Disini lah aku, dikamar yang minimalis namun sangat nyaman, mataku terusik kala sinar matahari mulai menggangguku, ketika membuka mata pandanganku tertuju kepada gadis yang masih terpejam dalam tidurnya, ah aku lupa bahwa aku masih memeluknya sangat erat, bahkan tangannya masih berada dikepalaku, menjadi bantalan ternyaman, dia bahkan tidak terusik sama sekali, apa tidak pegal? Pikirku. Jam berapa ini? Kuputar badanku melepaskan pelukan dari lisa dan mengambil handphone ku yang berada diatas nakas, kulihat jam menunjukan pukul 8 pagi, aku tersentak ketika lisa memelukku dari belakang
"Lisa, ayo bangun ini sudah siang" balasku sambil mengusap tangan yang melingkar diperutku, jantungku kembali berdebar dengan sikap lisa, aku bahkan merasa malu mengingat kejadian semalam, apa dia melupakan itu?
"Jam berapa ini?" Suara seraknya, aku tahu dia pasti masih memejamkan matanya, pelukannya mengeratkan bahkan jarak tubuhku dan dia bahkan sangat intim
"Pukul 8"
"Masih sangat pagi, ini masih hari libur kuliah"
"Apa kau tidak bekerja?"
"Aku masuk shift sore, masih banyak waktu untuk bermalas malasan"
"Kau tidak boleh malas, nanti ayahmu tidak menyukainya, dia memiliki putri cantik tetapi malas" kekehku sambil menyubit lengannya
"Aku tidak bermalas malasan, hanya saja. Pelukan ini begitu nyaman sekali" aku tidak menjawab ketika lisa berbicara to the point, aku tersenyum malu, jesus jantungku berdebar makin kencang rasanya!
"Jennie?" Ucapnya pelan
"Huum" cicitku pelan, posisi kami masih sama
"Soal tadi malam, itu ciuman pertamaku" aku tidak menjawabnya, aku masih membayangkan kejadian tadi malam sambil tersenyum "Apa kau tidak marah? Maaf jika aku lancang"
kini aku berbalik menghadap kepadanya, kulihat matanya kini sudah terbuka, menatapmu dengan dalam, kulihat matanya sayu, asa rasa kekhawatiran didalamnya, dengan berani kucium bibir lembutnya sekilas, lisa kini mengembangkan senyuman nya diwajah cantiknya itu
"It's okay lisa, aku juga sama, itu ciuman pertamaku, dan yang tadi ciuman keduaku" ucapku
"Ah baiklah, boleh aku memejamkan mataku sebentar lagi?" Ucapnya, aku pun mengangguk, dia kembali memposisikan tubuhnya dengan memelukku, tentunya aku dengan senang hati merentangkan kedua tanganku, entah apa yang terjadi diantara aku dan lisa, kami baru saja berteman beberapa waktu yang lalu dan sekarang kami berpelukan dan berciuman, entahlah hanya ini yang aku sekarang sukai, aku nyaman dengan lisa, gadis yang tak sengaja aku ciprati. Namun apakah aku benar benar menyukai gadis ini? Apa lisa juga menyukaiku? Ntahlah, biarkan waktu yang menjawabnya
•••
"Kau terus tersenyum seperti hantu, lisa aku sangat takut"
"Yakk oppa, kau benar benar! Ayo lanjutkan inventory barangnya"
Chang wook tertawa ketika terus mengerjai lisa, yang sudah dianggap adiknya sendiri "lisa, aku ingin bercerita"
"Wae oppa?"
"Bagaimana jika aku melamar yoona?" Ucap chang wook serius, seketika lisa melirik chang wook dengan tatapan tajamnya hingga beberapa saat tatapan itu menjadi tatapan bahagia, senyuman lisa mengembang setelahnya
"Jelas kau harus melakukannya oppa, yoona unnie adalah perempuan yang pas untukmu"
"Tapi li, aku rasa, aku harus mencari pekerjaan tetap, aku mungkin harus bekerja dikantoran"
"Wae oppa? Kau ini seorang pembisnis. Lihatlah cafe ini, kau sudah cukup hebat untuk mengelolanya oppa"
"Lisa, aku harus mendapatkan biaya tambahan, biarkan cafe ini menjadi usaha sampinganku saja, aku harus tetap mendapatkan penghasilan tetap untuk menikahi yoona"