Hermione menatap awan kelabu dari balik jendela dengan sendu. Salju sudah berhenti turun sejak semalam, namun jejak yang ditinggalkan amat berdampak pada lingkungan. Yang bisa dilihat Hermione dari balik jendela hanyalah warna putih. Salju meninggalkan kenangan yang tak bisa dilupakan.
Sungguh, kala musim semi berlangsung, rumahnya terlihat indah. Jemari cantiknya menyihir halaman rumah sedemikian rupa sehingga enak dipandang.
"Nyonya, makan siang sudah siap."
Sebuah suara riang penuh hormat terdengar di belakang tubuhnya. Hermione berbalik dan mendapati peri rumah yang menatapnya dengan mata hijau bulat seperti bola natal yang digantung di dekat perapian.
Hermione Riddle adalah definisi penyihir dengan pahatan sempurna. Dia memiliki wajah berbentuk hati dengan hidung mungil dan mata cokelat yang bersinar. Bibirnya semerah buah plum dan terlihat montok. Tubuhnya tinggi semampai dan kulitnya seputih salju. Rambut cokelat ikal panjangnya menutupi sebagian besar punggung mungilnya.
Jika kau melihatnya, kau akan curiga bahwa dia seorang Veela, alih-alih sepenuhnya penyihir seperti kita.
"Tom belum pulang."
Suaranya yang sehalus sutra memecah keheningan yang menyesakkan.
"Sudah tiga hari."
"Nyonya tidak perlu khawatir. Tuan adalah penyihir yang sangat kuat."
Sudut bibir Hermione tertarik sedikit. Ada ejekan di dalam hatinya.
"Ya, dia." Lalu kembali menatap ke arah awan kelabu yang membosankan. "Tapi, sekuat apapun penyihir pasti memiliki kelemahan."
Bubble berkedip polos. Tuan Riddle memiliki kelemahan? Dia agak tidak percaya. Tuan Riddle adalah penyihir kuat yang dia kenal. Kekuatannya yang hebat membuat siapapun tunduk bergetar di bawah jari kakinya.
"Dan bagaimana dengan ular itu?" Ada kernyitan di hidungnya kala menyebutkan kata terakhir.
"Nagini ikut bersama Tuan, Nyonya." Bubble menjawab secerah matahari yang melelehkan salju di musim dingin.
"Aku akan mencarinya. Bubble, tolong turunkan bangsalnya."
"Eumm.. Tapi, Tuan—"
"Aku khawatir pada suamiku." Hermione menyela cepat. Dia masih menatap awan kelabu yang membosankan sebelum menoleh ke peri rumah ringkih yang memberikan senyum lemah.
"Tuan melarang Nyonya keluar dari manor," kata Bubble hati-hati. Seolah-olah takut melukai hati nyonya-nya yang selembut sutra. Dia memperhatikan Nyonya dari balik kiprah bulu mata panjangnya. Nyonya Hermione terlihat menawan sekaligus menyeramkan dengan gaun putih dan siluet cahaya musim dingin dari balik tubuhnya. Bubble tak kuasa menahan imajinasinya untuk membayangkan sayap yang membentang di punggung Nyonya.
"Aku tahu. Tapi, aku tidak bisa diam di sini. Kita berdua tidak tahu apa yang terjadi pada Tom. Bagaimana jika dia memerlukan bantuan? Sungguh, aku mencemaskannya."
Bubble merasa ragu-ragu sejenak. Tuan memberikan ultimatum pada dirinya untuk mengawasi dan melarang Nyonya keluar manor. Kala pandangannya jatuh ke Nyonya yang memasang wajah muram, hati Bubble tergerak untuk melanggar perintah Tuan dan menuruti permintaan Nyonya.
"Baiklah. Bubble akan menurunkan bangsal."
Wanita muda itu tersenyum tulus. "Terima kasih."
Hermione mengusap perutnya yang terdapat kehidupan, dia harus segera pergi sebelum Lord Voldemort menyadari bahwa pialanya tidak ada di dalam lemari pajangan.
'𝐟𝐫𝐨𝐳𝐞𝐧 𝐟𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫
Jika kau bertanya tentang Tom Riddle pada beberapa penyihir di Inggris, mayoritas mereka akan menjawab,
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐟𝐫𝐨𝐳𝐞𝐧 𝐟𝐥𝐨𝐰𝐞𝐫
FanfictionTom Riddle terobsesi dengan Hermione. Apapun akan dia lakukan untuk 'mengikat' wanita itu agar tetap di sisinya. Bahkan jika menyakitinya sekalipun. WARNING❗ These stories contain toxic relationships, posesssive behavior, dominating obssesions, con...