Epilog

4.3K 257 26
                                    

Kedua kening itu saling menyatu melepas rasa rindu yang selama ini membelenggu.

Akhirnya setelah sekian lama, mereka kembali di pertemukan. Dengan kondisi yang berbeda juga tempat yang tak lagi sama.

Tapi itu bukan masalah besar karena yang terpenting sekarang adalah mereka kembali bersama seperti sedia kala.

"Kangen." Yang lebih tua terdengar sedikit merengek sambil memeluk tubuh sang dominan yang tersenyum penuh.

"Aku juga, Ru." Balas si dominan dengan kedua tangannya yang kini melingkar di pinggang si manis.

"Jahat! Pergi gak pamit, huh!" Kesal Haruto setelah melepaskan pelukan mereka.

"Jangan salahin aku, Ru. Salahin author nya."

Gak deng. Becanda.

Serius.

"Maaf. Aku gak pamit karena aku gak mau liat kamu sedih, Ru." Kata Jeongwoo lembut.

"Lagipula kan aku udah pamitan sama kamu lewat mimpi." Lanjutnya membuat si lawan bicara mendengus.

"Lewat mimpi itu malah bikin aku tambah sedih tau! Berkali-kali lipat malah. Emang niat nyiksa aku ya kamu."

"Gak gitu, sayang. Aku--"

"Apa? Gak usah jelasin apa-apa. Gak butuh. Gak denger lagi tutup telinga." Potong Haruto sambil menutup kedua telinga nya dengan tangan.

Membuat Jeongwoo gemas dan reflek mencubit pelan pipi Haruto yang di balas raut tak terima oleh sang pemilik.

"Udah mati masih aja gemesin, heran."

"Heh! Kamu juga udah mati ya!"

Jeongwoo tergelak puas melihat wajah kesal kekasihnya. "Iya iya, maap, yang." Katanya setelah tawa nya mereda.

"Udah jadi ubi masih aja ngeselin." Balas Haruto menohok.

Jeongwoo menghela nafas. "Kamu gak papa ninggalin mereka?" Pertanyaan yang sukses membuat raut wajah Haruto berubah 180 derajat.

"Jangan bahas mereka, Woo... Please. Ini bukan kemauan aku, tapi semua ini udah takdir Tuhan." Lirih Haruto dengan kepala yang menunduk menyembunyikan air mata nya yang mengalir tanpa bisa di cegah.

Membuat Jeongwoo sontak merasa bersalah dan buru-buru memeluk tubuh seseorang yang pernah singgah di hati nya itu dengan erat sambil menggumamkan kata 'maaf' beberapa kali.

"Lagian aku gak nyesel ninggalin mereka. Karena sekarang aku sama kamu lagi."

"Iya. Makasih. Makasih udah mau nunggu dan balik lagi ke aku, Haru. Makasih."

"Hum, sama-sama, Je."

















































Sementara itu di sisi lain, beberapa orang tampak berkumpul di depan sebuah ruangan. Wajah mereka tampak bersedih. Tentu saja. Mereka merasa kembali kehilangan untuk yang kedua kalinya.

Haruto, pria itu baru saja pergi setelah mengalami kecelakaan hebat beberapa jam lalu.

Kepergian nya meninggalkan luka bagi semua orang.

"Ikhlas ya, Mashi. Ruto udah tenang di atas sana." Kata Hyunsuk dengan nada bergetar. Ia tau. Sangat tau apa yang sekarang Mashiho rasakan.

Sebab, ia juga pernah mengalami nya saat kehilangan Jeongwoo dulu.

"Yang tabah, Kyu." Kata Jihoon sambil menepuk pundak Junkyu dua kali untuk menguatkan pria itu.

"Gimana kondisi Haruto?" Tanya Jaehyuk yang baru saja tiba di rumah sakit bersama dengan Asahi dan seorang anak laki-laki di gendongannya.

Stay || JeongHaru [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang