"Jangan pernah berharap lebih tentang pertemuan, karna disetiap pertemuan pasti ada perpisahan. "
Kringgg kringgg kringg
Suara alarm menggema diseluruh ruangan, membuat sang pemilik terganggu dari mimpinya.
Arasya mengerjap pelan matanya yang terasa kabur karna baru bangun, ia melirik sekilas alarm yang berada di atas nakas kecil disamping tempat tidurnya.
Ia berjalan kearah kamar mandi untuk membasuh wajah khas bangun tidurnya. Sekarang adalah pukul 05.00 pagi.
Ia berjalan dari arah kamar mandi dengan handuk kecil yang melingkar di lehernya sambil mengusap wajahnya yang terasa basah akibat dibasuh.
Ia membuka pintu kamarnya dan betapa terkejutnya ia ketika ada dua anak kecil didepan pintunya.
Cklekkk
"Loh, kok, kalian udah bangun?! " seru arasya seraya menggandeng kedua tangan anak kecil itu untuk menuruni anak tangga.
"Kaka, hari ini sekolah ya! " seru seorang anak perempuan kepada arasya.
Arasya hanya menoleh sekilas lalu mengangguk kecil. Mereka telah sampai di ruang tamu rumah arasya.
Arasya melepaskan gandengan tangan mereka lalu pergi menuju dapur. Arasya berjalan kearah wanita paruh baya yang sedang bergulat dengan perabotan dapur.
"Bi inah, nanti pas ara pergi jangan lupa mandiin lio sama lia ya. " ucap seraya mengambil satu kotak susu ultramilk didalam kulkas miliknya.
"Iya non, nanti bibi urusin semuanya kok. " jawab bi inah yang sedang menata lauk pauk di atas meja makan yang berkursi 6 orang.
"Makasih ya bi, kalo gitu ara bantu juna sama runa dulu soalnya nanti mereka berangkat bareng ara. " ucap arasya seraya berjalan meninggalkan bi inah dengan kotak susu ditangannya.
"Kakaa!" teriak seorang anak perempuan kepada arasya.
"Runa jangan teriak mulu nanti lio sama lia bangun! " geram seorang anak lelaki yang tengah duduk di sofa besar didepan layar TV dengan seragam SD yang sudah melekat ditubuhnya.
"Bodo wlee" ledek aruna dengan lidah yang menjulur keluar.
"Ishh,Terserah! " kesal arjuna dengan tangan yang sudah bersidekap dada lalu memalingkan wajahnya kearah TV.
Aruna yang melihat sang abang langsung tertawa terbahak-bahak dengan tangan yang memukul mukul sofa yang ia duduki.
Arasya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah aruna yang sedang mengolok-olok arjuna dengan tawa yang terbahak-bahak.
"Runa, jangan gitu nanti abang kamu marah baru tau rasa. " jelas arasya seraya berjalan kearah sang adik dengan meneguk susu yang ia ambil dari dapur.
"Juna, kamu udah siapin semuanya kan? Gada yang tertinggal? " tanya arasya kepada arjuna.
Arjuna hanya menoleh lalu mengangguk kecil sebagai jawabannya.
"Sekarang kalian siap siap, kaka mau mandi dulu" arasya pergi meninggalkan kedua adiknya yang masih berada di ruang tamu.
***
Di sebuah ruang makan, terdapat dua orang lelaki dan satu perempuan yang umurnya berkisar 45 tahun sedang menyantap makanan mereka masing, tak ada percakapan sama sekali membuat wanita paruh baya itu mendengus kesal.
Ia akhirnya membuka suara dengan nada kesal. "Ada tetangga baru" ucap wulandari--sang ibu--basa basi.
Abian mengangkat sebelah alisnya kemudian menoleh sekilas kearah sang ibu. "Terus? " jawab abian singkat padat dan jelas membuat wulandari lagi lagi mendengus kesal.
"Kalian berdua, sehabis pulang sekolah harus temani bunda pergi kerumah tetangga kita yang baru " ucap santai wulandari membuat kedua atensi sang anak mengarah kepadanya.
"Kenapa?! " tanya wulandari dengan nada yang cukup tinggi membuat abian dan ardian diam tak bergeming.
"Tap-" ucapan ardian terpotong karna wulandari dengan cepat memasukkan roti sandwich kedalam mulut sang anak bungsu membuat ardian mendengus kesal kearah sang ibu.
"Ga ada tapi tapian, kalian, berdua harus temani bunda tanpa penolakan atau semua elektronik kalian bunda sita! " tegas wulandari kepada kedua anaknya dengan tatapan mengintimidasi.
"Iya" jawab malas abian dan ardian serentak membuat wulandari tersenyum senang.
***
Arasya, arjuna dan aruna sudah siap di depan rumahnya.ketika mereka akan masuk kedalam mobil namun niat mereka di urungkan karna dua lelaki dengan seragam SMA dan seorang wanita berumur sekitar 45 tahun keluar dari rumah disebrang rumah mereka lalu melambaikan tangan dan tersenyum kearah arasya, arjuna dan aruna.
Arasya dan aruna melambaikan tangan kearah wanita paruh baya itu dengan senyum manis mengembang diwajah mereka namun tidak dengan arjuna, abian dan ardian. Mereka bertiga melempar tatapan sinis satu sama lain membuat arasya melirik mereka sekilas lalu menepuk pundak arjuna agar menghentikan acara tatap tatapan mereka.
Arjuna melirik sekilas arasya lalu masuk kedalam mobil duluan membuat seluruh atensi menatap tingkah bocah itu.
Arasya dan aruna menyusul Arjuna masuk kedalam mobil, abian dan ardian menaiki motor mereka Masing-masing, lalu ketiga kendaraan itu melaju kearah luar perumahan secara bersamaan.
Maaf ya aka aka kalo ceritanya pendek dan garing🙂🙏, aku usahakan untuk lebih baik lagi selanjutnya.
Mungkin aku bakal memperbanyak kata disetiap bab pas udah 5 bab😊.
Tolong bantu vote dan sharenya ya aka aka biar aku makin rajin belajar merangkai kata² nya dan lebihh bagus lagi💗💗💗.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARASYA (Best Sister!)
Teen Fiction⚠CERITA SEDANG DALAM MASA REVISI. "Ra, lu adalah wanita paling kuat yang pernah gua temukan,bahkan bunda gua ga sekuat lu ra. " abian Gavin darendra. "Gua ga sekuat itu bi, lu ga pernah melihat sisi rapuh gua karna bagi gua selagi masih bisa terse...