DIBAHAS LAGI?

404 27 13
                                    

▪️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪️

Kaivan menetralkan degup jantungnya, saat melihat Vanessa keluar dari rumahnya. Berdehem sejenak, lalu menampakkan senyum lebarnya saat Vanessa membuka pintu mobilnya.

"Morning Iam.." Sapa Vanessa, setelah menutup rapat pintu mobil Kaivan.

"Morning Ceilaa,"

"Kita berangkat ya?" Lanjutnya. Vanessa mengangguk, sambil memoleskan lipstik dibibir mungilnya

Selama perjalanan menuju kampus, Kaivan terus mencuri pandang kearah Vanessa. Setelah penolakan yang diberi Vanessa akan ajakan fwb-annya, Kaivan mendadak menjadi canggung saat berada didekat Vanessa. Hanya untuk sekedar bertatapan pun Kaivan tak berani. 

Melihat tak adanya kecanggungan dari Vanessa, membuat Kaivan sedikit legah. Berarti sahabatnya itu gak masalah dong dengan ajakan lancang darinya semalam? Pikirnya..





"Cei?"

"Hmm?" Jawab Vanessa singkat

"Yang semalam.." Vanessa menolehkan wajahnya, menatap Kaivan yang sedang fokus menatap jalan didepannya

"Yang semalam, kamu mau?" Lanjut pria itu dengan tak berdosa

"Kaivan?"

"Yess Cei?"

"Kenapa harus dibahas lagi sih? Kamu udah punya pacar. Jangan cari penyakit deh" Kesal Vanessa, melipat kedua tangannya didepan dadanya, sambil memicingkan matanya menatap Kaivan

"Angel gak bakalan tau Cei" Jawabnya enteng, membuat Vanessa mengangak tak percaya

"Kamu sadar gak sih sama omongan mu? Kita udah sahabatan dari kecil Am. Kamu mau, karna ajakan gak masuk akal kayak gini, kita jadi renggang?"

Kaivan menggeleng cepat, sambil memanyunkan bibirnya

"Yaudah gak usah dibahas lagi!" Tekan Vanessa, dan Kaivan langsung mengangguk patuh

▪️

Sepasang sejoli sudah selesai menikmati makan siangnnya, di kantin kampus. Mengambil duduk disudut, adalah pilihan yang tepat untuk pasangan tersebut.

"Enghhh...." Angel menggeliat duduk tak nyaman, karna jari tengah Kaivan sibuk bermain dibalik g-stringnya. Menyandarkan punggungnya di dada bidang Kaivan, saat kedua jari Kaivan mengorek dindin vaginanya.

"Udah hm?" Tanya Kaivan lirih, tepat ditelingan Angel. Gadis itu menggeleng tak terima saat jari Kaivan mencoba keluar dari bawahnya. Menahan tangan besar Kaivan, membuat Kaivan paham, kalau kekasihnya ini masih mau lagi.

"Makanya sekali lagi jangan nonton video-video gitu lagi ya? Karna aku gak bisa terus nuruti kayak gini" Jelas Kaivan, sambil mendorong lebih dalam kedua jarinya.

"Enghh...Ahhh Liammhh"

"Kaivan not Liam!" Kaivan mencoba menarik tangannya, tapi dengan cepat Angel menggeleng membuat Kaivan menghela nafas.

"Cepetin Vanhh nghh..."




"WOY!" Suara berat dari kejauhan membuat Kaivan dengan cepat mengeluarkan jarinya. Angel yang sudah diujung tanduk, merengek tak terima

"Lama amat. Dari mana ajasih kalian?" Protes Kaivan berdiri dari duduknya, menyambut Harry dan Vanessa yang berjalan mendekatin meja mereka

"Nih sahabat lo, banyak amat yang dicarinya di perpus" Keluh Harry menyenggol lengan Vanessa

"Baru diminta tolongin gitu doang, udah ngeluh" Cibir Vanessa, memutar bola matanya malas

"Cei mau makan apa? Biar Liam pesan?" Tanya Kaivan sambil melirik jam tangannya

"Apa aja deh. Perut lagi gak banyak maunya nih," Jawab Vanessa yang baru menyadari ada Angel bersama mereka

"Ehh Angel, kusam banget tuh muka. Diapain Liam huh? Biar gue gebukin tuh pala" Tanya Vanessa sambil mengepalkan tangannya kearah wajah tampan Kaivan. Angel menyengir kaku, sambil menggeleng.

"Kalau macam-macam nih bocah, bilang ke gue ya. Biar kita basmi" Ucap Vanessa angkuh, membuat Kaivan mencibir sebelum meninggalkan meja, memesan makan siang Vanessa bersama Harry mengekor dibelakangnya.


Angel tersenyum kaku saat duduk dengan hening dimeja bersama Vanessa. Beberapa kali Angel melirik kearah Vanessa yang sibuk dengan ponselnya. Memikirkan percakapan untuk membangun keakraban lebih dengan sahabat kecil kekasihnya. Angel berdehem lalu mulai memanggil Vanessa

"Van?" Vanessa mendongak, menatap Angel yang sedang tersenyum kaku. Mengerti kalau kekasih sahabatnya itu ingin berbicara, Vanessa meletakkan ponselnya dan menegakkan duduknya

"Mau curhat? Liam ngapain lo?" Tebak Vanessa saat melihat wajah keseriusan Angel

Tetapi dengan cepat Angel menggeleng, menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal

"Engga sih, cuma pengen ngobrol aja. Biar gak bosan nungguin mereka" 

Setelah itu Vanessa beroh ria sambil memikirkan percakapan yang bisa mereka bahas. Tiba-tiba Vanessa mempunyai satu pertanyaan yang sudah lama ingin diketahuinya

"Ngel, loh pernah gak sih cemburu sama gue?" Membuat senyum Angel tiba-tiba padam. Ya Vanessa tau, siapa pun yang menjadi perempuannya Kaivan pasti akan cemburu melihat kedekatan mereka

Melihat tak adanya jawaban dari Angel, Vanessa menyambung, "Maaf ya Angel. Gue tanya ini karna emang kalau gue di posisi lo, pasti gue cemburu. Gue tuh udah berkali-kali bilangin Liam buat gak ngintilin gue. Kalau emang kebiasaan selalu barengan biar gue ada teman, gue bisa kok sama Harry, tpi dianya gak percaya sama saudara gue sendiri, heran" Cibirnya panjang lebar, membuat Angel tertawa kecil. Lalu menepuk-nepuk punggung tangan Vanessa

"Tapi cemburu gue hanya sebatas cemburu biasa kok. Tapi memang kalian dari kecil kemana-mana bareng, jadi kalau gak barengan gitu pasti ada yang beda. Gue paham kok maksud Kaivan, jadi gue cuma cemburu sesaat. Selebihnya Kaivan baik kok. Jangan marahi Kaivan ya karena aku cerita gini" Sontak mereka berdua tertawa berbarengan dengan datangnya dua lelaki itu dengan nampan di masing-masing tangannya

"Seru banget kayaknya Buk ceritanya. Bagi-bagi dong" Harry berucap sembari menyusun letak makanan dan minumannya, lalu duduk disamping Vanessa

"Cih, dasar pria kepo" Langsung melahap 1 porsi makaroni saus keju yang sudah ditata Kaivan didepannya.

Angel mengangkat bibirnya tersenyum kecil. Dirinya memang tak pernah menyalahkan Vanessa terhadap supernya perhatian yang diberi Kaivan, sebab tak pernah ada pandangan yang lebih dari sekedar sahabat yang dipancarkan mata indah Vanessa. Tapi, lain halnya dengan Kaivan, Angel benar-benar paham arti pandangan dalam dari kekasihnya itu saat menatap Vanessa, seperti saat ini.

▪️

FRIEND WITH BENEFITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang