The Awakening

2 0 0
                                    

“Ibu! Ibu!”

“Zayn, lupakan saja Ibu, dan... bawalah ini.”

Ditengah kobaran api, Zayn berusaha untuk melepaskan Ibu-nya dari reruntuhan bangunan yang menimpa kakinya. Disekelilingnya banyak orang berlarian untuk menyelamatkan diri mereka masing – masing.

Semua saling mendorong, tak ada satupun dari mereka yang memperhatikan sekitar dan terus mendesak satu sama lain. Suara raungan monster terdengar dimana – mana bersamaan para robot raksasa yang bertarung melawan mereka.

Namun tak ada satupun orang yang bersedia untuk menolongnya, anak itu terus berusaha untuk membebaskan Ibunya dari reruntuhan itu.

“Ah! Akhirnya berhasil! Ayo Ibu, kita pergi dari sini!”

“Maaf Zayn, tapi kaki Ibu tidak bisa bergerak. Kau pergilah, bawalah liontin ini.”

Ibunya menyerahkan sebuah liontin batu berbentuk hexagonal berwarna merah dengan sebuah bagian berwarna emas yang memiliki sebuah ukiran Bumi pada Zayn.

“Ta-tapi Ibu!”

“Sudah, pergilah! Suatu saat, bangkitkan dia ya...”

Ibunya langsung mendorong Zayn, tepat disaat itu sebuah kaki raksasa menginjak tepat dihadapan Zayn, menghancurkan Ibunya sampai melemparkan Zayn jauh menabrak sebuah mobil dan membuatnya kehilangan kesadaran.

Namun sayang, ketika dia sudah tersadar semua sudah terlambat. Kota tempat tinggal beserta rumahnya hancur, dan semuanya sudah berakhir. Ibunya yang selalu bersamanya juga telah tiada, hancur diinjak oleh sang monster

***

“Zayn, bolanya!”

“Hm?”

Untuk sesaat dia melamun, namun setelah mendapat peringatan itu. Dia dengan cepat segera menangkap bola itu dengan sangat mudahnya.

“Kerja bagus Zayn! Lemparkan bolanya pada kami!”

“Ya.”

Zayn langsung melempar bola itu sejauh yang dia bisa, membuat anak – anak lain berseragam merah dan berseragam putih mengejarnya.

Sepuluh tahun telah berlalu semenjak kejadian itu, Zayn menjadi anak yang pendiam dan menghabiskan seluruh waktunya dipanti asuhan untuk belajar dan berlatih beladiri.

Meski begitu, dia masih sering menghabiskan waktunya dengan bermain bersama dengan teman – temannya dan saat ini, mereka sedang bermain sepak bola dimana Zayn yang menjadi penjaga gawang dari tim utara.

Pertandingan berjalan dengan sangat sengit dikarenakan kedua tim sama – sama kuat, tapi untungnya dimenit – menit terakhir. Tim utara berhasil mencetakkan gol terakhir pada gawang lawan sehingga memberikan kemenangan bagi mereka dengan skor 1-0.

“Itu penyelamatan yang hebat Zayn!”

“Kau hebat sekali!”

“Tidak masalah...”

"Sudah - sudah, sekarang waktunya kita berpesta dan merayakan kemenangan ini!!!"

"Ya!!!"

Seluruh anggota tim utara pun merayakan kemenangan tersebut dengan menikmati berbagai makanan ringan dan meminum cola di samping lapangan.

Tak terasa waktu cepat berlalu dan kini jam telah menunjukkan pukul 3 sore. Semua orang pergi meninggalkan lapangan dan meninggalkan Zayn seorang diri yang sedang membereskan peralatannya.

“Ini, minumlah Zayn!”

Seorang gadis berambut coklat kegelapan sepinggang tersenyum sembari mengulurkan sebotol air minum padanya. Dia adalah Alicia, seorang gadis yang berumur dua tahun lebih muda dari Zayn yang sudah bersama dengan Zayn dipanti asuhan sedari kecil. Zayn tersenyum kecil padanya sambil menerima botol tersebut dan mulai meminumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cyber SphereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang