asta anak itu kembali ke kamarnya. dia menutup pintu dan menguncinya. asta meremas kuat rambutnya.
" aku harus pergi dari sini. harus " ucap asta.
asta dia memikirkan banyak cara untuk keluar dari rumah mengerikan ini. asta sudah terlalu muak untuk berada di sini.
persetan dengan kak arta. sepertinya dia sudah sama gilanya dengan mereka. batin asta yang sudah pasrah dengan kelakukan arta.
arta berjalan pelan menuju balkon kamarnya.
dia melihat ke bawah untuk memastikan apa yang terjadi jika ia jatuh. asta melihat ke arah 2 penjaga taman.
di taman memang ada lubang kecil, yang hanya cukup di masuki oleh anak kecil.
asta anak itu tersenyum senang melihat ada jalan keluar. asta mengambil semua seprei dan selimut kamarnya. dia menali semua selimut menjadi satu.
setelah itu dia mencari apapun yang ia bisa jadikan ongkos untuk pergi dari sini.
" sialan apa di sini tidak ada uang yang tergelak tak terpakai atau emas yang tak sengaja terbuang mungkin? " asta dia mengomel tidak jelas sambil mengacak-acak isi meja dan lemari.
hingga mata asta menangkap benda berkilau di atas nakas meja tidur. sebuah cincin berlian bening terlihat cukup berkilauan. asta anak itu tersenyum senang melihatnya.
" ini punya siapa ya? tau deh kalo ilang pasti ga bakal bikin keluarga jatoh miskinkan? " asta dengan polosnya memasukan cincin itu ke dalam saku.
asta melihat kebawah dan ke arah taman. beberapa penjaga bertukar tempat untuk menjaganya. dengan cepat dia menalikan selimut sambung itu pada balkon kamarnya.
asta mulai turun secara perlahan. setelah sampai bawah asta langsung berlari menuju semak semak.
dia berdiam diri cukup lama di semak sembari memikirkan bagaimana cara menarik perhatian para penjaga itu.
" aku tau aku tauu "
asta mengambil batu cukup besar dan melemparkannya ke arah pintu kaca di depannya.
pintu kaca itu menghasilkan suara yang cukup keras dan pintu itu terlihat retak akibat ulah asta.
para penjaga yang tadinya sedang diam di daerah jagaan masing masing pun langsung berlarian ke arah asal suara.
asta yang melihat itu ikut berlari ke arah lubang kecil di taman. dia mencoba memasukkan tubuhnya ke dalam lubang itu.
memang usaha tidak pernah mengkhianati hasil buktinya asta bisa keluar dari masion mengerikan itu.
tangan asta cukup terluka karena tergores dengan sisi tembok. karena luka itu asta harus meringis beberapa kali.
asta berlari ke arah jalan raya. setelah merasa cukup jauh dari masion itu asta berjalan untuk mencari kendaraan agar bisa ia tumpangi.
sebuah taxi yang entah dari mana asalnya pun lewat di dekat asta. asta yang melihat itu melambaikan tanganya sambil meloncat loncat kecil.
taxi tersebut berhenti di depan asta. asta langsung segera masuk ke dalam taxi tersebut.
" pak tolong ke jalan mawar blok 1 ya pak! "
tukang taxi itu mengangguk dan mulai melajukan mobilnya.
asta anak itu benar benar senang. bahkan dia dari tadi terus tersenyum saking senangnya.
' bun maaf, aku sudah menyerah menghadapi sikap gila mereka. '
asta dia mengingat betul bagaimana sang kakak kembar menyakitinya. hal itu benar benar membuatnya sedih, hanya sedih tidak sampai membenci. karena asta merasa itu bukan salah sang kakak kembar tapi itu salah keluarga barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC TWINS
Teen FictionWarning! konflik cukup banyak dan berat! buat yang gak tahan sama konflik bisa di skip sajaa! mending baca cerita yang transmigrasi bocah di lapakku. konfliknya ringann! hehe. see youu .. kisah si kembar rusuh yang tiba tiba di paksa menjadi anak o...