"Appaaaa berhenti berbicara tentang jodoh, umurku bahkan belum tiga puluh tahun" lesu jennie diambang pintu menatap kearah orang tuanya yang sedang bersiap memasuki mobil
"Jennieya, tidak salahnya berkenalan dulu" ucap tuan kim
"Eommaaa" melas jennie kearah ibunya
"Sepulang dari hongkong, appa akan mengatur acara makan malam bersama putra kerabat appa. Jadi persiapkan itu ya" kekeh tuan kim ia kini mengusap rambut anak tunggalnya itu lalu memasuki mobil
"Jennie, turuti saja permintaan appamu ya, benar. Tidak ada salahnya jika berkenalan dahulu. Eomma berangkat ya"
Jennie tak menjawab, ia hanya menghela nafasnya berat, jika sudah begini ia tidak bisa melawan keinginan orang tua nya, setelah kepergian orang tua nya yang mendadak jennie kembali memasuki rumahnya, suasana nya kembali sepi, ia berjalan dan duduk di sofa ruang tamu, badannya ia rebahkan. Bahkan untuk sarapan bersama saja tidak sempat, tuan kim berbicara bahwa schedule nya berubah dan ia harus pergi pagi sekali dan sang eomma pun menyiyakan agar mereka sarapan saat penerbangan saja
"Haaaah besok malam, besok malam. Apa apaan, bahkan mereka tidak dirumah selama 24jam. Malam datang pagi ini pergi" lirih jennie
"Dan apa? Perjodohan? Pria? Hahhh tidak masuk akal. Aku tidak menginginkan itu semua" tambahnya
Disisi lain
"Aku tak menyangka jika kau suka sekali melukis" ucap lisa, gadis yang disebelahnya pun hanya tersenyum cantik menatap lisa
"Aku bahkan bisa menghabiskan waktu seharian untuk melukis, aku bahkan bisa melupakan segalanya"
"Kau sering datang kepameran seperti ini?"
"Emm iya , dan kau orang yang pertama ku ajak, jennie dan chaeyoung tidak begitu menyukai pameran seperti ini. Jadi aku selalu pergi sendiri"
Jisoo dan lisa berjalan mengitari sepanjang lorong, sambil melihat dan menyusuri pameran lukisan, sudah tidak banyak orang yang berlalu lalang, karna keduanya sudah berada diujung bangunan, lisa menghadap kearah jisoo yang masih menatap lukisan besar, merasa ditatap jisoo pun menghadap kearah lisa
"Tanganmu masih memar" cicit lisa yang meraih tangan jisoo, jisoo pun segera menariknya dan menyembunyikan tangan nya dari lisa
"Jangan pernah menutupinya lagi jisoo, akan berakhir sampai kapan? Kau tidak pantas untuk dilukai"
"Lisa, aku sudah lelah untuk melawan"
"Kau bisa, bicaralah kepada jennie dan chaeyoung. Aku akan menjagamu. Kau harus terlepas dari lelaki bajingan itu"
Jisoo hanya menunduk tanpa membalas perkataan lisa, ternyata dibalik sikap periangnya jisoo terdapat sesuatu yang amat menyakitkan, luka luka ditubuhnya membuat lisa tak tahan, sungguh. Rasanya lisa ingin menghabisi pria itu!
"Lisa"
"Jangan menangis, terbukalah kepadaku jisoo. Aku akan menjagamu, akan kupastikan pria itu tidak akan menganggumu lagi"
"Aku tidak ingin kau terluka seperti waktu itu, suho sangatlah kejam" jawab jisoo
Tidak menjawab, lisa kembali meraih tangan jisoo, ditatapnya kembali lengan mulus itu, lisa mengusapnya dengan perlahan "Sudah siang, ayo kita makan. Aku sudah lapar" ucap lisa mengalihkan keadaan, lisa tersenyum sangat lebar, mengajak jisoo untuk tidak mengingat kesedihan nya, jisoo mengangguk mengiyakan ajakan teman nya itu.
"Emm lisa?"
"Wae?"
"Aku ingin makan chickin!"
"Ayoo let's goooo"