GUGUP. ya saat ini aku sedang duduk di salah satu kursi lobby perusahaan ternama di Jakarta menunggu dengan beberapa orang yang sama sekali tidak ku kenal. Yup.. hari ini adalah hari pertamaku bekerja, itu berarti ini adalah hari pertamaku menjadi orang kantoran yang setiap harinya di isi dengan kesibukan.
aku memandang ke sekelilingku, memerhatikan setiap pegawai yang sibuk dengan kerjaannya masing-masing, tak lupa aku memandang ke arah pegawai baru sepertiku yang kini juga sedang duduk menunggu di lobby, tak banyak dari mereka yang seumuran denganku, hanya ada segelintir. aku mencoba tersenyum ke arah orang-orang tersebut. yah walau sedikit kaku tapi akhirnya aku bisa juga tersenyum dan sedikit ramah ke orang-orang yang baru ku kenal. semua ini tentu berkat Sasha yang mengajariku sebulan penuh untuk tersenyum dan bersikap ramah ke siapa saja. ohhh big thanksss for my lovely bestie Sashaa..
klok klok klok..
terdengar suara wedges dari seorang wanita yang sedang berjalan ke arah kami 'sang pegawai baru' . "kalian bersiap dan ikut saya ke ruang meeting" seru wanita tadi dengan suara lantang. dalam segi penampilan wanita tersebut sangatlah modis dan sepertinya penggemar warna-warna cerah, terbukti dari dress merah menyala yang ia kenakan, dan beberapa aksesoris dengan warna senada yang menghiasi tubuhnya, tak lupa makeup-nya yang sedikit ... ehm .. menor untuk menutupi kulitnya yang mulai mengeriput.
"ckckck sudah tua masih saja bergaya seperti anak muda" gumam seseorang di sampingku. spontan aku tertawa mendengar gumaman orang tersebut.
"kenapa lo ketawa?" tanya orang tersebut dengan nada sangat tidak bersahabat. aku menoleh ke samping, memastikan siapa yang bertanya kepadaku.
"lo bicara sama gue?" tanyaku memastikan.
"kagak.. sama tembok noh" jawabnya keki.
"yee, emang situ gila bicara sama tembok?" balasku tak kalah keki.
"lo bicara sama siapa? gue? oh" balasnya yang berhasil membuatku tambah dongkol. baru saja mau ku balas orang tersebut tapi si wanita modis tadi menyuruh kami masuk ke dalam ruangan meeting dan mengambil tempat masing-masing.
aku memilih dududk di sisi kiri meja, tempat yang paling dekat dengan pintu keluar ruangan juga yang jauh dari ac yang bisa membuat asma ku kambuh kalau berada di tempat yang amat dingin.. and well, ruangan meeting ini sangat amat dingin tapi untung saja tubuhku masih bisa menahan rasa dingin ini.
ruangan meeting yang tadinya sangat riuh akan obrolan para wanita tiba-tiba berubah menjadi sangat sunyi, bahkan yang tadinya wanita-wanita itu mengoceh panjang lebar tanpa henti tiba-tiba berubah diam mematung dengan pandangan yang menuju ke satu arah. aku yang penasaran akan penyebab tingkah para wanita tersebut segera menoleh ke arah pandangan mereka, dan wow... tepat di ambang pintu seseorang laki-laki berbadan atletis yang di balut kemeja putih juga jas hitam berdiri. di sampingnya berdiri wanita modis yang tadi mengantar kami ke ruangan ini.
"good morning everyone." ucapnya lantang membuka pembicaraan.
"good morning" serempak kami menjawab.
"so, here we go.. our new staff has arrive, my name is Zidane Syahreza. kalian bisa memanggil saya Pak Zidane." ucapnya sambil memberikan senyum ramah ke seluruh penjuru ruangan. "silahkan kalian memperkenalkan diri kalian" lanjutnya lagi.
perkenalan diri di awali dengan cowok resek yang tadi kutemui di lobby, dan ternyata namanya Febryanto Samuel, nama yang bagus tapi sayangnya ga sebagus sikap orangnya.. hh. dan aku adalah orang yang terakhir memperkenalkan diri, sedikit gugup sih soalnya semua mata tertuju padaku saat itu, tapi mau di gimanain lagi? masa iya semua orang harus ku suruh nutup mata dan telinga saat aku memperkenalkan diri? sama doang itu mah..
setelah sedikit berbincang-bincang juga pengarahan yang di berikan oleh pak Zidane kepada kami, akhirnya kami mulai bekerja seperti layaknya karyawan yang lain. aku di yang memang dari sononya terbekali pengetahuan bussines management akhirnya di tempatkan di bagian keuangan perusahaan. dan cowok resek itu? hmm entahlah, soalnya sehabis dari ruangan meeting kami langsung di giring ke bagian masing-masing.
****
fiuhh.. akhirnya hari yang menyenangkan juga melelahkan ini berakhir juga, sama seperti karyawan lainnya, aku juga di perbolehkan pulang jam 05.00 sore, sebetulnya itu memang peraturan di perusahaan tempatku bernaung, kami hanya boleh bekerja sampai jam 05 sore tapi jika memang ada keperluan mendesak dan harus di kerjakan di kantor kami bisa tinggal sedikit lebih lama dari yang lainnya.
aku berjalan menelusuri halaman parkir, mencari-cari dimana letak keberadaan si mungil, si mungil yang ku maksud adalah mobil jazz silverku yang di hadiahkan oleh papa sebagai hadiah kelulusanku 3 bulan yang lalu.
kondisi parkiran yang sepi tak membuatku kesusahan untuk mencari si mungil, dengan sigap ku luncurkan si mungil menuju rumah, bayangan tempat tidur kamarku yang empuk sudah terbayang-bayang di kepalaku sejak tadi, rasanya aku ingin segera berkelana ke alam mimpi dan melepas semua kelelahan juga beban pikiranku sejenak.
sesampai di rumah, aku langsung mandi dan tanpa ba-bi-bu lagi aku segera melempar tubuhku ke ranjang empuk kamarku dan tanpa memakan waktu lama tiba-tiba saja aku sudah berada di alam mimpi.
****
dzzztdzzzt
hapeku bergetar. getaran pertama ku hiraukan saja tapi lama kelamaan hapeku tak berhenti bergetar. ughh siapa yang kurang kerjaan menelponku di tengah malam begini? apa orang itu tidak punya jam di rumahnya? huh ..
dengan mata yang masih terpejam aku meraba-raba nightstand yang terletak persis di sebelah ranjangku. setelah berhasil meraih ponselku, aku segera menjawab telpon iseng tersebut.
"haloo.. siapa ini?" tanyaku masih setengah sadar antara dunia mimpi dan dunia nyata. tahukah orang ini kalau aku sangat lelah dan membutuhkan waktu untuk beristirahat setelah seharian kerja? ugh aku yakin tidak!.
"Vy.." glek.. tiba-tiba kesadaranku pulih seketika setelah mendengar suara itu, sebutan itu. darahku kembali mengalir deras, jantungku kembali berdegup tak beraturan, bulir-bulir keringat mulai bermunculan di pelipisku, aku yakin saat ini wajahku benar-benar pucat.
"kau..." baru satu kata yang ku ucapkan tiba-tiba aku merasa tenggorokanku tercekat, rasanya semua kata-kata yang ingin ku katakan terkunci di dalam mulut. tapi entah reaksi apa yang terjadi di diriku, tiba-tiba saja jariku memutuskan telfonnya. saat ini, perasaanku benar-benar kacau.. dari mana dia bisa mendapatkan nomor baruku setelah Sasha mematahkan simcardku tiga bulan lalu? ini .. ini tidaka benar.. dia memata-mataiku.
****
keesokan harinya saat lunch time, aku mengajak Sasha untuk ketemuan di kedai sushi langganan kami sewaktu kuliah, kebetulan kedai sushi tersebut sangat strategis dari tempatku bekerja juga dari tempat Sasha bekerja.
aku masuk ke dalam kedai sushi tersebut dengan langkah memburu. perasaanku benar-benar sangat kacau saat ini, semalam setelah aku menerima telfon dari orang itu aku sama skali tidak bisa tertidur, kelelahanku seolah sirna begitu saja.
"Shaa.." ucapku dengan suara parau.
"Mevyy what happen?" tanyanya yang langsung menyambutku dengan pelukan singkat.
"again Sha.. he called me last night. what should i do?" ucapku masih dengan suara parau.
"where did he get ur phone number from? oh my god." tanya Sasha dengan nada frustasi.
"i dunno Sha, that's why im here" ucapku lebih frustasi.
"omg serriously i dunno what should we do. its to complicated." ucap Sasha sambil memandang lurus ke arahku.
"does he spy at me?" tanyaku.
"could be.. arrgghh is it okay if i tell my friend about this? maybe he can help u" ujar Sasha yang hanya ku jawab dengan anggukan. ya memang sepertinya aku butuh orang lain untuk sedikit membantu menyelesaikan masalahku. karena aku tidak yakin masalah ini dapat di atasi dengan aku dan Sasha, yah walaupun Sasha itu sabuk hitam karate tapi aku tetap tidak yakin.
****
