"Kehidupan berjalan seperti derasnya hujan"
Segerombolan lelaki menerjang sepinya jalan dengan motor besar milik mereka masing masing, karna hari semakin malam dan langit pun semakin gelap.
Para lelaki dengan seragam SMA yang dibaluti oleh jaket bersimbol huruf "RG" yang masih melekat ditubuh mereka itu, terus melajukan motor besar mereka kearah sebuah perumahan yang jaraknya sudah beberapa meter didepan mereka.Namun ketika mereka akan berpisah dipersimpangan, sebuah motor ninja berwarna hitam dengan cepat menyelip dikeruman para lelaki itu dengan lincah. Membuat seluruh atensi mengarah pada pengendara motor ninja itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kalian semua balik, biar gua yang urus tuh orang! "Tegas seseorang dengan name tag abian Gavin darendra yang tercantum di saku seragam miliknya.
" baik! " jawab mereka serentak dan berpencar kesegala penjuru arah yang menyisakan abian yang masih menatap kosong motor ninja yang perlahan mulai menghilang dari hadapannya.
Ia mulai melajukan motornya kearah sebuah perumahan yang tadi menjadi tujuan utamanya untuk berpulang.
"Cari mati" gumam abian dengan kecepatan diatas rata rata. Abian menatap pengendara yang sempat membuatnya tersulut emosi ada di depan gerbang perumahan yang menjadi tujuannya.
Abian berusaha untuk mensejajarkan motor miliknya dengan motor ninja yang berada di depannya namun usahanya nihil karna motor tersebut sudah lebih dulu masuk kedalam perumahan.
Mata abian menyipit kala melihat motor itu berhenti tepat disebrang rumah miliknya. Abian memarkirkan motornya di pekarangan rumah miliknya.
Ia melirik sekilas orang yang tengah turun dari motornya dengan beberapa tote bag ditangannya dengan tatapan mengintimidasi disetiap aktivitas yang orang itu lakukan.
Abian, memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya,namun langkahan terhenti dengan tangan yang akan memegang knop pintu. usahanya ia urungkan karna mendengar suara seseorang menggema di telinganya.
Walaupun sedikit jauh, suara itu masih terdengar jelas ditelinga abian karna sekarang menunjukkan jam 00.00 pas, dan posisinya di perumahan itu sangat sepi bahkan angin yang menghembus terdengar jelas ditelinga abian.
"Bi, arasya pulang" ucap seseorang sambil melepaskan helm yang melekat dikepalanya lalu menaruhnya diatas motor miliknya.
Abian yang mendengar itu kemudian berbalik badan untuk menangkap netra yang membuat dirinya penasaran dan betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa orang tersebut adalah seorang perempuan. "Sulit untuk dipercaya" batin abian.
Benar, perempuan itu adalah arasya lareina putri. Seseorang pindahan yang berasal dari bandung, ia baru saja menginjakkan kakinya di jakarta entah karna apa.
Cklekkk
Pintu rumah arasya terbuka lebar yang menujukan seorang perempuan paruh baya yang sedang menatapnya, setelah itu tersenyum.
"Non, kok baru pulang? " tanya wanita paruh baya itu seraya membantu arasya membawa totebag yang arasya bawa.
"Iya bi, arasya abis beli perlengkapan anak anak" sahut arasya seraya berjalan kedalam rumahnya.
Cklekkk
Pintu rumah arasya kembali tertutup rapat yang hanya menunjukkan cahaya lampu dari dalam rumahnya. Abian masih terpaku di depan rumah miliknya tanpa berkedip sedikit pun.
" abang! " teriak seseorang membuat abian tersadar dari lamunanya.
" apasih! " kesal abian seraya menarik sang adik––ardian darendra masuk kedalam rumahnya.
Tanpa disadari, ternyata ada seseorang yang memperhatikan abian dibalik kaca balkon rumahnya, kemudian ia beranjak masuk kedalam karna waktu sudah menujukan pukul 00.54 malam.
" aneh... " gumam seseorang.
Haii aka aka👋, selamat datang di cerita pertama aku🙏, aku cuma mau bilang maaf karna ceritanya gajelas dan kurang bagus tapi jujurly ini pengalaman pertama aku jadi tolong dimaklumi ya🙏💗.
Maaf juga kalo ada typo soalnya aku belum revisi ulang ceritanya.
Aku cuma minta tolong untuk bantu vote dan share biar cerita ini berkembang dan makin seru pastinya 🔥.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASYA (Best Sister!)
Teen Fiction⚠CERITA SEDANG DALAM MASA REVISI. "Ra, lu adalah wanita paling kuat yang pernah gua temukan,bahkan bunda gua ga sekuat lu ra. " abian Gavin darendra. "Gua ga sekuat itu bi, lu ga pernah melihat sisi rapuh gua karna bagi gua selagi masih bisa terse...