disini lah jaksa.
ditemani sunyinya kota Surabaya, sembari mengapit sebatang rokok Djarum Super diantara kedua jari, jaksa berdiam di ujung balkon.
Maja— sang pemilik apartemen, mengamati jaksa dengan perhatian penuh.
"ini bocah kenapa sih?" tanya seseorang dibelakang maja.
"gatau, dateng dateng begini. mana bajunya basah, koyo wong bar adus" jawab maja seadanya.
"yeu, kebiasaan" cibir jingga— laki laki dibelakang maja.
"biarin aja, dia kan emang begitu" sahut seseorang di ruang tengah —sebut saja jendral.
"gila! sejak kapan lo disitu!?" kaget jingga lalu berjalan menghampiri jendral.
"barusan" jelasnya lalu mengambil stick PlayStation yang diikuti oleh jingga.
maja memperhatikan keduanya, ia hafal betul apa yang sedang menimpa mereka.
"kebiasaan lo semua, kalo ada masalah aja larinya kesini!" sarkas maja.
"ya kemana lagi bang. orang masalah nya aja ada dirumah, masak lo nyuruh gua pulang?" tanya jendral berturut.
maja menghela nafas, "kali ini apalagi?" tanyanya.
"mau mati aja gua njing! tuh iblis tua bangka makin hari makin ngelunjak" jawabnya tanpa mengalihkan perhatian dari tv.
"ngelunjak gimana?"
"sekarang gak cuman gua yang dijadiin sasaran, tapi satria juga sat! kemaren pas gua ga dirumah, satria ulangan dapet 98 kena gebuk sampe opname"
"HAH" kaget maja dan jingga bersamaan.
"dirawat dimana tuh bocah? besok gua jenguk deh" ujar maja setelahnya.
"RS Laraswati" jawab jendral singkat.
"gua ikut" ujar jingga.
maja mengangguk, kemudian melirik jingga "terus lo? kenapa?"
"kemaren kan gua ngedate sama tian, tapi ada wartawan ngikutin kita. untungnya gua sama tian peka, kita nyadar kalo diikutin, terus ya pura pura jadi temen" jelas jingga.
"terus? kan ya bagus lo gak ketauan?"
"ya itu masalahnya, tian minta kepastian lagi ke gua"
"pfft- mampus" ejek maja.
"si bangsat"
jam menunjukkan pukul 22:43 WIB.
"gua balik dulu, besok ada fanmeeting ke Jakarta" pamit jingga lalu sembari memakai jaket kulitnya.
"yoi, salam buat yang lain" jawab maja.
jendral pun bangkit, mengikuti jingga "gua juga bang, ini udah di call satri—
WOI JINGGA JAMET, GUA NEBENG SU JANGAN DITINGGAL!"
"BURU LAH NJING" balas jingga.
"bilangin sama satria besok gua dateng!" ujar mahen agak berteriak, pasalnya jendral sudah berada didepan pintu.
"IYA" jawab jendral, balas berteriak.
setelah keduanya berlalu, maja lantas melirik balkon.
ia penasaran dengan jaksa.
"lo kenapa sih jak.." tanya maja, pasalnya jaksa sama sekali tak berubah posisi sejak terakhir kali maja melihatnya.
"i'm fine" balasnya.
"are you fucking kidding me? c'mon jaksa, gua tau lo gak oke" sarkas maja, sedikit kesal karena jaksa selalu bersikap seolah semua baik baik saja.
"mm, sebenernya gak penting.
i just....
saw His Girl on His House"
Tbc.
...pendek dulu yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu; Treasure angst
Fanfiction"ya namanya hidup kudu dijalanin, tapi kalo capek pesen ojol aja" sebongkah pahit manisnya kehidupan, yah walaupun banyak pahitnya sih.