MPB(s)-O31

2.5K 188 6
                                    

🍜Happy Reading🍝

Flashback

"Halo?" Pertanyaan Theo mengawali pembicaraan di dalam telepon.

"Halo tuan, saya Jensen ingin melaporkan informasi tentang pelaku" dari perkataan Jensen yang to the point, Theo sudah mengetahui maksud lelaki itu.

"Kirim ke email saya saja" setelah mengatkan itu Theo langsung menutup telepon dan segera mengecek emailnya.

Disana sudah tertera alamat email Jesen beserta sebuah dokumen.

Theo membuka dokumen itu dengan tangan yang gemetar. Masih terngiang ngiang di dalam kepalanya teriakan Ano saat di rumah tadi. Saat dia dan yang lainnya mendengar berita buruk itu.

Mata Theo membelalak melihat semua isi dokumen yang berjumlah 30 halaman itu.

Disana terpampang rapi identitas pelaku, bukti, hingga hubungannya dengan orang kedua serta ketiga yang juga ikut dalam rencana dan tindakan bersama sang pelaku.

Haaa..

Theo menutup wajah tampannya dengan sebelah tangan sedangkan yang satu lagi masih memegang handphone.

Astaga, dia tak menyangka ini terjadi. Hahahaha...

Jika orang-orang itu tidak menganggap Kianya tak apa karena dia dan tiga baby yang lain akan menemani Kia selamanya.

Tapi mengapa mereka tega melakukan itu pada Kianya? Padahal Kia tidak melakukan kesalahan apapun.

Apalagi Theo sangat hafal sifat Kiana walau baru bersama akhir-akhir ini. Kiana tidak mungkin mengganggu mereka. Tapi mengapa mereka malah mengganggu Kiana?

Theo tak habis pikir, ada ya manusia yang seperti ini pada keluarga kandungnya sendiri?

'Gimana cara matiin mereka ya?' Batin Theo sedang menyiapkan rencana untuk menagkap si pelaku, orang kedua, dan ketiga.

Pemuda itu tersenyum miring dalam diam. Sepertinya dia sudah menemukan cara terbaik untuk mengirim mereka ke neraka dunia.

"Gue pergi dulu. Ada sedikit masalah" pamit Theo pada Ano dan Aaron yang pastinya tak diacuhkan.

***

"Wah, gak gue sangka kalau kakeknya sendiri yang celakain cucunya." Kata Theo pada seorang pria tua yang berlutut di bawah kakinya.

"HAHAHAHAHAHAHAHA!!!" Tawa mengerikan itu

"M-maaf maaf..." pria tua itu berbisik sembari terus menangis menyesali perbuatannya selama ini.

Mengapa? Mengapa ia sangat bodoh?

"Cih, maafmu itu tak berguna disini." Theo mendecih melihat kelakuan tua bangka bau tanah ini.

Lihatlah dirinya yang tidak berdaya lagi sejak ditangkap oleh Theo di mansion besarnya tadi.

Flashback

"Jesen, kumpulkan semua anggota. Kita akan menyerangnya nanti malam." Ujar Theo pada Jesen, sang asisten.

"Baik tuan" setelah mengatakan itu Jesen beranjak pergi dari sana dan meninggalkan Theo seorang diri.

"Niki, keluarlah"

Tak lama sesosok laki-laki muncul dari bawah kegelapan.

"Ada apa tuan memanggil saya?" Tanya lelaki itu.

"Aku ingin kau langsung menangkap tua bangka itu saat anggota menyerang. Masukkan dia ke penjara karena aku akan menyiksanya." Theo menatap depannya tanpa kedip dan emosi di dalam mata itu.

Ia memikirkan cara terbaik untuk menyiksa pria tua itu. Pria tua yang telah menyakiti dan mencelakai miliknya, Kiana.

"Baik tuan" jawab Niki.

Kini ia akan menunggu malam tiba di rumah sakit dan akan ke penjara bawah tanah nanti.

Tak akan ia biarkan orang lain menyakiti Kiananya atau orang itu akan mati.

***

"M-MAAFKANN SAYA TUAN! SAYA INGIN HIDUP!!" Teriakan itu berhasil mengembalikan Theo ke kenyataan setelah mengingat kejadian sebelumnya.

"Kau tahu kan kesalahanmu?" Tanya Theo sekali lagi dengan nada yang tenang. Seakan ia sudah terbiasa dengan ini.

"S..SAYA TAHU! MOHON LEPASKAN SAYA!"

Teriakan cempreng nan menjijikan itu keluar lagi. Theo yang mendengarnya ingin saja memotong pita suara Aris, kakek kesayangan Kiana.

Ya, betul. Yang mengusir, menjebak, menyakiti, dan mencelakai Kiana adalah Aris. Dan pastinya Aris adalah Bos yang dipuja-puja Asu dan Siska.

Aris terus bergerak tak karuan padahal kedua kakinya sedang diikat dengan kawat berduri seperti lampu.

Kedua tangannya dijeruji dan di lehernya terdapat alat kejut listrik yang jika diaktifkan dan ditekan dengan remote akan menghasilkan sentruman yang parah.

Bahkan dapat membuat sang korban menjadi bisu.

"Diamlah sebelum aku memencetnya anjing" sarkasme Theo akhirnya menutup mulut Aris.

"Haaa... aku tak habis pikir dengan jalan pikiranmu," Theo memijit pangkal hidungnya.

"Kenapa kau bisa-bisanya berusaha untuk menyingkirkan Kiana, cucu kandungmu sendiri dan malah menyayangi Asu, cucu angkatmu yang gila itu?" Lanjut Theo.

"Oh, aku lupa. Kau dan Andre kan sudah sugar baby Asu HAHAHAHA!" Ucap Theo lalu tertawa keras setelah menyadari kebodohannya.

Aris hanya diam tak berkutik, apa yang dikatakan anak di depannya ini memang benar. Lagipula ia juga tidak punya kekuatan untuk melawan.

Tetapi kedua perhatian manusia itu terfokus pada sekelompok pria yang tiba-tiba mendobrak pintu dan berteriak kencang.

"THEO!!!!"

☆☆☆

TBC
...

Hola semuanya, maaf banget kalau aku ga up kemaren. Untuk kedepannya aku bakalan up 2-3× seminggu karena lagi persiapan masuk kuliah juga. Mohon dimaklumin ya🤧🙏

Vote, Komen, dan Share yeeeeeeee
Jangan lupa buat follow miemercon jugaaa yaa❤️❤️

Ma Pretty Boy(s) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang