-I- - 1 - Pemancing

2 2 0
                                    

-1-
'Pemancing'

· · ·



"Hati-hati kesambet," seorang pemuda berseragam SMA mendudukkan pantatnya di atas kursi taman. Di sebelahnya duduk pria remaja yang ia temui melamun-menatap sembarang arah dengan tatapan kosong. Melamun.

Sore itu angin berembus kencang, cukup sejuk.

"Aku hanya sedang... melamun," Ujarnya melirik malas ke samping, melihat kantong yang dibawa temannya.
Pemuda dengan name tag "Kim Gi" membuka kantong plastik yang ia bawa. Kim Gi menyodorkan sekotak susu rasa stroberi.

"Bukannya aku meminta rasa coklat?" Pemuda di sebelahnya, Lim Ha-neul, tetap menerima susu kotak rasa stroberi itu.

"Sekali-sekali, gitu. Aku ingin kau mencoba enaknya rasa stroberi." Kim Gi menatap Lim Ha-neul dan mengacungkan jempolnya.

Lim Ha-neul menatapnya tidak percaya.

"Cobain dulu. Merk ini tuh rasa stroberinya yang paling juara, tahu!" Kim Gi membuka susu kotak miliknya.

Belum sempat meminum, terdengar suara notifikasi.

Ting!

Kim Gi langsung mengeluarkan HP dari saku seragamnya. Awalnya dia merasa tidak tertarik, namun setelah beberapa detik membaca pesan di sebuah room chat, ekspresinya menjadi ceria.

"Woi, apa besok kamu bisa menemaniku?" Lim Ha-neul memiringkan kepalanya, menunggu penjelasan. Kim Gi yang mengerti langsung melanjutkan kalimatnya, "Paman Jun-ho sepertinya mempunyai berita besar. Kurasa kali ini akan menarik. Kau tahu..." Kim Gi sengaja tidak melanjutkan kalimatnya, dan sepertinya lawan bicaranya tahu apa yang ia maksud.

"Ah, benar. Pamanmu hanya sekali-dua kali mengabari tentang penelitiannya. Itupun jika terjadi sesuatu yang besar. Berarti..."

Mereka menyunggingkan senyum yang sulit diartikan.

Sesuatu yang besar pasti terjadi.

· · ·

Sepulangnya dari sekolah, Lim Ha-neul langsung menuju ke suatu tempat. Tempat dimana kakaknya, Lim Ha-joon bekerja.

Lim Ha-neul memarkirkan sepeda pancalnya di area parkiran khusus sepeda pancal.

Di depannya kini adalah gate penghubung, penghubung antara area pertambangan dan area parkiran. Lim Ha-neul berusaha menetralkan nafasnya, namun jantungnya terasa berdetak semakin cepat.

Lim Ha-neul membenarkan postur tubuhnya.

Apapun yang terjadi, pokoknya jangan melakukan tindakan yang tidak menguntungkan.

Sebelum benar-benar masuk, Lim Ha-neul sempat mengunjungi pos penjaga yang terletak di belakang gate penghubung.

"Ah! Lim Ha-neul, ternyata masih berani datang ke sini, ya?" Seorang pria berbadan bongsor yang duduk di depan pos dan menghadap ke arah gate menyadari Lim Ha-neul terlebih dulu.

Pekerja lain yang sedang mengobrol dan melempar candaan pun langsung menghentikan aktivitas masing-masing. Mereka ikut memandangi Lim Ha-neul.

Sepertinya Lim Ha-neul tidak begitu disegani.

Ada 5 orang di dalam pos, seharusnya tidak sebanyak itu. Dan ini bukan jam istirahat.
Lim Ha-neul mengernyitkan alis.

"Maaf, apa orang dengan nama Lim Ha-joon ada di dalam?" Lim Ha-neul kurang suka jika harus mengutamakan sopan santun dengan orang-orang seperti ini. Ia bisa saja menghajar mereka. Namun ia terlanjur berjanji akan suatu hal terhadap kakaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Milenium (DROP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang