00

39 4 0
                                    

"Ayah.. Kapan ibu akan bangun?"

Kim Taehyung yang ditanyai oleh putranya terus diam, memegang erat tangan wanita diatas ranjang rumah sakit.

"Apakah ibu sangat membenciku? Dia tidak ingin melihat ku lagi, bukan?" Suara parau pria kecil menyayat hati. Cinta ibu yang selalu menghangatkan anak-anak mereka, tidak pernah dia dapatkan dari ibunya. Sejak kelahiran, hingga dia tumbuh lebih besar, ibu selalu memberinya punggung dingin dan menatapnya dengan kebencian.

Taehyung memberinya sedikit perhatian, dia meraih lengan kecil putranya. "Yuan, ibu tidak pernah membencimu. Dia hanya sedang kebingungan. Dia tersesat sebentar. Ibu adalah orang yang sangat mencintaimu lebih dari dirinya sendiri."

Mata bulat yuan menatap Taehyung sendu. Bibir kecil itu berkedut di gulung sedikit menahan tangisan. "Ibu tidak memberiku pelukan, dia terus memarahi ku, ibu menusukan rokok saat aku menangis, aku hanya ingin ibu berhenti menangis tetapi dia membentak ku dan mendorong ku. Ayah, apakah ibu benar-benar mencintaiku?" Yuan sekali lagi bertanya.

Dia tahu apa yang telah di alami oleh putranya. Dia juga tahu, seperti apa Sujin membenci dia dan Yuan selama ini. Namun perasaan yang dia miliki tidak bisa lagi di ubah. Sujin selalu menjadi obsesinya, cinta nya, kekasihnya, bahkan jika wanita itu telah mengkhianati nya, Taehyung hanya akan bersikap seolah tidak terjadi apapun, selama Sujin terus berada di sisinya.

"Yuan, ibumu sedang dalam masalah. Dia kesulitan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Mau kah kamu me lmaafkan ibumu? Bisakah kamu tetap mencintai ibumu seperti aku mencintainya?" mata Taehyung semakin merah. Dia tahu tidak akan ada harapan untuk Sujin. Kondisinya terlalu buruk. Hanya waktu yang dapat menyembuhkan istrinya. Taehyung mencengkram lengan kecil Yuan. Tubuhnya bergetar saat bip panjang terdengar memenuhi ruangan. Taehyung merosot diatas lantai yang sangat dingin, namun rasa dingin tidak mengusik nya dari perasaan duka saat itu.  Dia tidak memiliki keberanian untuk mengintip sisi Sujin.

Melihat ayahnya semakin bersedih, Yuan segera berlari dan meminta pertolongan kepada siapapun yang dia temui di lorong rumah sakit.

Beberapa wanita dengan seragam medis berdatangan, mereka hendak melakukan tindakan namun langkahnya terhenti begitu Taehyung melepaskan paksa alat bantu dari tubuh istrinya. Dia memeluk erat tubuh dingin Sujin. "Tidak apa-apa.. Kamu sudah aman, tidak ada siapapun yang akan melukai mu. Tidak ada lagi kesakitan." tubuh Taehyung berayun memeluk Sujin dengan air mata mengucur. "Tidak sakit lagi, oke. Lebih banyak tersenyum, Sujin. Aku selalu mencintaimu. Yuan mencintaimu. Aku mencintaimu. Tunggu aku dengan patuh, saat aku sudah merawat anak kita dengan baik. Aku pasti akan menyusul mu. Kita akan bersama lagi. Aku akan melakukannya dengan baik. Aku akan melakukannya dengan baik." tangisan Taehyung pecah, dia merah dengan banyak harapan. Menginginkan waktu berjalan lebih cepat, merawat yuan dengan baik dan kembali memeluk Sujin nya. Mencintainya dengan penuh dan penuh. Dia tidak pernah mengingat keburukan dari istrinya. Pengkhianatan, dan kebencian yang selalu dia dapatkan selama ini seolah seperti embun yang menguap ke udara panas.
.
.
.
.
.
.
.
Aku ingat perasaan tersayat pada tubuhku terakhir kali. Tulang ku terasa remuk. Berpikir seolah kematian adalah jalan terbaik dari semua kesakitan yang aku miliki tetapi suara tangisan membangunkan ku dan  seketika kesakitan yang aku rasa kan saat itu berangsur menghilang.

Aku membuka mataku dengan sangat hati-hati, khawatir jika tindakan cepat akan memberiku Serangan kejutan. Namun yang tidak aku bayangan adalah, aku melihat langit-langit yang cukup akrab dengan penglihatan ku. Aku ingat saat aku mulai merasakan kesakitan saat itu aku berada di ruangan dingin dimana Minhyuk dan Giselle mengurungku dan menyiksaku sampai mati. Jadi, bagaimana sekarang aku berada di tempat yang ku rindukan sebelumnya? Rumah pernikahan yang diberikan Taehyung untuk kami. Tempat dimana aku menyimpan banyak kebencian kepada orang yang sangat tulus mencintaiku. Tempat dimana pria kecil dengan mata penuh harapan akan kasih sayangnya, ku tusuk dengan bara pada rokok ku? Aku menginginkan Yuan ku, aku menginginkan Kim Taehyung.. Pria yang selalu sabar menghadapi kegilaan ku. Pria yang mampu menerima perselingkuhan ku dan ku salah pahami.

Tuan Kim! Aku mencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang