Empat

3.4K 349 14
                                    

Kedua insan manusia yang baru satu hari bertunangan itu kini terlihat seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal. Jeongwoo akan bersikap acuh saat ia tak sengaja bertemu atau berpapasan dengan Haruto pun sebaliknya.

Mereka menjalani aktfivitas masing-masing seperti saat keduanya belum mengenal satu sama lain. Pertunangan itu seakan tidak pernah ada bagi Jeongwoo dan Haruto. Iya, se-tidak perduli itu mereka berdua.

Tapi, itu yang di lihat dari luar. Bagaimana di dalam?

Justru sebaliknya. Terlebih oknum berinisial H yang selalu kepikiran dengan sikap Jeongwoo yang berbeda.

Sepertinya pemuda Park itu marah. Entahlah, Haruto tidak peduli-- ah, ralat. Berpura-pura tidak peduli maksudnya.

"Eh, ada apaan tuh rame-rame?" Tanya Yedam sambil menunjuk kearah segerombolan orang yang berdiri di tengah-tengah lapangan outdoor SMA Diamond.

"Misi, itu ada apa ya?" Tanya Yoshi pada salah satu siswi.

"Oh, itu kak. Sidang Jeongwoo sama Yuna yang katanya tunangan."

"Hah?!" Ini Haruto yang ngomong. Kentara banget dia lagi kaget.

"Kok bisa?" Ini Yedam yang nanya.

"Iya. Soalnya mereka pake cincin couple yang biasanya di pake sama orang tunangan." Jelas siswi itu.

Cincin? Jangan bilang itu..

Haruto sontak berlari dan menerobos kerumunan tersebut.

Terlihat Jeongwoo yang hanya diam dengan Yuna yang berdiri di sebelahnya. Gadis berambut keriting itu tampak kesal. Terlihat dari wajahnya yang memerah.

"Gue gak tunangan sama Jeongwoo! Cincin ini gue dapet di dekat toilet!" Yuna kembali menjelaskan dengan raut frustasi.

Sementara itu Jeongwoo yang menyadari kehadiran Haruto pun memusatkan perhatiannya pada laki-laki jangkung itu.

Bolehkah Jeongwoo berharap Haruto akan mengakui di depan orang-orang jika cincin yang Yuna kenakan sekarang itu adalah miliknya?

Bolehkah?

Namun harapan Jeongwoo itu hanya sekedar harapan karena nyatanya, Haruto malah pergi begitu saja dengan wajah datar.

Dalam diam, Jeongwoo menertawakan dirinya sendiri yang terlalu berharap dan berakhir kecewa.

"Eh, lo bantu jelasin kek! Malah diem aja." Kesal Yuna pada Jeongwoo.

"Yang bilang kita tunangan maju. Biar gue bogem."

Tak ada yang berani menjawab. Kerumunan itu perlahan membubarkan diri karena takut dengan aura yang dikeluarkan oleh seorang Park Jeongwoo.

"Nah, dari tadi kek lo ngomong. Gue kan jadi gak perlu re--"

"Lepas." Potong Jeongwoo datar.

"Hah?"

"Cincin."

"Enggak mau! Cincin nya bagus, gue suka..."

"Gue bilang lepas, Choi Yuna." Desis Jeongwoo penuh penekanan.

"Huft! Oke fine. Gue lepas." Pasrah Yuna lalu melepaskan cincinnya dengan setengah hati.

"Nih. Nyebelin lo!" Setelah memberikan cincin itu pada Jeongwoo, Yuna pun pergi dengan kaki yang di hentakkan ke atas tanah.

Jeongwoo menggenggam cincin di tangannya dengan erat sambil bergumam.

"Gue suka sama lo, Haruto."

~~~

Mendinginkan kepalanya yang terasa panas, Haruto pun memilih untuk memakan ice cream berwarna biru bergambar beruang putih pada kemasannya.

Stay || JeongHaru [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang