one

498 49 3
                                    

"Lo gamau berhenti dari pekerjaan lo?" tanya Doyoung , pelanggan langganan yang sering datang,namun ia datang hanya untuk minum saja,atau sekedar ingin bertemu dengan Haruto.

"Ingin sih , tetapi gue gabisaz"

"Why? Buat bentuk balas budi lo ke Tante Jennie?"sarkas Doyoung, Haruto hanya diam tidak membalas.

"Iya, dia udah nyelametin gue dari orang itu, dan berkat dia, gue sampe sekarang masih hidup,"

"Tapi, sekarang lo malah jadi bawahannya, "

"Gue cuman jadi penari doang, bukan buat menuhin nafsu orang, kan?"

"Tetep aja, ya"setelah nya Doyoung pergi begitu saja, Haruto menatap kepergian Doyoung, sudah kebeberapa kali Doyoung menyuruh nya berhenti dari pekerjaannya ini, tetapi hanya ini yang bisa membantu nya untuk membalaskan dendam nya.





"Seperti yang ku bilang, Haruto,kau beserta yang lainnya akan dikirim kesana nanti malam, jadi persiapkan dirimu, "ucap Jennie

"Baik, aku akan mempersiapkan diri ku sebaik mungkin,"setelah Haruto langsung pergi dari hadapan Jennie, setelah sekian lama, akhirnya hari yang ia tunggu tunggu selama tujuh belas tahun,dimana ia akan membalas kematian kedua orang tuanya.

.
.
.
.
.
.

"Wah, Sehun. Persiapan yang luar biasa,"ucap Jaehyun kepada sepupu nya.

"Tentu, ini ada pesta pertunangan anak pertama, yang harus di meriahkan semewah mungkin," ucapnya bangga, ya anak pertamanya, Jeno.

"Omong-omong, apakah kau sudah menemukan anak itu?"tanya Jaehyun.

"Aku sudah mencari keseluruh Korea, bahkan keluar, tetapi aku tetep tidak menemukan nya. Tetapi aku tidak akan menyerahkan,karna tujuan membunuh mereka hanya untuk merebut kekayaan nya,"

"Sungguh jahat dirimu. Kau membunuh sahabat yang dulu sangat dekat denganmu,"

"Aku akan merebut kembali apa yang dulu menjadi miliku."final Sehun, setelah ia meninggal Jaehyun sendiri di ruang tengah.

"Karma itu ada sepupuku."

.
.
.
.
.

Sesuai yang di inginkan oleh Sehun, persiapan pertunangan anak pertamanya yaitu Jeno, yang akan dirayakan dengan meriah,semua persiapan telah selesai,Sehun sengaja mengadakan nya di rumah nya,karna ia merasa akan lebih aman karna ada banyak pengawal, Haruto dan lainnya pun sudah sampai dan sekarang ia beserta yang lainnya sedang bersiap.

Saat ini Jeno beserta sepupu nya Junghwan sudah berada di ruang pesta,mereka sedang bersiap menyambut keluarga beserta orang yang akan bertunangan dengan Jeno. Keluarga tunangan Jeno pun datang, Sehun pun menyambut mereka , sebelum memulai acara pertunangan mereka memulai pertunjukan tarian terlebih dahulu.

Sekarang Haruto beserta yang lainnya sudah berada di aula, musik dimainkan. Haruto mulai menari, sesuai dengan irama, semua mata tertuju padanya, bahkan ada yang menatap dengan penuh nafsu. Musik telah berhenti, digantikan dengan sorakan keras dari semua tamu yang datang, Haruto dan lainnya pun kembali ke ruang yang di sediakan untuk lainnya.

"Pelayan!"panggil Jeno

"Iya tuan?"

"Siapa nama penari yang ada ditengah tadi?"tanya nya.

"Saya tidak tau tuan,tapi akan saya tanyakan ke orangnya,"

"Ya, katakan kepadanya, setelah acara pertunangan selesai suruh dia menemui ku dikamar, mengerti?"Ucap Jeno kepada pelayan, pelayan itu pun hanya mengangguk, setelah nya ia langsung pergi.

"Ayah!"Sehun yang di panggil pun menoleh kearah suara.

"Iya,ada apa Jeno?."tanyanya.

"Ayah, bisakah para penari itu bisa disini sampai pernikahan ku? Tarian mereka sangat bagus,aku ingin mereka juga tampil di pernikahan ku, bisakah ayah?"tanya Jeno serata membujuk sang ayah.

"Hm, tentu saja,Jeno. Mereka akan tetap disini sampai pernikahan mu dilaksanakan. "ucap Sehun seraya mengusap pundak sang anak, setelah Jeno pergi dari hadapan sang ayah.

"Pelayan!"

"Iya tuan besar?"

"Siapkan beberapa kamar untuk para penari itu,mereka akan tinggal disini sampai pernikahan Jeno dilaksanakan,dan katakan pada Nyonya Jennie, aku menyewa mereka sampai pernikahan Jeno dilaksanakan, mengerti?" jelas Sehun kepada pelayan, pelayan itu hanya mengangguk dan pergi dari hadapan Sehun.

Pukul menunjukkan pukul sebelas malam,Jeno yang sedang merebahkan diri pun bangun karna pintu diketuk,Jeno membuka pintu dan ternyata itu adalah pelayan yang tadi ia suruh.

"Tuan,saya sudah menanyakan nama nya, namanya Travis tuan, dan sebentar lagi ia akan datang kesini."ucap pelayan itu,Jeno hanya mengangguk, setelah menyuruh pelayan itu pergi

Jeno masuk kekamarnya,ia sengaja tidak menutup pintunya. Seetelah menunggu beberapa menit, akhirnya orang yang ia tunggu pun datang.

"Apakah anda memanggil saya, tuan?"

"Ya," jawab Jeno singkat, ia menghampiri Travis yang masih berada di depan pintu.

"Ayo masuklah."Jeno menuntun Travis memasuki kamarnya, setelah ia menutup pintunya,Jeno pun mendekati Travis dan memeluk nya dari belakang. Travis yang mendapat perlakuan seperti itu pun terkaget.

"Apa yang kau lakukan tuan, lepaskan!" Ucap Travis, memberontak sekuat mungkin. Tapi bukan melepaskanya Jeno malah mempererat pelukannya

"Kenapa, kau takut?" ucapnya. Jeno membalikkan tubuh Travis menghadap kearahnya.

"Kau tau, Travis. Saat aku melihat mu menari, aku langsung tertarik dengan,tubuhmu yang indah ini dan juga wajahmu yang cantik ini membuat jatuh cinta, "Jeno mulai mengusap wajah Travis,tidak lupa juga mendekatkan tubuhnya. Travis mencoba menjauhkan wajahnya ketika tangan bejat itu hampir menyentuh wajahnya.

"Tuan hentikan!"ucap Travis serata berusaha menjauhkan diri dari Jeno.

"Kenapa Travis? Kau takut ada yang tau? Kau tidak perlu khawatir. Kamar ini kedap suara, dan jika pun kau berteriak sekencang mungkin, tidak akan ada yang mendengar nya,"ucapnya dengan seringai tipis dibibir. Tangan nya mulai masuk kedalam baju yang dikenakan Travis dan tangannya yang lain memegang bongkahan milik Travis.

Travis ingin memberontak namun tenaga yang dimiliki Jeno lebih besar, sehingga ia tidak bisa memberontak. Jeno mulai mendorong Travis keranjang dan langsung menindihnya, menghirup aroma tubuh Travis. Jeno membuat satu tanda dileher Travis, dan saat ingin membuat tanda lagi, Travis menyuntikkan sebuah obat keleher Jeno,dan langsung membuat nya jatuh pingsan.

"Dasar menjijikan. Tetapi ini akan membuat ku lebih mudah untuk membunuh ayahmu, aku tidak akan menyakiti keluarga mu yang lain, termasuk dirimu, aku hanya mengincar ayahmu saja, "setelah Haruto langsung keluar dari kamar Jeno,dan tidak lupa menutup pintunya,dengan cepat langkahnya menuju kamarnya sebelum ada yang melihat nya.

TBC

The Prostitute Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang