Ku pikir ini sudah menjadi kesepakatan kami. Aku akan memasak untuk mereka dan menyuruh keduanya untuk patuh di belakang meja. Namun siapa yang menyangka, langkah ku akan terhenti begitu lengan kekar melingkari pinggang ku dengan erat.
Aku terkejut, ada pekikan kecil yang lolos namun segera aku kendalikan keterkejutan ku dan mengintip bayi besar dari sudut mata.
Taehyung menenggelamkan wajahnya diantara curuk leher ku, menyesap aroma pinus lembut dari losion yang aku gunakan.
"Biarkan tetap seperti ini...." perkataan ku tertelan kembali begitu Taehyung berkata.
"Aku rela menukar tujuh kehidupan ku untuk menghentikan waktu ini. Tidak masalah jika aku terjebak selama nya, selama kamu tetap lembut padaku, mau berbicara dengan ku tanpa pandangan kebencian, Sujin sungguh, aku rela." Suara lirih Taehyung penuh dengan kesakitan. Tubuhnya bergetar di sela pelukan kami dan aku merasa ini sangat konyol. Sejak kapan Kim Taehyung begitu rapuh? Sejak kapan pria dengan aura membunuh, tiba-tiba menjadi lebih melankolis?
Aku tidak tahu harus menangis atau tertawa namun ku putuskan untuk mencoba yang terbaik.
"Aakkk!!!" pekikan lolos sebelum dorongan kecil datang dari Yuan. Yuan melihat ku mencubit kecil lengan ayahnya.
"Ibu, jangan sakiti ayahku.. Aku akan patuh, aku tidak akan menangis lagi. "
Permohonan Yuan menusukan titik sakitku. Aku hanya ingin menolong Taehyung agar kembali ke kenyataan tetapi Yuan salah memahami ku. "Kamu salah paham. Ayahmu sedang tersesat, jika ibu tidak membuatnya sadar, dia akan terus terjebak." belum selesai aku membujuk Yuan tapi pekikan Taehyung sudah kembali terdengar. Dia mengerjap kesakitan sembari menggosok tulang kering nya.
Aku memandang Yuan dengan perasaan takjub, anak kecil ini begitu patuh dengan apapun yang dia katakan tanpa bertanya dua kali. Dan kemudian aku melihat Taehyung masih meringis kesakitan. "Apakah kamu baik-baik saja?"
Kurasa suara ku seperti nyanyian kematian untuk keduanya, Bagaimana tidak, baik Taehyung juga Yuan terlihat sangat terkejut setelah mendengar suaraku.
"Aku baik... Aku baik..." kata Taehyung kebingungan.
Kemudian aku beralih menatap Yuan yang sedang menatap ku. "Yuan, bawa ayahmu kembali ke meja. Bubur akan segera siap." kata ku memberinya perintah sebelum kembali menyibukkan diri.
Kedua Pria ku dengan ragu-ragu meninggalkan dapur tanpa memindahkan pandangannya dariku.
Aku memberi sentuhan terakhir dengan mangkuk dan toping. Kemudian aku menyajikan dua bubur kuah kaldu ayam di hadapan keduanya.
Yuan dan Taehyung kembali menatap ku. Masih sulit untuk diterima, tentu nya. Kemarin aku masih sangat menentang keberadaan mereka dan sekarang aku menyajikan bubur panas untuk sarapan mereka?
Aku mengabaikan pandangan Taehyung juga Yuan dan memilih untuk melayani sarapan ku sendiri. Setelah mendapatkan mangkuk ku, aku mengambil tempat tidak jauh dari Yuan dan membalas tatapan pria kecil itu dengan senyuman terbaik. "Haruskah aku menyuapi mu?" tanya ku siap meraih mangkuk di depannya. Namun tangan kecil itu meraihnya lebih dulu.
"Aku akan melakukannya." seru Yuan menyembunyikan mangkuk bubur dengan lengan.
Aku merasa geli melihat kelakuan bayi ku. Dia sangat ingin mendapatkan pujian dari wanita kejam seperti ku? Begitu naif, tetapi aku mensyukurinya. "Yuan ku yang terbaik. Dia sudah mampu merawat dirinya sendiri?" kataku mengusap lembut puncak kepalanya yang Kemudian membuatnya membeku, menatap ku.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya ku mengambil satu sendok bubur dan melahapnya.
Bayi Yuan menggelengkan kepalanya ribut sebelum menenggelamkan wajahnya pada mangkuk bubur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Kim! Aku mencintaimu
FanfictionBukan novel terjemahan. Ini murni karya dari saya pribadi. Sujin menerima karma dari kejahatan penghianatan kepada Suaminya. Dia dijual juga di khianati oleh orang-orang yang dianggapnya berarti. Dia membenci Kim Taehyung suaminya hingga ke tulang...