troublemaker [ledib x reader]

833 65 4
                                    

Req from @Far_Ch

[AU]
school! AU

(Name) POV

Enjoy weh!

***

Matahari muncul perlahan dari timur, sinarnya menyirami bumi serta mahluk yang ada di dalamnya. Aku Tengah duduk di ruang makan sembari menyantap sarapan pagi. Lengkap dengan seragam dan atribut sekolah. Ini adalah hari pertama aku bersekolah di sekolah baru. Sebelumnya, aku berasal dari luar kota. Kemudian kami pindah Karena suatu alasan
"(Name), lelet sekali makannya, ayo cepat!" seru kakakku yang tengah memakai sepatu di depan pintu
"Iya, bacot banget sih" balas ku kesal. Dengan cepat amu menyambar tas ku dan naik keatas motor yang sudah menyala. Di depan, kakak memegang stang motor sebagai pengemudi. Selepas duduk di jok, kakak memacu motor cepat.

Pagi itu jalanan padat. Sangat padat. Bau asap knalpot tercium pekat. Semoga aku tidak terlambat karena kemacetan yang menyebalkan ini. Dengan gelisah menguasai, aku tetap berharap aku tak terlambat. Kakak di depan juga sepertinya tengah menahan kesal. Mungkin, saat pulang dia akan menyalahkan ku karena lelet memakan sarapan. Yang membuat kami berdua terjebak kemacetan.

Untung semesta memberikan ku kesempatan, gerbang sekolah masih di buka. Aku buru-buru turun dari motor lantas berlari meninggalkan kakak yang misuh-misuh karena masih sebal dengan kemacetan dan karena aku lelet memakan sarapan. Aku berlari menuju ruang kantor, hendak bertanya dimana letak kelasku. Tapi, semesta mempermainkan ku. Aku tak sengaja menabrak seseorang. Sepertinya laki-laki. Rambutnya putih, kain berwarna ungu pucat melingkar di kepalanya, matanya yang berwarna senada menatapku kesal
"Kalau jalan lihat-lihat dong!" serunya. Aku membungkukan badan dan balas berseru
"Maaf!" lalu lanjut berlari.

Di ruang kantor aku bertemu dengan beberapa guru yang salah satu nya adalah wali kelas ku, ms.pie. beliau juga adalah guru mapel bahasa inggris untuk angkatan ku. Dia dengan senang hati mendampingiku menuju kelas. Sembari berjalan, kami berbincang ringan. Saling mengenal.

Kaki ms.pie berhenti di depan pintu kelas dengan palang bertuliskan "A-11"
"Kamu tunggu diluar ya" aku mengangguk. Ms.pie masuk membuka pintu kelas. Aku diam mematung menunggu ms.pie membuka kan pintu kembali. Untungnya tidak memerlukan waktu lama. Aku masuk kedalam kelas. Rasanya canggung, semua mata tertuju pada ku. Aku memperkenalkan diri di kelas, semua menyambut ku dengan baik. Tapi, ada sesuatu yang mengacaukan perasaanku. Orang yang tadi ku tabrak berada di kelas yang sama denganku! Sialnya lagi, aku duduk sebangku dengan nya.

***

Bel berbunyi nyaring membuat semua murid berhamburan keluar kelas. Hendak pergi ke kantin atau tempat lain. Beberapa memilih menetap di kelas. Salah satu murid perempuan mendekat ke mejaku. Memperkenalkan dirinya dengan nama vania. Ia kemudian mengajak ku pergi ke kantin
"Btw, yang duduk di sebelah gue itu siapa?" tanyaku dalam perjalanan ke kantin
"Dia ledib, si anak bermasalah. Lebih baik, lu gak cari masalah ama dia kalau gak mau masuk BK" jawaban vania membuat ku bergidik ngeri. Mana tadi pagi aku sempat menabraknya.

Kami sampai di kantin. Dengan segera memesan dan memilih tempat duduk. Saat kami duduk, ledib datang bersama teman-temannya. Vania menatap galak mereka
"Gak! Kami udah disini duluan" bentak vania mengusir ledib dan teman-temannya yang hendak merebut meja kami. Ledib menatap ku dengan tatapan menyelidik. Membuatku takut menatap balik
"Kan kalian bisa cari meja lain" lawan salah seorang teman ledib. Matanya kuning menyala, rambutnya coklat, seragamnya berantakan
"Harusnya kalian yang cari meja lain! Udah kalian ganggu, pergi sana!" pemuda itu berdecih kesal. Lantas meninggalkan kami
"Liat, mereka itu anak bermasalah yang menyebalkan" ucap vania misuh-misuh, masih kesal dengan para berandalan. Aku hanya mengangguk.

***

Sudah 2 bulan aku bersekolah disini. Tidak ada hal yang mengejutkan 2 bulan itu. Aku belajar dengan baik dan menjadi anak berprestasi. Tapi, ada satu hal yang mengubah semua itu. Mendadak, aku menjadi tutor ledib. Iya, kalian tidak salah dengar. Awalnya aku juga mengira bahwa aku salah dengar. Namun, telinga ku sehat-sehat saja. Ya ampun dunia, ini tidak lucu. Pada akhirnya aku menerima tawaran itu karena terpaksa. Pak spaceboy memohon padaku agar aku menerima tawarannya. Karena aku tidak enak kan, jadi ku terima saja.

Hari pertama, semua kacau. Aku menunggu anak itu di kelas. Saat datang, raut wajahnya sangat tidak bersahabat. Aku menelan ludah kasar
"Jadi lu tutor gue?" tanya nya dengan tatapan tajam. Aku mengangguk. Lalu ia duduk tepat di depanku. Memandang buku paket dan buku tulisnya malas. Aku langsung mulai mengajari nya. Tanpa bertanya apa pun soal dirinya, lagi pun aku tidak tertarik dengannya. Siapa sangka, dia memperhatikan, sesekali bertanya soal bagian yang tidak ia mengerti. ia juga tidak banyak protes ketika ku suruh mengerjakan latihan
"Gue cuman pengen cepet selese, bukan karena hal lain" ucapnya seolah membaca pikiranku. Aku balas mengidik bahu.

Sore semakin matang, bola kuning itu perlahan tenggelam di tengah gedung tinggi. Aku menutup buku, mengakhiri sesi hari ini. Aku dan ledib berjalan beriringan ke arah gerbang sekolah. Hening mengisi dan menjadi tembok diantara kami. Lalu ledib berhenti di parkiran sekolah, mengambil motornya. Sementara aku terus berjalan lebih cepat, kakak menunggu di depan. Dia bilang kalau aku berjalan lambat seperti siput di telepon. Kakak sialan
"Besok bakal ada sesi lagi?" tanya ledib yang sudah naik ke motor nya. Aku mengangguk
"Baiklah, sampai jumpa" aku berhenti, saat menoleh, ledib sudah memacu motornya pergi. Anak berandalan bisa mengucap salam juga?

***

Hari berganti. Sesi berikutnya dimulai. Sama seperti kemarin, hanya ledib lebih banyak bertanya daripada kemarin. Terkadang, ia juga mengajakku mengobrol. Membawa pergi hening yang tercipta bersama angin yang berhembus dari luar. Dia orang yang menyenangkan, walau aku masih sedikit kaku berbicara padanya. yah, aku hanya perlu menyesuaikan diri.

semakin sering kami bertemu, kami semakin sering berinteraksi. bahkan di luar sesi tutor. ledib terkadang menarikku untuk bolos saat pelajaran matematika atau fisika. tentu aku menolak, lantas menaboknya dengan buku atau menjitaknya. ledib bilang, aku suka mengoceh. padahal ia mengira aku adalah orang yang pendiam. kami juga kadang pulang bersama, naik motor ledib. menikmati angin senja menerpa ketika motor melaju dijalanan. menyenangkan. selain menyenangkan, ada sesuatu yang berubah dariku. rasa lain yang bermuara dalam hati.

semua bermula ketika aku sedang memperhatikan ledib saat sesi tutor. Mata ungu pastelnya mengkilat sempurna. Saking serius nya memperhatikan, ledib yang memanggilku tak dapat ku dengar. Tenggelam dalam pesona sukmanya. Aku sedikit tersentak kaget ketika ledib menaruh tangannya di pipiku, menyadarkan ku dari lamunan. Aku bisa rasakan wajahku memanas. Jantung ku berdetak cepat. Sensasi yang sudah lama tidak ku rasakan beberapa tahun terakhir
"Lu gak papa?" tanya ledib kebingungan melihat reaksiku. Aku mengangguk gugup.

Sejak saat itu, setiap kali ledib melakukan kontak langsung seperti mengacak rambut, memegang tangan, atau aku yang menarik jaketnya ketika naik motor, membuat pipiku menghangat. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu terbang didalam perutku. Kakak bilang, aku sedang jatuh cinta. Masa sih aku jatuh cinta pada si pembuat masalah?
"Percaya atau tidak, jika memang kenyataannya begitu maka biarlah" aku menghela napas, aku masih tidak terima kenyataan mengenai perasaanku pada ledib.

besok pagi, di sekolah. aku terus memperhatikan ledin tanpa sadar. saat mata kami bertemu, ledib memalingkan wajah lebih dulu
"Lucu" ucap batinku. kenapa ledib bisa selucu itu?! Aku kan jadi makin suka. Eh- baiklah, aku jatuh cinta pada berandal imut satu ini.

THE END











Holla! Hehehe, sudah berapa abad saia tidak muncul ya 🗿
Btw, ARE YOU READY FOR RAMADHAN?!
Gak sabar euy, bismillah manusia penuh dosa satu ini bertobat.
Itu aja sih yang mau ku sampein!

Jangan lupa vote dan komen kawan
🍀auth rennai🍀

YTMCI X READERS (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang