Brother [Book 2] Bab 5.

171 18 4
                                    

Sebuah mobil baru saja memasuki pekarangan rumah yang begitu mewah. Terlihat sang supir memberhentikan mobil nya tepat didepan pintu masuk rumah mewah ini. Sang supir turun lebih dulu danmembukakan pintu untuk ruan nya ini. Tak lama seorang pria paruh baya keluar dari dalam mobil nya ini disusul oleh fua orang didalam nya.

"Pelan-pelan sayang."

"Terimakasih Eomma."

"Paul tolong bawa barang-barang Yoora kedalam ya." Titah seorang wanita.

"Baik Nyonya." Angguk nya.

Hari ini Yoora sudah di boleh kan pulang, setelah beberapa hari menjalani perawatan dirumah sakit. Kondisinya juga sudah mulai membaik, hanya saja Jadwal Check Up Yoora di tambah.

"Maaf ya Appa tidak bisa pulang sekarang, masih ada pekerjaan yang harus appa selesaikan." Ujar Tuan Min.

"Tidak apa Appa, aku sudah baik-baik saja. Appa tidak perlu khawatir, ada Eomma yang menjaga ku." Saut Yoora. Tuan Min hanya mengangguk.

"Kalau begitu Appa kembali kekantor ya. Cepat sehat putri appa." Tuan Min memeluk erat Yoora sambil mengusap lembut surai nya.

"Jika ada apa-apa segera hubungi aku." Pesan Tuan Min pada sang istri.

"Nee, jangan khawatirkan tentang itu. Hati-hati di jalan." Saut Ny. Min.

Tuan Min lalu beranjak dari tempat nya. Paul yang sudah berdiri sejak tadi di dekat mobil nya langsung saja membukakan pintu untuk tuan nya ini. Paul membungkuk pada Ny. Min sebelum akhir nya masuk kedalam mobil dan mengantar Tuan nya kembali kekantor.

"Ya sudah ayo kita masuk." Ajak Ny. Min. Yoora hanya mengangguk.

Kedua nya masuk kedalam rumah yang megah ini. Ny. Min langsung mengantar Yoora ke kamar nya. Tak lupa juga memasukkan beberapa barang Yoora yang sudah di letakkan Paul di depan kamar Yoora.

"Ini obat dari Dokter Eunwo, jangan lupa di minum ya." Ujar Eoma sambil memberikan obat pada Yoora.

"Nee, Eomma. Terimakasih." Saut Yoora tersenyum kecil.

"Kalau begitu Kau istirahat saja. Eomma akan berberes sebentar. Jika perlu apa-apa panggil Eomma ya." Kata Eomma sambil menatap barang-barang Yoora. Yoora hanya mengangguk.

Eomma pun kelauar dari kamar Yoora tak lupa juga untuk menutup pintu kamar Yoora. Yoora menghembuskan Nafas panjang nya.

Yoora masih sedikit merasa sesak didadanya tapi ini sudah lwbih baik darisebelum nya. Yoora melepas jaket nya dan meletakkan nya di meja belajar nya lalu kembali duduk di ranjang nya sambil memlerhatikan obat-obat yang Eomma nya berikan tadi.

"Kenapa semakin hari semakin banyak?" Tanya Yoora menatap beberapa obat di tangan nya.

"Sampai kapan aku harus meminum ini?" Tanya Yoora.

Tiba-tiba saja Yoora mengingat sesuatu. Yoora menyimpan obat-obatannya di dalam laci meja, lalu beralih pada ponsel nya. Yoora ingat, diri nya belum menghubungi Yoongi beberapa hari ini.

Yoora membuka room chat nya dan menekan kontak Yoongi. Yoora melihat terakhit kali diri nya mengirim pesan pada Yoongi sekitar dua hari lalu. Yoora bisa memaklumi, mungkin saja Yoongi sibuk.

Tapi Yoora tetap saja ingin mengirim foto pada Yoongi. Yoora tau sesibuk apapun Yoongi pasti akan membuka pesan dari Yoora entah itu kapan.

 Yoora tau sesibuk apapun Yoongi pasti akan membuka pesan dari Yoora entah itu kapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Brother is Idol [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang