PART 3

14 1 0
                                    


Altezza memandangi layar ponselnya dengan sendu, sudah lama rasanya tidak ber chatan dengan sahabat masa kecilnya, Acha falensia yang lebih akrabnya bisa dipanggil Acha, bahkan semua pesan yg ia kirimkan kepada Acha hanya centang 1, dan ia tidak tahu kenapa nomer Acha tidak aktif lagi belakangan ini, apa Acha akan melupakannya dan sudah mendapatkan sahabat yang lebih baik...atau kehidupan Acha kini lebih bahagia dari sebelumnya, jika memang itu benar ia bersyukur karena Acha sudah bahagia tetapi ia tak ingin Acha melupakannya dan memilih lost contact dengannya.

Altezza Abinaya.

                               7 agust
Assalamualaikum
gmn kbr lo ca?
                               9 Agust

semuanya baik kan?
Ca?
                               
                               hari ini

hey
lo inget gue kn?

Kadang ia hampir menyerah karena chatnya tidak pernah dibalas oleh sahabatnya itu, ia hanya berharap Acha diberi kebahagiaan meskipun tanpa ada dirinya di sisinya lagi.

"gue harap lo bahagia ca?"monolognya.

huft...Altezza menghembuskan nafasnya pasrah, ia beralih menatap kearah jendela lalu membuka jendela tersebut dan melihat betapa indahnya langit saat ini yg dihiasi oleh banyak bintang serta bulan yg menerangi bumi, ia berfikir ingin menjadi seperti bintang dan bulan yg dapat menerangi seluruh isi bumi, kalo ia jadi bintang dan bulan pasti seluruh manusia yg merasa dunianya gelap akan dapat diterangi olehnya.

hahaha...simpel, kebahagiannya hanya pada orang orang yg ia sayang, tetapi orang orang yg ia sayang tak pernah mengerti.

"den Altezza?"

mendengar namanya dipanggil seketika Altezza pun menoleh kearah sumber suara.

"bik Sekar,kenapa bik?"tanya Altezza.

"dari tadi siang den Altezza belum makan, sekarang makan dulu...ini makanannya."ucap bik Sekar lalu meletakan makanan beserta minuman itu dimeja milik Altezza.

"Ayah belum pulang ya?"tanya Altezza.

"belum den."jawab bik Sekar"dimakan ya den."lanjutnya

"iya bik, makasih banyak ya bik."Altezza tersenyum kearah bik Sekar.

"Sama sama den, kalo gitu bibik pergi dulu, nanti kalo udah selesai panggil aja."ucap bik Sekar pada Altezza.

Altezza mengangguk.

Setelah kepergian bik Sekar dari kamarnya, Altezza langsung saja melahap makanannya...jujur, saat ini ia sangat lapar.

Setelah selesai makan ia tak memanggil bik Sekar untuk mengambil wadah makanannya, tetapi Altezza memberanikan diri untuk keluar kamar dan meletakan nya di meja dapur.

Kleek!

Mendengar suara pintu dibuka, Altezza segera berjalan ke ruang tamu untuk menghampiri ayahnya itu, karena ia yakin yg membuka pintu itu adalah ayahnya.

Altezza tersenyum"ayah?"panggilnya

Sementara Algra hanya melewati Altezza begitu saja, ia tak menghiraukan panggilan anaknya itu.

"Ayah."panggil Altezza lagi.

Algra menghentikan langkahnya dan berbalik badan menatap Altezza tajam.

"Apa lagi!"tekannya.

"Al mau ajak ayah nonton bola."ucapnya.

Algra tersenyum miring"otak kamu itu terbuat dari apa hah!"

Altezza terdiam.

"Sudah pintar, mangkanya berani bilang begitu!"teriak Algra lagi.

"Al cuman ajak ayah nonton bola."lirihnya lalu menunduk"apa itu salah?"lanjutnya.

Algra melempar tasnya ke arah kepala Altezza yg setia menunduk.

"JELAS ITU SALAH ALTEZZA!!"teriak Algra kencang, membuat bik Sekar serta ibu tiri dan adik tiri Altezza datang menghampiri.

Altezza memegangi kepalanya yg terasa nyeri akibat lemparan tas itu, ia lantas mengambil tas ayahnya yg sudah terkapar dilantai mencoba tak peduli dengan sakit di kepalanya.

"Maaf ayah..."lirihnya lagi.

Altezza memberanikan diri untuk memberikan tas itu kepada ayahnya lagi, namun apa yg ia dapat?

Plaak!

justru ayahnya malah menamparnya sehingga sudut bibir Altezza berdarah, sungguh tamparan itu begitu keras.

berbeda dengan pipi dan kepalanya, hati nya jauh lebih sakit bagaikan teriris belati.

"Jangan buat saya emosi lagi, sekarang masuk kamar dan belajar!!"tekan Algra.

Altezza mengangguk"maaf ayah."ucapnya pelan.

tetapi Algra tak menggubrisnya, ia menarik tasnya yg berada di genggaman Altezza lalu berjalan melewatinya.

Sampai dihadapan sang istri dan anak tercintanya itu, Algra mencium pipi sang istri.

"Tidur sayang, ini udah malem."ucap Algra.

"Anta juga tidur yaa..."ucapnya juga pada Anta.

Anak yg dipanggil Anta itu mengangguk.

"Bagus anak ayah."ucapnya sembari mengacak rambut Anta gemas.

Sementara Altezza hanya menunduk terdiam melihat pemandangan membahagiakan itu, jika ditanya ia iri atau tidak? jelas Altezza sangat iri kepada ibu dan adik tirinya itu...
Sikap ayahnya 100% berbeda ketika dengannya.

Setelah itu ketiganya berjalan menuju kamar bersama tanpa memperdulikan Altezza dan bik Sekar.

"Den Al yang sabar ya..."ucap bik Sekar menatap Altezza iba.

Altezza tersenyum"gapapa bik, ayah bahagia Al lebih bahagia."

Senyum yg membuat bik Sekar merasa tak tega, selama bekerja dirumah keluarga Dayaksa bik Sekar tidak pernah melihat Altezza mengeluh sedikitpun atas perlakuan ayahnya pada dirinya, padahal menurut bik Sekar, siksaan itu sangatlah berlebihan, namun bik Sekar hanya bisa diam karena ia sadar ia bukan siapa siapa dan tidak ber hak untuk ikut campur.

"yg kuat den."ucap bik Sekar lagi.

Altezza terkekeh"Al baik baik aja bik, it's okay."

Bik Sekar tersenyum kearah Altezza.

"yaudah Al ke kamar dulu ya bik."ucap Altezza pada akhirnya.

Bik Sekar mengangguk pasrah.

setelah izin kepada bik Sekar Altezza berjalan kearah kamarnya, ia langsung saja merebahkan tubuhnya ke kasur, perasaannya hancur, ia tak sekuat itu.

"Apa yg harus gue lakuin lagi supaya ayah ngasih kasih sayang juga ke gue."monolognya.

"Jangan buat ayah emosi lagi, sekarang masuk kamar dan belajar!!."

Altezza teringat ucapan ayahnya yg membentak dirinya tadi, ia tahu? mungkin saja ayahnya ingin ia lebih rajin dalam belajar dan mendapatkan peringkat 1 baru ia akan mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, Altezza berpikir positif saja, ayahnya hanya ingin ia tidak banyak main main.

Dengan semangat ia bangkit dari kasurnya menuju kearah meja belajar dan langsung membuka buku.

"Gue harus lebih rajin belajar."ucapnya dalam hati dengan penuh semangat.

Dan malam ini Altezza menghabiskan waktunya untuk belajar, agar harapannya dapat terwujud? demi ayahnya, membanggakan ayahnya dan mendapatkan kasih sayang seorang ayah.

Sesederhana itu, namun terasa sulit.

                           🍀🍀🍀

ASSALAMUALAIKUM😇

GIMANA SAMA PART NYA??

SEMOGA SUKA🙏🏻

NEXT....





                     

 
                        

Good Scammer! [SLOW UP]Where stories live. Discover now