Terbaring di brankar dorong seraya seorang suster yang terus memompa alat Ambubag PVC, Satria buru-buru dibawa ke ruang IGD. Mereka terus saja memberikan rangsangan dengan harapan Satria masih tersadar dan menerima rangsangan.
Alika menggenggam tangan tangan dingin adiknya. "Bertahan, Sat. Kakak mohon ...."
"Pasien berhenti bernapas. Ayo cepat dorong lebih cepat," ucap dokter mengetahui pasiennya berhenti bernapas karena terlalu lama mengalami hipoksia.
Satria beserta petugas medis masuk ruang IGD terkecuali keluarganya. Mereka tidak diizinkan masuk. Kaki Alika yang sudah kepalang lemas melihat Satria tidak bernapas langsung meluruh. Tak sangka saja Satria akan berakhir masuk rumah sakit untuk kedua kalinya dalam kondisi yang sama.
Sementara di dalam ruang IGD, dokter berusaha mengembalikan detak jantung Satria. Membuka keseluruhan kancing baju Satria dan melakukan CPR sebagai pertolongan pertama.
"Sus, tolong siapkan alat defibrilator. Isi sampai 100 joule." Dikarenakan detak jantung Satria mendadak berhenti, sontak saja dokter tambah dilingkup khawatir. Selagi suster menyiapkan defibrilator, suster lain memasang alat Holter monitor untuk merekam keadaan jantung pada area dada Satria. "Sus, pasangkan sungkup oksigen nonrebreathing pada pasien dan juga suntikan Epinefrin."
"Baik, Dok," sahut dua suster secara bersamaan segera melaksanakan perintah Dokter.
Dokter terus melakukan CPR sebagai pertolongan pertama pada Satria selagi suster menyiapkan alat defibrilator. Sementara suster satu lagi sedang menyuntikkan Epinefrin pada lengan Satria. Ketika alat defibrilator sudah siap, dokter merapalkan do'a sebelum menjengat dada Satria. Dalam hitungan satu sampai tiga, alat itu ditempelkan pada dada hingga kemudian dada membusung ke atas ketika alat itu menghantarkan tegangan listrik. Dokter menjengat dada Satria upaya mengembalikan detak jantung secara berulang kali dengan jeda waktu untuk melihat perkembangan detak jantungnya.
Tidak ada reaksi sama sekali terhadap detak jantung Satria. "Tambah 200 joule. Cepat!"
Suasana kian mencekam ketika jantung Satria tidak bereaksi sama sekali setelah alat jengat menghentak dada. Gelombang grafik di based monitor belum juga menunjukkan garis normal. "Tambah 360 joule!"
Suster sempat tercengang karena 360 joule adalah angka tertinggi dalam melakukan jengat jantung. Mendapat bentakan kecil dari dokter, dengan segera suster menambah tegangan listrik 360 joule sesuai perintah.
"Bismillah. Semoga berhasil,"
Dada Satria kembali membusung ke atas ketika alat jengat jantung menghentak. Menunggu beberapa detik dan mata tertuju pada gelombang grafik di based monitor, dokter berdecak kecewa saat gelombang grafik di monitor kembali lurus setelah beberapa detik bergelombang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Heritage Secret
Historia CortaRahasia besar yang ditutup-tutupi petinggi Alexander menimbulkan konflik berkepanjangan. Dari konsep pembagian warisan menggunakan syarat yang menjadi penyebab keretakan dalam keluarga. Perkara syarat warisan itu juga, Satria yang terlahir sebagai a...