sekarang arta dan asta sedang berada di kamar tidur.
arta memeluk asta dengan posesifnya, dan asta membalas pelukan arta.
" arta? " tanya asta sambil menduselkan kepalanya pada dada milik Arta.
" hum? " arta hanya berdehem sebagai jawabannya.
" boleh Arta jelaskan siapa papa? dan kenapa Arta bilang bunda membohongi kita? bunda orang baik kan? jadi bunda tidak akan pernah membohongi kita Arta. " tanya asta dengan panjang lebar.
arta terdiam dia mengelus pelan kepala belakang milik asta. arta menghela nafas kecil sebelum menjawab pertanyaan asta.
" bunda bawa kita pergi jauh dari ayah asta, bunda sengaja ngelakuin itu! dan kata papa juga bunda selingkuh dengan seorang pria! papa masih memaafkannya, tapi bunda dengan jahatnya memisahkan kita dari ayah! " ujar arta sambil mengepalkan tangannya.
sedikit demi sedikit arta menjadi benci terhadap sang bunda karena hasutan sang papa, Richard.
asta menyembunyikan wajahnya di dada arta. asta menangis kecil di sana sambil memeluk sang kembaran.
arta yang merasa dadanya basah pun dengan panik melepaskan pelukannya dengan asta.
" asta heii? kenapa menangis hum?? " tanya arta dengan panik.
sedangkan asta yang menangis hanya menggelengkan kepalanya lalu menarik tubuh arta untuk kembali memeluk tubuhnya.
asta menangis hingga dirinya sendiri tertidur di pelukan arta.
" maaf membuatmu sedih asta. nyatanya bunda engga sebaik itu " batin arta sambil mencium pelan pucuk kepala asta dan menyusul asta ke alam mimpi.
.
.
.
" asta sayangg bangun yuk? "
suara lembut sekaligus tegas secara bersamaan mengalun indah di telinga asta. suara yang tampak tidak asing di telinga asta.
" bentar artaa, asta masih mengantuk " jawab asta. anak itu masih memejamkan matanya.
wanita yang memanggil asta itu pun terkekeh kecil mendengar ucapan sang anak.
" ata sayang? kamu engga kangen bunda hum? "
asta yang mendengar itu dengan refleks bangun dari tidurnya. hanya sang bunda yang memanggilnya ata. bahkan sang kembaran pun tidak tau jika sang bunda memanggilnya dengan panggilan itu.
asta membuka matanya. dia dapat melihat siluet seorang wanita berambut putih di sana. asta memejamkan matanya sebentar untuk memastikan dan memfokuskan pandangannya.
dan benar saja, saat membuka matanya asta dapat melihat jelas sang bunda. wajah yang tampak cantik dan tegas secara bersamaan.
asta anak itu terbelalak saat melihat bunda kesayangannya yang berada persis di depannya.
bunda asta tersenyum manis dan merentangkan tangannya.
" sini sayang, bunda kangenn bangett meluk ata. "
asta anak itu terdiam, tubuhnya membeku karena terkejut. dia langsung berdiri dan menubrukan tubuhnya ke arah sang bunda. bahkan dia menangis sejadi jadinya di pelukan sang bunda.
" bundaa hiks ata kangen bundaa. bunda jangan pergi ninggalin ata lagii hiks ata ga suka kalo bunda pergi " asta anak itu akan benar benar terlihat lemah jika berada di depan sang bunda. asta akan selalu bercerita tentang apa yang selalu ia rasakan kepada sang bunda.
asta memang benar benar sangat bergantungan kepada sang bunda.
bunda asta membalas pelukan sang anak. dia mengelus pelan surai halus asta.
" anak bunda anak hebat, makasih udah jadi perisainya bunda dan arta ya sayang " bisikan sang bunda mengalun indah di telinga asta.
asta anak itu masih betah memeluk sang bunda dengan erat.
" bunda sakitt hiks, disini rasanya sakit. jika kak arta bahagia dengan papa boleh asta bahagia juga dengan bunda? asta ingin ikut bunda hiks " ucap asta sambil menunjuk bagian dadanya.
bunda asta yang mendengar itu pun menggelengkan kepalanya kecil.
" asta jangan ikut bunda dulu. perjalanan asta masih jauh sayang.. jangan menyerah dulu ya? arta masih membutuhkanmu ata sayang "
ucapan sang bunda membuat asta semakin menangis. asta menatap sang bunda yang semakin lama semakin memudar di pelukannya.
bunda asta tersenyum kecil dia melambaikan tangannya pelan.
" bunda tau ata anak kuat. bunda sangat menyayangimu ata. jangan menyerah, bunda akan selalu bersamamu sayang "
asta menggeleng kepalanya panik
" ENGGA! BUNDA JANGAN PERGI! ASTA MAU IKUT BUNDA! bundaa "
asta anak itu menangis keras saat melihat sang bunda yang benar benar hilang dari pandangannya. asta kehilangan sang bunda untuk ke dua kalinya. dan asta dia sangat membenci dimana ia kehilangan apa yang ia sayangi.
" ASTA BANGUN! KAMU KENAPA? " itu suara arta yang membangunkan asta. arta anak itu terbangun saat mendengar sang adik yang menangis sambil memanggil sang bunda.
asta terbangun dari tidur. anak itu menangis dengan cukup keras.
" artaa hiks asta ingin ikut bundaa, tapi bunda engga bolehin asta ikut bunda hiks. asta kehilangan bunda lagi arta "
arta yang mendengar itu pun memeluk tubuh kecil asta yang sedikit bergetar karena menangis.
" astaa~ bunda sudah bahagia di atas sana. itu tadi hanya bunga tidur saja asta " ucap arta sambil mengelus pelan punggung milik sang adik.
asta anak itu menangis di pelukan sang kakak kembar. matanya sembab lalu pipi serta hidung yang sudah memerah.
" asta ingin ikut bunda arta " lirih asta.
arta menggelengkan kepalanya kecil, arta secara tidak sadar meremas pelan pinggang ramping milik asta.
" engga! asta ga boleh ikut bunda! asta hanya milik arta! bukan milik bunda "
asta terdiam mendengar ucapan sang kakak kembar. asta anak itu benar benar terdiam.
kini asta sadar bahwa bukan hanya Ryan yang terobsesi dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC TWINS
Teen FictionWarning! konflik cukup banyak dan berat! buat yang gak tahan sama konflik bisa di skip sajaa! mending baca cerita yang transmigrasi bocah di lapakku. konfliknya ringann! hehe. see youu .. kisah si kembar rusuh yang tiba tiba di paksa menjadi anak o...