Kehidupanku dan Vianne hanya terus berputar dalam siklus bertemu dalam jarak jauh - berpisah lagi untuk bertemu di minggu depan. Aku menjalani kehidupan duniawiku yang fana seperti biasa sebagai manusia biasa yang melakukan tugas-tugas mahasiswi tingkat akhir. Seperti mengerjakan tugas-tugas dari dosen sampai seminar internship.
Aku masih melihat Vianne setiap minggu untuk menjadi penyemangatku dalam menjalani hari-hari yang berat. sesekali aku menjadikan dia bahan halu. Ya... seandainya aku bisa kenal dan jadi pacarnya aja sih. Asik banget kayaknya.
Orang yang tahu aku menyukai Vianne pun kini tidak hanya teman botiku. Ada dua teman lagi dimana yang satunya memang suka dengan hal-hal berbau lgbtq+ dan yang satu lagi kebetulan rekan kerjaku yang cukup open minded (aslinya dia mau kuajak gereja bareng karena seagama. Tapi sampe aku resign belom kesampaian)
Ya! aku resign. Mendekati natal aku ingin natalan di rumah. Rumah yang ya... tidak terlalu utuh lagi.
Bukan rumahku mau roboh. Tapi orang tuaku berpisah. Saat ini aku belum terlalu paham hal sebesar apa yang sekiranya bikin ayahku tidak tidur lagi di rumahnya sendiri dan bahkan kini ia pindah ke luar kota. Di sini aku sadar bahwa waktu-waktu bisa merayakan perayaan-perayaaan besar bersama keluarga ternyata begitu berarti.
Sebenarnya rupanya mereka sudah mulai cekcok hebat saat aku mulai jarang di rumah. Tahun ini aku memang hampir tidak pernah di rumah. Dari bulan April aku sibuk KKN hingga bulan Mei. Bulan Juni aku di kos mengurus segala pelaporan KKN. Bulan Juli aku sudah berangkat internship sampai bulan September. Pulang Internship aku langsung kerja dan nggak pernah pulang.
Aku tidak bermaksud menjadi sosok pahlawan. Namun memang biasanya aku yang bisa mendamaikan mereka saat bertengakar. Dari jaman aku TK hingga besar. Siapa sangka kutinggal sembilan bulan tiba-tiba mereka pisah. (Padahal orang-orang mah sembian bulan malah lahiran wkwkwkwk)
Ini anaknya belom sampai merantau ke luar pulau loh ya.
Aku sempat sedikit menyatukan mereka di sekitar bulan Juni. Itu pun karena aku kecelakaan wkwkwk. Sebenernya sebel juga sih sama bapak-bapak yang nabrak aku. Tapi ternyata karena hal itu malah bisa bikin orang tuaku kompak, patut kusyukuri juga.
Dan sekitar bulan Oktober aku sakit. Tapi sepertinya kurang parah untuk mengumpulkan mereka. Hanya ayahku yang datang menjenguk. Dan itu menjadi perpisahan bagiku karena setelah itu, ia berangkat ke luar kota.
Ya... setidaknya meski hanya bertiga, tapi aku ingin natalan bersama dengan keluargaku. Meski awalnya aku sempat bimbang dan mempertimbangkan "apa aku natalan di sini aja ya? biar bisa ketemu Vianne terus ngucapin selamat natal"
Tapi... kayaknya aku lebih milih keluarga inti ku. Maka dari itu natal ini aku memilih resign. Kenapa resign? karena ngurus cuti repot. tempat kerjaku emang jelek manajemennya. Sudah ada kasusnya temanku yang balik dari cuti tiba-tiba dipecat. Jadi daripada diberhentikan secara tidak hormat, lebih baik aku duluan yang resign.
Jadilah aku natalan di rumah. Bersama keluargaku, bertemu dengan para sepupu dan nenekku. Lalu kembali ke kost untuk malam tahun baruan bersama dengan teman-teman dari tempat kerja (dan yang sudah ex juga kayak aku). Lalu menjalani hari-hari lagi seperti biasa di kampus. Tapi makin kesini aku jarang ikut misa di gereja tempat Vianne bertugas. Aku lebih sering Misa di paroki asliku. Tidak lain dan tidak bukan karena aku menghargai waktuku untuk bersama dengan keluargaku. Kadang aku ke kos dan ke kampus kalau ada acara. Namun aku akan pulang setiap jumat atau sabtu.
