Kegiatan kampus telah dilaksanakan hingga Minggu ke-3 bulan ini. Berbagai macam kegiatan sudah Fourth lakukan dengan baik, dia juga mendapat perhatian dari beberapa mahasiswa lain. Selain karena Fourth yang terkadang usil, dia juga memiliki wajah yang imut.
Siang ini, kelas yang diikuti Fourth telah selesai. Dia segera bergegas menuju kantin untuk membeli makan siang. Sebetulnya dia mengajak Winny untuk makan bersama, tapi Winny menolak karena Satang sudah menunggunya lama. Dengan begitu Fourth makan siang sendirian.
Kantin tak begitu ramai membuat Fourth menghela napas lega, melihat begitu banyak meja yang kosong Fourth merasa lebih leluasa untuk mengambil tempat duduk dimanapun.
"Bi, Mienya satu ya," ucap Fourth begitu sampai didepan stan yang menjual Mie. Dia menunggu sambil memandang ponselnya yang begitu sunyi. Teman-temannya pun tak ada yang membalas pesan singkat Fourth.
"Ini, dik." Fourth tersenyum simpul dan menerima mangkuk berisi Mie itu. Dia menggunakan kartu makannya untuk membayar. Setelah mengucapkan terima kasih, Fourth berjalan menuju tempat duduk diujung kantin. Tempat itu adalah tempat favorit untuk kakak tingkat mereka.
Saat mata Fourth masih berfokus pada ponselnya, Fourth tak menyadari jika ada seseorang didepannya.
Prangg!!..
Dengan terkejut Fourth menoleh, dia menatap wajah seseorang yang ada didepannya itu. Fourth berdecak pelan. Dia berjongkok, melihat mangkuk Mienya sudah pecah, tanpa sadar dirinya mengambil satu pecahan mangkuk tersebut.
"Ck, gimana sih.." kesal Fourth tanpa menghiraukan seseorang didepannya itu. Dia membiarkan ponselnya tergeletak begitu saja dan tangannya basah karena kuah Mie yang mengenai tangan Fourth. Dengan sedikit licin Fourth tetap memunguti pecahan mangkuk itu.
"Hei, jangan," tapi Fourth tak menghiraukan perkataan itu. Dia mengambil beberapa pecahan lainnya dan mengumpulkannya menjadi satu. Gemini menunduk, dia menatap wajah Fourth yang tertutup rambut hitamnya.
"Sshh.." Fourth tak sengaja mendapatkan luka goresan dari pecahan itu, Gemini tersadar, dia segera mengambil jari tangan Fourth yang berdarah. Tanpa sadar Gemini menyesap jari Fourth, dia bisa merasakan jika darahnya mengalir didalam mulutnya.
Fourth terpaku oleh perlakuan Gemini, dia segera menarik kembali tangannya. Fourth merasakan canggung saat jarinya terlepas dari genggaman tangan Gemini.
"Ah, maaf." Ucap Gemini sesaat sebelum dirinya bangkit. Dia menatap Fourth perlahan dan berbalik, lalu berbalik lagi, dan berbalik lagi. Hingga Fourth ikut berdiri dan mengambil sapu juga tempat sampah yang berada disamping meja.
Begitu Fourth berbalik, Gemini tersenyum simpul dan berjalan meninggalkan Fourth. Wajah Fourth benar-benar kebingungan, setahunya kakak tingkat itu adalah salah satu yang menjadi panitia di acara kampus beberapa waktu lalu. Tapi, Fourth bahkan sudah melupakan namanya.
"Oh, Fourth? Apa kau baik-baik saja? Tanganmu berdarah." Ford datang setelah Fourth membersihkan mangkuk dan Mie yang berceceran dilantai. Fourth tersenyum ke arah Ford, dia melihat Ford yang mengeluarkan kain kasa dan Betadine dari tasnya.
" Sebetulnya aku tidak apa-apa, tapi lebih baik jika kau memberikan itu padaku." Begitu mendengar ucapan Fourth, Ford menghentikan geraknya. Dia menatap wajah Fourth sesaat dan menggeleng pelan. Dia menarik tangan Fourth untuk duduk dibangku.
"Oh, sial! Ponselku!" Panik Fourth saat melihat ponselnya yang basah dilantai. Dia mengambilnya segera, Ford belum selesai menutup luka dijari Fourth, tapi sudah kotor lagi.
Dengan sedikit kesal Ford melepas lagi kain kasa yang sudah menempel dijari Fourth dan menggantinya dengan yang baru.
"Kenapa kau bisa menjatuhkan mangkuk itu?" Tanya Ford seraya melilitkan kain itu di jari Fourth. Dia menutup matanya untuk sesaat, lalu dia mencoba untuk mengingat kejadian barusan.
"Yang aku ingat, aku bermain ponsel dan menabrak seseorang. Itu saja," jawab Fourth tanpa menatap Ford.
Ford terdiam, setelah menyelesaikan pekerjaannya barusan, Ford memasukkan lagi kain kasa dan Betadine yang ia punya. Setelah itu dia bangkit dari duduknya, mengambil tas dan berjalan begitu saja meninggalkan Fourth.
"Ouh? Oi, Ford! Mau kemana?!" Teriak Fourth dengan tergesa, dia mengejar Ford yang berjalan begitu cepat. Terlihat tergesa-gesa, Fourth mengambil langkah seribu. Ketika dirinya bisa berada disamping Ford, dirinya tersenyum, lalu tangannya menepuk pelan kepala Fourth.
"Kau itu, mau kemana?" Tanya Fourth setelahnya, Ford menggaruk tengkuknya pelan, dia tersenyum tipis mendengarnya.
"Aku akan pulang, temanku sudah menjemput ku didepan fakultas." Jawab Ford sambil tersenyum, Fourth menatapnya tajam, tangan Ford ia genggam. Wajahnya menjadi serius, Ford menelan ludahnya dengan gugup.
"Kau punya teman selain aku?"
"Ya,"
"Bagaimana bisa?"
Ford terdiam, dia melepas paksa tangannya yang digenggam oleh Fourth. Wajahnya yang ia buat serius membuat Ford ingin tertawa, tapi dia memilih untuk melarikan diri dari pada harus berurusan dengan Fourth lebih lama lagi.
"Ya, aku bahkan lebih populer dari yang kau kira! Kalau begitu aku akan pergi, bye!" Ford lari begitu saja, Fourth menarik lagi tangannya yang masih menggenggam udara. Dia menggeleng cepat sambil berbalik untuk kembali ke mejanya.
Begitu sampai disana, Fourth menemukan kotak P3K yang tergeletak di atas meja. Fourth menengadah menatap ke depan. Tidak ada seseorang lain yang terlihat memberikan kotak itu padanya.
"Oh, aku pikir kau sudah pergi," Fourth tersentak dan berbalik, Fourth mendapati Gemini berdiri sambil membawa baskom berisi air es. Gemini meletakkan baskom itu dimeja, lalu menarik satu tangan Fourth yang terluka tadi.
"Mau apa?" Tanya Fourth pelan.
"Sudah diobati?" Tanya Gemini datar, dia melihat kain kasa yang sudah membungkus jari Fourth. Tangan Fourth ia lepas lagi, begitu melihat wajah Fourth yang berada didepannya, Gemini tak tahan untuk tidak tersenyum.
"Kalau begitu, aku akan pergi." Pamit Gemini sambil membawa lagi barang-barang yang sudah ia bawa. Fourth dengan cepat menahan lengan Gemini sebelum menjauh, rasanya agak kasar jika Fourth tak mengucapkan terima kasih. Jadi, dia menahan lengan Gemini dan tersenyum.
"Terima kasih, kak." Ucap Fourth.
Gemini melempar pandangannya ke arah lain, sebelum dirinya mengangguk dan tersenyum lebar ke arah Fourth. "Ah, bukan apa-apa." Balas Gemini dan pergi meninggalkan Fourth disana.
Fourth terdiam sejenak, dia menatap mejanya yang kosong. Tasnya sudah berantakan, dia mengambil ponselnya dan mendapati pesan singkat dari Ford.
Ford_
Aku akan ke asrama mu malam ini
Apa kau mau sesuatu?Fourth memikirkan pesan itu, dia tidak menginginkan apapun lagi. Oh, selain Mie yang belum sempat ia makan tadi. Jadi dengan begitu dia akan membuat Ford membawakannya untuknya.
_4th
Aku ingin Mie yang ada di kampus,
Belikan satu untukkuFourth tersenyum senang membaca pesannya sendiri, dia yang masih berdiri menunggu balasan dari Ford. Tak berselang lama, Ford membalas.
Ford_
Apa kau gila?
Aku sedang tidak di kampus
Lagian kaukan masih disana, kenapa gak pesan sendiri saja?_4th
Oh, aku malasFord_
Ya sudah, tidak usah makan!_4th
Kenapa kau begitu, aku lapar
Belikan aku Mie apa saja!Ford_
Beli sendiri.Membaca pesan terakhir dari Ford, dia menahan kesalnya dengan senyuman. Fourth mengemas barang yang ada di tasnya, lalu berjalan meninggalkan kantin. Sepertinya hari ini dia harus kembali makan dengan roti tawar yang sudah basi itu.
"Oh Ford, aku berharap kau benar-benar membawakan aku sesuatu untuk dimakan!" Ucap Fourth sambil berlari meninggalkan fakultasnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon [TinGun]
FanfictionKetika reinkarnasi sudah bukan hal tabu didunia ini, terlebih kenyataan yang semakin membuat reinkarnasi adalah hal biasa dalam kehidupan. Membersihkan jiwa yang sempat menjadi dosa dan membenarkan jiwa yang tak sempat merasakan kebahagiaan dunia. ...