menit menunggu, yang di idamkan datang. Dia menyapa azre ramah, azre membalas, tapi lebih kikuk dari biasanya. Dunia mereka di buka dengan memesan makanan dan mengobrol ringan
"Eum, (name)" cicit azre. (Name) mengedipkan mata, azre terlihat lebih canggung dari biasanya. Azre menghela napas untuk kesekian kalinya. Lalu dengan gemetar ia serahkan kertas pada (name). (Name) membuka kertas dan membaca rangkaian huruf di dalamnya.

Lepas membaca, mata (name) membulat dan melihat azre yang memegang bunga
"Jadi, apa jawaban mu?" tanya nya dengan wajah memerah. Hening menyambut sesaat sebelum (name) membuka tas kecilnya. Kemudian ia ambil kertas dan pensil. Lantas pensil itu menari di atas kertas. Merangkai tiap rasa di hati. 15 menit terasa lambat bagi azre. Perasaan nya tak tenang. Jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

Azre membaca hasil tulisan (name) dan setelah selesai Ia tutup wajahnya dengan tangan. Malu dan senang menguasai. Entah bagaimana ia akan mendeskripsikan perasaannya saat itu. Bahkan semesta pun tak dapat menjelaskannya
"I-ini buat kamu" senyum tercipta di wajah (name)
"Hehe, azre lucu" (name) mengusak surai biru azre. Membuat pemiliknya semakin senang dan salah tingkah. Semesta menyatakan bahwa dua anak adam telah resmi merajut cinta dalam jiwa.

***

Puisi Azre untuk (name):

Untuk mu, yang sempurna
Yang Indah bagai nirwana
Yang Hangat lebihi mentari
Yang Berharga lebihi berlian

Wahai, Kau pelukis yang lihai
Buat aku tak lagi lihat warna monokrom
Apa yang telah kau buat
Menjadi kupu-kupu yang penuhi raga
Engkau bagai lentera diantara gulita
Yang usir takut dengan besarnya binar api

Wahai, kau benar sakti
Buat waktu berhenti
Beri aku peluang untuk mengagumi mu lebih lama
Buat waktu berselang lambat
Beri aku cobaan dalam rindu

Yang mulia,
Terimalah sajak ini dariku
Jika nanti Pemilik perasaan ini hanya aku
Jadikan ia sebagai kenangan
Yang selalu engkau simpan rapih dalam akal
Namun, jika kau pun pemilik rasa itu
Balas lah dengan rangkaian kata indah penuh makna
Biar ku ucap dalam batin jawaban darimu

Maaf bila ku sampaikan lalui sajak diatas jeluang
hamba terlalu pengecut tuk biarkan lisan keluarkan kata
Semoga semesta memberi restu pada dua insan ini

- Azrealon, sang penyair yang coba serukan gemuruh cinta dalam hatinya

***

Puisi (name) untuk azre:

Kau, sang penyair
coba ungkap rasa cinta yang disimpan sendiri
Lewat warna sajak dan majas
Kan ku beri jawaban ku

Aku pun sama, sang penyair
Rasa itu pun ada, tumbuh subur disana
Bahkan merekah bak bunga di musim semi
Dari banyaknya insan di dunia
Kaulah yang berhasil menang
Meraih tempat pertama di hati

Sastra seolah mempertemukan kita
Takdir pun berseru mendukung
Tak henti aku berterimakasih pada semesta
Karena telah menyatukan kita

- (name), sang putri yang cintanya tak bertepuk sebelah tangan

THE END



HUWAAAAAAA AKHIRNYA SELESE. Buat yang req alvin x reader mohon bersabar. Kenapa aku nyelesein yang ini dulu? Karena untuk oneshoot alvin aku kehabisan ide. Sementara ide melimpah di oneshoot ini. Mungkin karena aku juga suka sama azre kali ya jadi banyak ide :v

Itu aja yang mau aku sampein
Jangan lupa vote dan komen kawan!

🍀author rennai🍀

YTMCI X READERS (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang