O2: Beginning

3 5 0
                                    

Do not sleep at class.

Kali ini Naka datang kesekolah tepat pukul 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini Naka datang kesekolah tepat pukul 6.45 seperti hari hari biasanya. Ia bersenandung kecil menyusuri koridor sekolah yang masih sepi.

Sesampainya Naka dikelas, ia disambut dengan Jiro yang menghapus papan tulis. Jiro memang bukan ketua kelas, sekretaris, atau orang dengan peran penting lainnya dikelas, tapi satu kelas pun tau bahwa Jiro adalah orang yang sangat disiplin.

Naka mengedarkan pandangan, takjub pada kondisi kelas yang rapi seperti pagi sebelum sebelumnya, dilihat dari tatanan kursi dan meja yang begitu teratur.

“Berangkat pagi terus, engga capek?” Naka berjalan kebangkunya disebelah Jiro.

Jiro menepuk tangannya, membersihkan sisa debu. “Udah kebiasaan.”

“Hari ini ada ulangan harian sejarah, lo udah belajar?” Jiro berjalan kearah bangkunya, duduk disebelah Naka yang kini memandangnya dengan tatapan, seriusan?

Jiro mengangguk mutlak. “Belajar gih. Gue ga mungkin ngasih contekan terus ke lo.” Jiro menarik keluar buku catatan sejarahnya.

“Ini, baca ini, kalau perlu salin ulang. Tadi malem gue baru selesai ngerangkum materi yang diajarin minggu lalu, memang ga serapi rangkuman lo, tapi lengkap kok.” Tutur Jiro.

Naka mengangguk patuh, mengeluarkan buku catatan sejarahnya, mulai menyalin catatan Jiro.

Selaku teman sebangku Naka selama tiga tahun berturut turut, Jiro mengagumi betapa tekunnya Naka dalam belajar, sekalipun itu adalah mata pelajaran yang paling Naka tidak sukai, sejarah.

Jika ditanya kenapa catatan Naka selalu lengkap padahal dia tidak suka pelajaran sejarah, laki laki itu dengan lugas menjawab, “Tidak suka bukan berarti membenci.”

Tidak suka dan benci, adalah dua hal berbeda yang dibatasi seutas garis tipis. Bagi Naka, kata benci menyirat makna yang menyakitkan didalamnya, dan Naka selalu memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

Jiro berpaling, menelungkupkan kepala diantara lipatan tangannya, tidak berniat mengganggu Naka yang saat ini fokus menyalin catatan sejarahnya.

Lima belas menit berlalu, bel masuk berbunyi, beriringan dengan Arja yang baru saja menapakkan kaki di pintu kelas. “JIR!”

“Nanti ulangan sejarah info jangan lupa ya!” Arja mengambil duduk didepan bangku Jiro dan Naka, sebelah jendela.

Jiro mengangguk asal, nanti dia tinggal pura pura tuli saat dipanggil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ParipateticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang