Waktu mulai menunjukan petang, saat kami keluar dari rumah sakit. Yuan tertidur di dalam gendonganku, dan Sujin berjalan santai di sebelahku.
"Aku senang, ibu bisa menerimamu pada akhirnya." Gumam Sujin menatapku sekilas.
Senyuman Sujin begitu tulus, seperti yang ku ingat saat pertama kali kami bertemu. "Ya, aku juga senang."
"Kami akan berkunjung ke rumah tua, lebih sering sekarang. Dan kamu tidak di ijinkan lagi bersikap terlalu kaku. Mereka juga orang tuamu. Layaknya seorang anak, jika ada keluhan tidak ada salahnya kamu bercerita dengan mereka. Terlebih tentang kamu dan aku. Jika aku melakukan kesalahan dan tidak bisa di atur, jangan sungkan untuk pergi berbicara dengan ayah atau ibu, oke."
Aku semakin terpana setiap kali Sujin berbicara. Hal-hal itu belum dilakukan tetapi entah kenapa aku sudah merasa begitu hangat untuk mendengarnya. "Terimakasih.... "
Langkah Sujin terhenti, dia menatapku heran. "Kenapa kamu menangis?"
Menangis? Eoh aku tidak tahu jika aku menangis sekarang. Ku kira aku hanya tersenyum tetapi nyatanya aku sangat tersentuh hingga tanpa sadar air mata merembes. Sujin... Apakah kamu mulai perduli padaku? Apakah ada aku di dalam hatimu?
"Tidak. Aku hanya.. Aku.."
Kata-kata tertelan oleh keterkejutan. Wanita yang selalu hidup seperti ilusi, memberi batas nyata antara kami, dia sekarang datang dan memelukku. Tidak! Tetapi memeluk aku juga Yuan. "Jangan katakan lagi. Taehyung, aku akan selalu bersamamu sampai akhir. Tidak ada siapapun. Hanya kamu, aku, yuan, mungkin... Eoh ya tuhan! Kim Taehyung, aku mencintaimu. Aku sangat dan sangat mencintaimu. Kita akan memiliki bersama, bukan?"
"Apa?!"
"Apa?"
Apa yang baru saja dia katakan? Apakah dia menyebutkan tentang dia mencintaiku? Benarkah?
"Kim Taehyung! Apa kamu baik-baik saja?"
Tubuhku merosot, aku menggendong Yuan sambil berjongkok di tengah taman rumah sakit. Ada getaran terlalu hebat, dan suara seperti tercekik keluar dari dadaku.
"Kim Taehyung! Katakan padaku! Ada apa dengan mu? Ku mohon jangan menakuti ku!"
Aku masih bergetar. Demi tuhan Sujin, jika kamu berbohong tentang perasaanmu, kumohon untuk berbohong selamanya. Jangan biarkan aku tahu kenyataanya. Tidak masalah jika kamu menipuku hanya teruslah menipuku.
"Sujin.. Jika itu tipuan... Berjanjilah untuk terus melakukannya. Jangan biarkan aku tahu kenyataan. Berbohonglah padaku sampai akhir Sujin.. Ber..."
"Kebohongan? Apa maksudmu dengan kebohongan? Aku mencintaimu dan itu nyata lebih nyata dari emas. Kenapa kamu berpikir aku sedang menipumu, huh?! Tidak bisakah aku mencintaimu, Kim Taehyung?"
"Karena itu mustahil. Aku adalah anak haram yang di besarkan di ruang liar. Aku serigala bermata putih, aku menggigit tuanku yang telah memberiku segalanya. Tidakkah kamu tahu itu? Aku orang yang menghancurkan masa depanmu, memotong jalanmu untuk meraih mimpimu. Bisakah kamu mencintai orang ini?! Tidak apa-apa Sujin.. Sungguh tidak apa-apa jika itu bahkan tipuan, aku rela di tipu olehmu seumur hidupku."
Aku melihat sujin tercengang, bibirnya terbuka dan matanya berkaca-kaca.
"Hei!" aku masih terkejut melihat tampilan Sujin saat ini tetapi suara Jinny membuyarkan fokus ku.
"Sepertinya kalian memiliki hal yang harus dibicarakan. Biarkan aku membawa Yuan. Kalian bisa datang ke rumah besok bersama ibu." tawaran Jinny siap aku tolak sebelum suara parau Sujin menyela kata-kata ku.
"Ya, tolong lakukan. Aku berhutang Banyak kebaikan padamu."
Setelah Sujin berkata seperti itu, segera Jinny mengambil alih Yuan dan membawanya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Kim! Aku mencintaimu
FanfictionBukan novel terjemahan. Ini murni karya dari saya pribadi. Sujin menerima karma dari kejahatan penghianatan kepada Suaminya. Dia dijual juga di khianati oleh orang-orang yang dianggapnya berarti. Dia membenci Kim Taehyung suaminya hingga ke tulang...