Bagian 2

32 3 0
                                    

Sama seperti Janetha, Brian menghela nafasnya untuk meredam emosinya. Sebenarnya dia tidak mau juga barengan dengan Janetha tapi, kalau terus terusan mereka tidak berangkat bersama akan membuat kecurigaan pada keluarganya.
Brian kembali teringat kejadian sebelum dia resmi menikah janetha.

Dering  ponsel menggema di seluruh penjuru kamar membuat kedua orang yang berbeda jenis kelamin itu terganggu setelah capek akibat pergumulan panas mereka. Hendak Brian mengambil ponsel yang berbunyi, wanita itu mendadak panik melarang. Tapi saat dia mencoba merayu dan mengalihkan perhatian Brian dengan mencium sangat menggebu, Brian  tak sengaja menjawab video call itu sebelum kemudian menjatuhkan ponsel itu.

Orang di seberang kaget melihat kedua pasang kaki yang saling terkait itu dan sontak murka.

"Beraninya kau berselingkuh?!"

Brian  kaget mendengar suara bariton itu dan langsung mengambil ponsel itu. sebelumnya wanita itu sempat menghentikannya, Brian berhadapan dengan pria di seberang.

"Dia siapa?" Tanya Brian wanita disampingnya

"Siapa? aku? Aku adalah suaminya nanda! Wanita yang bersamamu itu!" Alih alih wanita itu yang menjawab namun, pria diseberang sana yang menjawab.

Ya. Nama wanita itu adalah Nanda lengkapnya frinanda tiani. Brian shock dan sakit hati lalu mematikan sambungan telepon. Dia tak habis pikir dengan nanda, padahal nanda bilang kalau selama ini dia masih single, tapi ternyata dia bohong.

Tak lama kemudian nanda dengan terpaksa mengakui kalau dia memang sudah menikah, tapi pernikahannya selalu bermasalah dan mereka akan bercerai.

"Akan bercerai, artinya kau belum bercerai. Kau berbohong padaku dan menghancurkan kepercayaanku padamu. Mulai sekarang, aku tidak ingin melihatmu lagi."

Nanda sontak panik lalu menangkap tangan pria itu dan memeluk "Brian aku akan bercerai dengannya, tolong jangan tinggalkan aku! Aku tidak mencintainya!" Nanda bersikeras menahan Brian,  Tapi Brian tak peduli. Ia langsung menarik kembali tangannya, memakai pakaiannya dan pergi.

Seperginya Brian, Nanda memungut pakaiannya dan memakai lalu melangkah sambil berlari mengikuti Brian.

"Brian"pintanya dengan memelas sambil menahan mobil Brian dibassment apartemen.

Brian mengeluarkan kepalanya dijendela mobil lalu berteriak penuh emosi.

"Pergi dari hadapanku sekarang juga atau aku akan menabrakmu!!" Mendengar ucapan Brian yang tidak main main, Nanda menyingkirkan badannya dari hadapan mobil, dengan segera Brian. melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh .

***

Brian dengan penampilan acak acakan masuk kedalam rumah, tanpa menghiraukan ibunya diruang tamu.

"Darimana saja?!" Brian  menulikan pendengarannya. tetap melangkah menuju kamarnya, sekarang dia hanya ingin mendinginkan badannya serta isi kepalanya dibawah shower.

Dibawah guyuran shower Brian menangis mengusap air diwajahnya dengan kasar sedangkan tangan kirinya yang sejak mengepal disisi tubuhnya meninjuk dinding kamar mandi. Dia sangat sangat kecewa, hampir satu tahun menjalani hubungan dengan nanda baru tahu kalau dia main dengan istri orang. Pertemuan tak sengaja mereka dibeberapa acara membuat dia merasa nyaman tidak hanya nyaman, tapi juga cinta. Selama ini, bahkan saat Brian mengajak Nanda berpacaran dia sudah menanyakan beberapa kali pada Nanda. apakah dia benar-benar sendiri? Nanda menjawab dengan yakin tanpa keraguan bahwa dia sendiri.

"Argh!! Wanita memang pandai manipulatif" ujarnya lalu mematikan air shower lalu menyambar handuk digantungan.

***

Game Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang