Seperti biasa jangan lupa untuk vote dan komen!
Happy reading
•••
Maurielle memasuki kelasnya dengan hati yang gembira. Bagaimana tidak, dengan kapasitas otak yang pas-pasan dia bisa masuk ke dalam X MIPA 4. Maurielle sangat senang sekali.
"Halo semuaa, gua Maurielle,"ucap Maurielle menyapa teman sekelasnya. Beberapa teman sekelasnya langsung mengalihkan pandangan ke arah Maurielle.
"Halo Maurielle,"balas salah satu gadis di kelas itu. Maurielle menghampiri gadis itu. "Bangku dibelakang lu kosong?" Gadis itu mengangguk.
"Gua boleh ya duduk disana? by the way, gua Maurielle salam kenal yaaa." Maurielle mengulurkan tangannya. "Gua Kania, salam kenal juga. Kebetulan bangku nya kosong." Gadis dengan nama Kania itu membalas uluran tangan Maurielle. Setelah mendapat jawaban Maurielle lalu menaruh tasnya.
Senyum terus menghiasi wajah Maurielle, ia benar benar antusias. Maurielle berharap masa SMA nya menciptakan sebuah kenangan indah untuk dikenang. Suara bangku yang ditarik membuat Maurielle menolehkan kepalanya.
"Jasmine?!" ucap Maurielle, gadis yang dipanggil Jasmine itu hanya tersenyum.
"Halo Riel,"sapa Jasmine.
"Gua kira kita ga sekelas,"ucap Maurielle. Jasmine mengangguk, kemudian ia membalas ucapan Maurielle. "Gua juga mikir gitu Riel, gua takut kita ga sekelas."
"Ga usah takut, gua masih sekolah disini Jas."
"Malu Riel,"ujar Jasmine pelan.
Maurielle memahami Jasmine yang pemalu, akan kesusahan jika mereka berbeda kelas. Jasmine akan malu untuk sekedar berkenalan atau bertanya. Berbeda dengan Maurielle, dia akan selalu bertanya dan berbicara jika ia merasakan ada sesuatu yang memang tidak bisa ia pahami.
"Pokoknya nanti istirahat gua mau cobain baso aci nya, kata Zildan itu enak."
"Kata Bang Ray yang enak ayam gepreknya,"ujar Jasmine.
"Jas lu jangan makan pedes! Gua gamau lu sakit perut, kemarin lu udah makan pedes." Maurielle terus berceloteh panjang lebar dan Jasmine setia mendengarkan sesekali menimpali perkataan Maurielle.
Persahabatan mereka sudah terjalin cukup lama, sejak Maurielle dan Jasmine duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 6. Saat itu bisa dibilang Maurielle murid pindahan dari daerah Bogor, walau sangat disayangkan Maurielle harus pindah saat kelas 6 karena saat itu waktu di Sekolah Dasar sangat singkat.
☆☆☆
Jasmine dan Maurielle berjalan menuju kantin berdua, tentunya dengan Maurielle yang selalu memiliki topik pembicaraan. Seperti saat ini Maurielle tengah membicarakan seorang pria salah satu kenalannya di dunia maya.
"Namanya siapa ya gua lupa, tapi yang jelas dia udah kerja Jas. Terus ya terus kan dia tinggal di Jakarta dia bilang gini coba, lu dengerin baik baik yaa." Maurielle berdeham pelan kemudian berbicara dengan suara yang diberatkan. "Nanti saya ke Bandung, kebetulan minggu depan ada kerjaan di Bandung. Saya mau ketemu sama kamu cantik, pasti kamu lebih cantik dibanding yang difoto."
Maurielle langsung berlagak muntah setelah bicara seperti itu. "Geli banget Jas, cowo virtual kebanyakan sama. Kamu cantik, cantik, halah ntar dighosting akhirnya."
Jasmine terkekeh. "Kaya aku dong Riel?"
"Eh?" Atmosfir di sekitar mereka menjadi canggung, Maurielle berdeham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nawasena
Teen Fiction⎙ cover by pinterest : wrrrnidakh_art Tidak ada yang tahu masa depan itu akan seperti apa. Apa sesuai dengan yang selalu Maurielle bayangkan atau sedikit tidak sesuai, yang jelas Maurielle hanya ingin menikmati masa-masa ini tanpa memikirkan hal ked...