Saat dunia dan seisinya di pandang terlalu besar untuk di miliki oleh genggaman manusia. Itu sangat tidaklah mungkin. Lalu bagaimana dengan intensitas alam semesta yang melirik dunia ini hanya bagai debu dalam genggaman. Begitu kecil dan tidak berdaya.
Setelah semua pertunjukan dari kekuasaan yang alam perlihatkan untuk manusia agar tersadar dari ketidak berdayaannya. Namun tetap saja manusia akan ingkar dan tidak menerimanya. Mengapa demikian?
Karna pada dasarnya manusia memiliki akal, akal yang tidaklah di miliki oleh makluk lainnya. Besarnya akal yang di miliki oleh manusia itu melebihi besar tubuh mereka sendiri bahkan besarnya dunia ini hingga itu mampu membuat manusia berpikir bahwa mereka akan bisa membawa alam semesta ini ke dalam genggamannya. Menaklukannya dan menguasainya. Jika demikian, maka sudah pasti dapat di tebak kedepannya. Hati yang murni namun terjebak dalam pikiran yang penuh dengan ambisi.
Setiap sesuatu yang di lakukan pasti akan memiliki timbal baliknya masing-masing. Ada perjuangan pasti ada pengorbanan. Ada keuntungan pasti ada kerugian. Ingin mendapatkan sesuatu, mesti ada yang di korbankan.
Manusia telah merasa mampu menguasai dunia, berbuat kerusakan dimana-mana tanpa ada timbal balik yang sepadan untuk memperbaiki kerusakan yang mereka perbuat.
Keangkuhan, kesombongan, ketidakpuasan, ketamakan dan keserakahan. Pada akhirnya tetap akan bertemu ujung yang di namakan kehancuran. Itulah manusia dan sifatnya.
Tidak ada manusia yang benar-benar kuat tak terkalahkan di dunia ini, mereka semua pasti memiliki kelemahannya.
BRAKK BRAAAKK
"BRENGSEK, SIALAN, BEDEBAH KALIAN SEMUA"
BRAAAKKK
Siapa pelakunya?
Dia adalah Gong Jun, pria tampan itu baru saja melemparkan sebuah meja dan kursi kayu ke arah kaca yang menjadi penyekat antara air laut dan ruang berudara yang tetap membuatnya hidup sampai sekarang meski berada di kedalaman bibir lautan yang telah menyekapnya selama satu minggu lamanya.
BRAAAKKK PRAAANNKKKK
Kembali, kali ini Gong Jun melempar sebuah guci berukuran setengah badannya ke arah kaca di depannya, berharap kaca itu akan pecah dan ia akan meloloskan diri dari tempat terkutuk ini, lebih baik dia mati tenggelam di lautan daripada berdiam diri disini tanpa melakukan apapun usaha untuk membebaskan diri dari tawanan pria gila psikopat yang sudah menculiknya.
Namun sayang beribu sayang, sekeras dan sekuat apapun benda yang di lempar oleh dirinya, tetap membuat kaca di depannya tak bergeming sedikitpun, jangankan pecah, sebuah goresan pun tidak Gong Jun temukan yang merusak kaca jahanam ini. Tentu bisa di pastikan semahal apa kaca ini dan semua jenis kaca ini kemungkinan di pakai di seluruh kediaman bawah laut ini.
Walau bagaimanapun indah dan mewahnya tempat ini, tetapi tetap saja Gong Jun adalah seorang tawanan, orang waras mana yang akan senang di jadikan tawanan meski di kurung di tempat dengan harga ratusan juta ini untuk permalamnya apabila tempat ini di sandingkan dengan hotel bintang 7 bawah laut di Dubai sekalipun. Bahkan hotel tersebut masih kalah jauh dengan kemewahan tempat ini yang hampir semua fasilitas canggihnya di kendalikan oleh AI.
Baru Gong Jun mengatakan hal tersebut dalam pikirannya, pintu di kamar penyekapannya terbuka secara otomatis, sebuah robot wanita cantik datang dengan mendorong troli makanan kemudian mulai meletakkan semua hidangan lezat di atas meja yang ada di ruangan tersebut, robot cantik itu di kendalikan oleh kecerdasan buatan. Ia di ciptakan sebagai pelayan untuk mengantar makanan ke kamar Gong Jun.
Gong Jun melihat ke arah robot dengan geram, menggunakan langkah yang cepat Gong Jun dengan wajah merah padam mengambil sebuah kursi makan yang berhasil ia raih untuk kemudian ia hantamkan pada robot tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENIT(Junzhe)
ActionMengelabui musuh dengan kecantikannya, merayu untuk membunuh mangsanya. Dia adalah cucu seorang boss mafia yang sangat kejam dan tak kenal ampun pada semua musuhnya. Organisasi mafia itu di namai Amor. Suatu hari di pertemukan dengan seorang Tuan M...