Di bar, jimin melakukan pekerjaan nya seperti biasa, tapi kali ini ia tak sendiri. Jungkook dan beomgyu menemaninya bekerja dan berbincang. Suasana saat itu pun tidak ada yang berbeda dari biasanya.
Setelah menghabiskan waktu bekerja dan beranjak dari kursi, kami mulai menyusuri jalan pintas menuju basecamp (rumah ke-2 ku) yang melewati tempat balap liar. Jimin dan beomgyu berjalan pelan-pelan dan melihat jungkook berdiri diam diujung jalan. Sulit baginya menafsirkan raut wajah jungkook. Kalau dibilang sedang marah, tetapi gigitan di bibirnya terlalu keras. Mungkinkah ada sesuatu dibalik jalan itu, keduanya pun segera mengejar Jungkook. Dan terkejutnya mereka ketika jalan yang biasanya jadi tanding balap, berubah menjadi tempat mengerikan.
Ketika kami keluar, tempat itu telah banyak kobaran api dimana-mana terutama diban mobil bekas dan batu sebesar genggaman tersebar diseluruh jalan. tampak kerumunan orang-orang saling memukuli dan melukai. senjata seperti batang kayu dan tongkat baseball menjadi alat pertahanan mereka. Kejadian itu menyebabkan keributan diantara kesunyian malam. keributan tanpa suara, dimana hanya gedebug dan lolongan anjing yang mengisi suasana tersebut. Kami bersembunyi dibalik bak sampah terdekat dan memantau kondisi, kami ingin membantu tapi Jungkook mengangkat tangan kanannya dihadapan kami. dan kami tidak bisa bergerak setelah kami tau salah satu dari pemukul itu adalah kim taehyung kekasih jungkook. Ada beberapa orang dibelakangnya tengah memegang kedua lengan seseorang yang tak berdaya diikuti yang lainnya dengan perlakuan sama. dan jimin terkejut saat ia tahu ada yeonjun yang ikut terseret dalam kejadian itu.
Jungkook memandangi sekelilingnya. tiba-tiba dia terdiam dan menegakkan punggungnya seperti seekor kucing yang sedang meregangkan badannya. Beomgyu mengambil semua barang yang dilihatnya. Batu, potongan kayu, atau botol kaca dilemparnya ke arah kerumunan kemudian jatuh kembali ke tanah. Orang-orang yang terkejut kemudian mengalihkan pandangan nya pada kami. Kami putuskan untuk keluar,
tanpa sadar jungkook melewati kami dengan pandangan yang tak berarti. Kondisi yang mirip dengan aksi tawuran itu mengingatkan Jimin saat jungkook SMA dan ia bekerja di kedai. tepatnya kejadian tersebut dekat sekolah dan kedai mie paman. Saat itu jungkook terpojok dan jimin membantunya, dan mereka menjadi teman dekat dan berlatih beladiri bersama. Kali ini, kami juga harus menghentikannya.Kini, jarak antara jungkook dan taehyung tinggal selangkah lagi. Aku dan beomgyu berjalan di belakang jungkook dengan langkah teratur. Biasanya aku selalu mengantuk setelah bekerja, jadi yang ada dipikiran ku saat itu adalah cepat kembali ke rumah dan tidur sambil tengkurap.
Maka ku putuskan menyelesaikan nya dengan cepat, tapi Aku merasakan sesuatu ditengkuk kepalaku bersamaan dengah sorakan orang-orang. Sial!! Aku melihat gerakan tangan yang meluncur disampingku, namun tidak merasakan sakit apa pun setelah aku lebih dulu menangkisnya. Kami bertiga melawan kelompok taehyung berjumlah 13 orang dengan berusaha menjatuhkan dan melumpuhkan titik vital mereka. Namun, sebelum kami selesai dengan pekerjaan kami. Bunyi sirene polisi yang keras dari kejauhan memecah malam itu. Kami semua berhamburan dan berlari masuk ke jalan-jalan sempit untuk melindungi diri dari kejaran polisi. Kami bertiga terpisah saat itu, dan jika tak salah aku seperti melihat jungkook meneteskan air mata.
Huh huh huh,, sudah sejauh ini. Tapi kenapa polisi sialan itu masih mengejar. Gerutu jimin dalam hati dengan nafas terengah-engah dengan sudut mulut berdarah dan lutut kaki memar, ia sangat lelah.
Dan tak jauh dari tempatnya berdiri, ia menemukan sebuah club malam. dengan tergesa ia masuk, berjalan melewati orang-orang yang hanyut dengan gemerlap malam.
Bau alkohol dan rokok yang menyengat saat itu membuatnya ingin muntah, lantas ia menuju toilet diujung dan mengeluarkan isi perutnya. disamping bilik toiletnya, ia mendengar desahan wanita dan dua kulit yang beradu.Tak ingin berlama-lama ia segera keluar lewat pintu belakang. Yahh baginya pemandangan seperti itu sudah biasa, di club lotus jimin bekerja juga tidak berbeda dengan disini.
Sebelum bisa keluar Jimin dihadang seorang wanita yang sengaja mendekatinya dan mengungkung tubuh jimin didinding. dengan baju setengah terbuka yang memperlihatkan dada besar dan tengah mengocok vaginanya dengan jemari dihadapan jimin, wanita itu menangis tersedu kurasa ada sesuatu yang tidak beres dengan wanita ini. tak ingin menunggu lama, Jimin menghempas wanita itu hingga membuatnya terjatuh. kemudian datang 2 orang yang menyeret dan membawanya pergi.
Seperti yang ia duga, wanita tersebut tengah mabuk berat dan mungkin ada seseorang yang sengaja memberi afrodisiak di minumannya. lantas pria-pria itu membawa wanita tersebut diujung pintu keluar dan seperti yang diduga wanita itu dengan tak tahu malu membuka dressnya dan kedua pria itu menurunkan celananya. Ia melesakkan mulutnya pada kejantanan pria-pria itu dan sebelum aku merusak pendengaran dan penglihatan ku, aku segera melesak keluar dari bar itu.
"Huhh sangat menjijikkan. Aku harus segera pulang dan mandi dari sentuhan kotor jalang itu." Ucap jimin pada dirinya sendiri.
Setelah berjalan hampir 20 menit dari club, Jimin mampir ke minimarket 24 jam dan membeli sebungkus ramyeon untuk mengisi perutnya setelah ia muntah tadi. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 4.40 subuh yang berarti ia tidak tidur sama sekali selama pelarian.
Tringgg
Halo..
Jiminsii kau baik-baik saja ?
Iya bagaimana denganmu jungkook ?
Aku dan beomgyu selamat
Syukurlah
Jimm aahhh aku temui kauhh nanti yahh di club mmh
Hei kau baru saja mendesah? Bangsat!. Tutup telponnya jika kau bercinta sialan
M-maaf ahh hah hah
Diperjalanan pulang, jimin lewat trotoar dan melewati pembatas pejalan kaki. Terik matahari menyinari wajah anggunnya dipagi hari. tapi yang aneh satu tangannya mengepal dan satunya lagi menyentuh kepalanya. Seperti menahan rasa sakit ia terjatuh dan darah menetes keluar dari hidung dan telinganya. Tetesan darah itu membuat sebuah cap di jalan.
"Hei jiminsii kau sedang apa? Dasar gila, kau berdarah!" Sahut seokjin tiba-tiba datang tanpa sepengetahuanku.
Saat mataku mulai menggelap, tubuhku terangkat oleh seseorang dan tanpa peduli aku memejamkan mata mulai tertidur.
Samar-samar aku mendengar seseorang berbincang, mereka tertawa dan saling menyeletuk satu sama lain. Saat kesadaranku mulai kembali, aku berdiri dan melihat keadaan sekitarku yang terasa asing. Ku pendarkan pandanganku ke seluruh ruangan dan menemukan mereka tengah berbincang di ruang makan."Jin hyung".
"Jiminsii apa tidak sakit?"
Mata jin terlihat bulat. Dia menawarkan tangannya dan menuntunku ke kursi yang sama.
"Aku tidak apa-apa kok".
"Diamlah. Kalau berdarah itu pasti sakit. Kau sungguh bodoh ya?".
Seokjin memarahiku. Ternyata banyak darah yang menetes sampai
Membuat bajuku ikut menjadi merah. Jin kembali mengompres memar di wajahku. Aku bisa merasakan nyeri diwajahku yang diusap oleh kain hangat itu. Setelah beberapa lama, akhirnya dia berhenti.Jin menaikkan nada suaranya.
"Merawat diri sendiri saja tidak bisa, huh?".
"Sakit hyung, tapi ku tahan saja".
"Memangnya kau ini robot sungguhan? Kau tahu, Berkelahi tidak memecahkan masalah dan "pasti sakit rasanya, aku harus memberinya dosis tinggi untuk menghentikan pendarahan nya semalam". Kau bahkan tidak marah karena kau tidak tahu apa-apa".
"Yah, semua dokter juga bilang begitu. Katanya ini penyakit bawaan".
"Bawaan lahir? Itu adalah kata yang paling sial di dunia ini". Ucap jin
"jin Sayang,, sudahlah mari kita makan". Namjoon menengahi kami, ia adalah suami seokjin. Dia pintar meskipun ceroboh, dia adalah ayah yang baik dan saat aku berada dirumah ini, kehangatan keluarga ini membuatku bahagia. Ini adalah rumah sebenarnya, dan aku beruntung mengenal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
my bitches are my asset
Mystery / ThrillerHidup tidak pernah adil Hidup hanya menyengsarakan Hidup adalah delusi Hidup adalah kutukan "aku membencimu min yoongi, dan sampai mati aku akan terus menghantuimu perasaan cintamu adalah kutukanku - park jimin". "park jimin hidupmu adalah hidupku...