Apa tidak bosan? Tidak rindu Vianne? Kalo rindu Vianne sih pasti ya. Tp kalo bosan? tentu tidak karena oleh teman kerjaku, hpku diinstalin DATING APPS! tujuan utama dia ya biar aku bisa move on dari mantanku. Karena itu mungkin aku sempat lupa akan Vianne. Tapi apa benar-benar lupa? tentu tidak! aku berharap Vianne main dating apps juga. Jadi kadang aku setel berandanya untuk nyari cewek. Namun aku tidak pernah menemukannya. Ya... kayaknya karena si Vianne terlalu holy juga sih. Kayaknya nggak mungkin main dating apps.
Meski agak lama main, aku belum pernah bertemu sama sekali dengan orang yang match sama aku. Selalu ketika ada yang asik, dianya nggak mau cari yang tujuannya diajak serius. Kalau ada yang ajak ketemu, endingnya dia yang ngilang. Terus seperti itu siklusnya.
Tidak terasa aku sudah tidak bertemu dengan Vianne dalam jangka waktu yang cukup lama. Jadi aku memutuskan untuk rabu abu ini aku akan ikut ibadat di gereja dekat kos. Lagi pula sekalian mumpung aku lagi di kos dan kakakku juga lagi bersama denganku di kos. Kuajak aja dia sekalian.
Saat memasuki gereja tentu sudah sangat ramai. Aku dan kakakku duduk di deretan utama bagian tengah dua dari kanan. Aku dan kakakku memang suka duduk di sini. Setelah duduk, aku memperhatikan seluruh petugas komsos yang ada. Mencari-cari Vianne. Tapi... MANA ANJEEER?? masa acara gede gini nggak ada?
Aku berusaha untuk tidak mengharapkan Vianne dan fokus bersama dengan kakakku. Sampai lama-lama aku sadar setelah cukup intens memperhatikan seluruh petugas komsos. Vianne tuh ada anjir. Tapi dia make kacamata! wkwkwkwk agak tolol emang diri ini kalo soal bedain muka orang.
Aku tersenyum
"Gēgē! yang itu!" bisikku pada kakakku
Kakakku melirik ke arah kamera depan. Terlihat Vianne menatap sekeliling.
"Jauh.. nggak keliatan!" jawab kakakku
"Tapi keliatan kan dari jauh kalo cantik?" tanyaku
"Hm." jawabnya singkat
Well, meski kakakku kupanggil 'Gēgē' aslinya dia cewek gaes hehehe. Karena gayanya kayak cowok makanya dia nggak kupanggil Jiějiě.
Dan dia tetep lurus. Tetep suka cowok. Jadi kayaknya kurang pas juga kalo aku nanyanya ke dia sih... dan ya... kakakku pun paham kalo aku nggak lurus. Aku juga sering cerita tentang Vianne saat aku pulang ke rumah atau pas dia yang ke kosanku.
Aku mengamati Vianne dari jauh dan sesekali ia terlihat menoleh ke belakang. Seperti mencari orang. Aku penasaran. Siapa yang ia cari?
"Gēgē, kalo dah beres boleh ketemu Vianne nggak?" tanyaku di sela ibadat
"Gausah ya. Rame banget ini. Masih ada ibadat berikutnya juga. Langsung balik aja. Kan katanya kamu juga mau mampir ke mana tadi...?"
"Indom***t!" aku menanggapi potongan kalimatnya
"Nah. Lagian kan udah bisa lihat Vianne dari jauh. Katamu tadi cuma pengen liat aja"
Aku memanyunkan bibir yang tentu tidak terlihat karena aku menggunakan masker. Melirik Vianne yang masih terlihat sesekali menoleh ke belakang.
Ya... Mungkin kakakku juga tidak ingin aku semakin mengejar gadis ini. Tapi aku berpositif thinking aja sih. Kakakku ini memang introvert jadi kurang nyaman dalam keramaian seperti ini. Dan kalau kutinggal dia menemui Vianne pasti dia gabut dan resah parah.
Dan jika harus memilih, tentu aku akan langsung memilih kakakku.
Maaf ya Vianne. May be next time. Jadilah setelah hari itu aku menghilang lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Secret Admirer: Church Girl
Short StorySebuah kisah singkat tentang perjalanan kehidupan duniawiku yang berdosa, dimana aku yang selama ini pacaran sama cowok beda agama Akhirnya suka sama orang yang seagama Tapi... Segender :3 btw sumpah aslinya aku mau post satu kali langsung selesai d...