deux . Chapter 2

129 16 0
                                    

Semua yang ada di sana seketika panik, kemudian berlari kesana kemari sambil berteriak bertujuan menghindari kejaran Hyunsoo.

Taehyun yang mempunyai ide pun akhirnya dengan cepat mengambil taplak meja dari meja guru, kemudian membungkus wajah Hyunsoo menggunakan taplak meja itu dari belakang. Taehyun juga berteriak pada Rei yang berada di depan pintu untuk membuka pintu kelasnya.

Rei menurut, ia membuka pintu itu dengan takut-takut, kemudian berlari ke bangku belakang kelas.

Taehyun menggeret Hyunsoo ke arah pintu, kemudian mengeluarkannya dari kelas. Namun, Hyunsoo justru mencakar tangan Taehyun dan menarik tangan Taehyun hingga jatuh ke lantai koridor.

Taehyun yang masih bisa berusaha pun mencoba melepaskan tangannya itu, namun tetap kalah cepat dengan Hyunsoo yang berhasil melepaskan taplak meja itu dari wajahnya. Hyunsoo mengincar leher Taehyun.

Tapi karena Taehyun tidak bisa bergerak dari sana, ia berteriak pada siapapun yang mendengar untuk menutup pintu kelasnya.

"Tutup pintunya!" teriak Taehyun.

"Terus lo gimana?!" tanya Soobin balas berteriak.

Taehyun mendengus. "Gak usah pikirin gue! Tutup pintunya sekarang!"

Soobin dengan gemetar maju untuk menutup pintu kelas. Air matanya jatuh saat melihat Hyunsoo mulai menyakiti Taehyun. Mencakarnya berkali-kali, kemudian menggigit pundak Taehyun. Virus itu dapat dengan mudah masuk ke tubuh Taehyun karena banyaknya luka yang diciptakan.

Yang Soobin lihat terakhir kali pada wajah Taehyun adalah wajahnya yang kesakitan dan matanya yang mulai memutih. Ia jatuh terduduk di dekat pintu kelas, kemudian menangis di sana.

"Kita bisa pulang, kan? Tolong bilang sama gue kalo kita bisa pulang!" ucap Chaewon sambil menangis.

Beomgyu datang menghampiri Chaewon kemudian memeluk gadis itu. "Kita bisa pulang, percaya sama gue."

"Semua ini gara-gara lo tau gak!" ucap Yunjin berteriak menatap Kazuha. "Gara-gara lo kita semua kehilangan Taehyun! Andaikan lo gak bukain pintu buat Pak Hyunsoo, Taehyun pasti masih di sini sama kita!"

"Yunjin!" teriak Yeonjun membentak Yunjin. "Lo gak perlu nyalahin Kazuha. Nyalahin dia pun gak bakal bikin Taehyun balik!"

"Tapi kalo misalkan dia gak bukain pintu buat Pak Hyunㅡ"

"Terus lo pikir dengan ngomel-ngomel gak jelas kayak gini bakal balikin Taehyun, hah?! Sekarang yang harus kita pikirin itu gimana cara kita pulang!" ucap Yeonjun tepat di depan wajah Yunjin.

Kazuha yang melihat pertengkaran mereka pun menunduk, "Maaf," katanya.

Eunchae yang ada di sampingnya pun mengelus pundak Kazuha.

"Lagian ini kenapa tiba-tiba kayak gini, sih?!" ujar Sakura kesal.

"Menurut berita yang gue tonton tadi pagi, virus ini diduga muncul dari restoran cepat saji. Tapi gue gak yakin, karena selama ini gue beli makanan di sana baik-baik aja. Pasti ada penyebab lain," ucap Yeonjun.

Kai mengangguk. "Gue setuju. Gak mungkin penyebabnya cuma dari zat berbahaya yang ada di makanan cepat saji," sahutnya.

"Jadi kita harus gimana sekarang?" tanya Rei menatap mereka semua.

Bukannya mendapat jawaban, justru Rei mendapat tatapan curiga dari Yunjin.

"Kerah baju lo kenapa ada darahnya? Lo udah digigit juga?" tanya Yunjin penuh curiga.

Rei terbelalak, kemudian melirik kerah seragamnya yang terdapat bercak merah seperti darah. Kemudian ia menatap teman-temannya berusaha menjelaskan.

"Nggak! Ini bukan karena gigitan, serius!" ucap Rei. "Tadi gue kabur bareng temen gue Wonyoung, tapi temen gue ketangkep sama zombie-zombie dari lapangan. Gue berusaha tarik Wonyoung tapi gue kesenggol sama orang-orang yang sama paniknya kayak gue. Kayaknya gue kena darah itu dari mereka," lanjutnya menjelaskan.

Yunjin mengernyit. "Gimana kita bisa percaya?"

Rei mendengus, kemudian melepas dasinya dan memperlihatkan bahwa sekitar darah yang ada di bajunya itu tidak ada bekas gigitan maupun cakaran.

Beomgyu menghela napas lelah. "Sekarang bukan waktunya buat tuduh-tuduhan. Gue harap kalian terus jujur sampe akhir," ucapnya, kemudian duduk di bangku belakang kelas dan menyenderkan punggungnya.


















































Waktu terus berjalan hingga tak terasa hari sudah menjelang malam.

"Kalian ada yang punya minum?" tanya Sakura menatap teman-temannya.

"Oh! Gue punya," jawab Kazuha seraya memberikan botol minumnya kepada Sakura.

"Gue boleh minta?" tanya Soobin yang diangguki Kazuha.

"Menurut gue sebaiknya kita menghemat semuanya mulai sekarang. Kita gak tau sampe kapan kita bakal terjebak di sini," ucap Kai sambil merebahkan tubuhnya di lantai.

"Gue setuju sama lo. Jadi buat siapa pun yang punya makanan atau minuman, tolong dihemat, pakai secukupnya," sambung Beomgyu.

Semuanya mengangguk.

"Tapi kita gak mungkin diem di sini terus, kan? Kita harus keluar," ucap Eunchae.

"Bener, kita harus keluar. Di sini ada yang punya handphone yang baterainya masih cukup buat pasang alarm?" tanya Yeonjun.

"Pasang alarm? Lo gila? Zombie bereaksi sama suara, lo mau bunuh kita semua?" omel Yunjin.

Yeonjun hanya menatap Yunjin malas, kemudian menatap teman-temannya yang lain. "Gimana? Ada yang punya?"

Kai merogoh sakunya, kemudian memberikan HPnya untuk Yeonjun dengan yakin. Sepertinya dia tahu niat Yeonjun?

Yeonjun menerima HP Kai, lalu mengucapkan terima kasih. Ia mulai mengotak atik HP Kai, kemudian berbicara pada teman-temannya.

"Oke, sekarang pukul 17.15. Gue setel alarm di HP Kai pukul 17.30," ucap Yeonjun menatap teman-temannya seraya memperlihatkan layar HP itu pada teman-temannya. "Gue mauㅡ"

"Lo beneran mau bunuh kita semua? Jam 17.30? Lo gila, ya?!" ucap Yunjin agak berteriak.

Rei yang ada di sebelah Yunjin pun menjitak kepala Yunjin dengan tangannya. "Bisa gak, sih, lo dengerin dia ngomong sampe selesai?!" ucap Rei kesal.

Yunjin hanya mendengus.

"Soobin, lo coba lihat di jendela ada berapa banyak zombie di depan kelas kita," ucap Yeonjun menyuruh Soobin.

Soobin mengangguk, kemudian berjalan menuju jendela yang ada di dekat koridor kemudian menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri mencari keberadaan zombie.

"Gak banyak. Mungkin cuma 3 atau 4," ucapnya.

"Oke. Jadi HP Kai ini gue pasang alarm bukan buat kita, tapi buat zombie-zombie itu. Gue sengaja pasang jam 18.30 supaya waktu gak kebuang banyak. Kalian ngerti maksud gue?" tanya Yeonjun.

"Jadi..., lo bakal mancing zombie itu pake suara alarm HP Kai?" tanya Chaewon.

"Tepat! Gue bakal taruh HP Kai ini di pojok koridor. Tapi sebelum alarm Kai ini bunyi, jangan ada satu pun yang bersuara. Sedikit pun," jawab Yeonjun serius. "Terus kalau HP Kai ini udah bunyi, otomatis Zombie bakal kepancing buat samperin suara itu. Bersyukur kelas kita ada di ujung koridor. Kita bisa pergi ke atap untuk pantau situasi dan minta bantuan."

"Gue paham, tapi kayaknya agak mustahil buat dorong HP itu ke pojok barat koridor, deh. Kita semua tau kalau kelas 12-3 ini ada di ujung timur," sahut Sakura.

"Siapa yang bilang gue bakal dorong HP ini ke sana?" tanya Yeonjun.

Semuanya kaget, mengernyit heran. "Terus gimana caranya lo taruh HP itu di pojok?" tanya Soobin.

"Gue bakal jalan sendiri ke koridor pojok buat taruh HP ini. Gue juga bisa sekalian pancing semua zombie buat turun ke bawah," ucapnya mantap.

DISEASE || TXT, LE SSERAFIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang