Moon (4)

82 1 0
                                    

Pagi ini Fourth merapikan kamarnya yang sudah begitu kotor. Beberapa buku yang sudah berserakan, ia kembalikan ke tempat semula. Mengambil pakaian kotornya dan memasukkannya ke dalam plastik besar untuk ia laundry.

Biasanya pagi seperti ini Fourth pasti sedang disibukkan dengan kegiatan dadakan atau tugas yang diberikan oleh dosen tanpa instruksi. Dan hal itu membuat Fourth sedikit terbiasa. Rasa terkejutnya hanya berlaku saat dia sedang lelah saja, saat seperti ini dia akan menjadi sangat aktif dan rajin.

"Kalau makan daging pasti mahal, sayuran bosen," gumam Fourth seraya membereskan ranjang. Dia mengabsen setiap sudut ranjang dan membenarkan seprei yang melonggar. Dia kemudian menatap jam digital di nakas, wajahnya tidak menunjukkan semangat untuk makan siang. Walaupun jam masih menunjukkan pukul sepuluh pagi, tapi perut Fourth sudah berbunyi nyaring.

"Tapi, sepertinya aku masih punya selada deh." Begitu menyelesaikan tugasnya dibagian ranjang, Fourth berbalik menuju dapur untuk memeriksa selada yang ia beli semalam. Selain penggila sayuran, Fourth juga menyukai buah-buahan masam dan Mie.

Hari ini tidak ada kelas untuk Fourth, tapi dia akan menghampiri Captain dan Satang yang sedang mengerjakan proyek dari fakultasnya. Dia sudah memberitahu Winny, jadi sebentar lagi dia akan menjemput Fourth untuk menuju ke kampus.

Dan, begitu menyelesaikan pekerjaannya di pagi ini, Fourth bergegas untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus.

....

"Oih, yang benar saja!" Satang mengambil gambar dari tangan Captain. Dia menatap wajah Winny saat gambar yang sudah ia simpan baik-baik, di beberkan begitu saja dengan Captain. Walaupun sedikit kesal, tapi Satang tetap memasang wajah tenang.

Winny tergelak, dia hampir saja tertawa saat melihat lukisan wajahnya sedikit bernoda karena tangan Captain yang kotor. Walaupun begitu, lukisan disana masih terlihat bagus. Sedang Fourth hanya memandangnya tanpa gairah. Dia sedang kelaparan saat ini, tapi dia malas untuk membeli makanan. Jadi, dia berdiam tanpa mengganggu mereka bertiga.

Melihat Fourth termenung, Winny memberikan satu botol minum yang ia bawa dari rumah. Dia menatap wajah Fourth yang sendu itu dengan jelas, tak mendapat jawaban dari Fourth, Winny bangkit dari duduknya. Mengambil botol yang di atas meja dan menempelkan botolnya di pipi Fourth. Dengan terkejut Fourth menoleh ke arah Winny, dengan tersenyum dia menerima botol minum itu.

"Terima kasih," mengambil botol itu dan meminumnya hingga tandas. Dia menatap Winny sebentar dan tersenyum simpul, "Kenapa Fourth?" Winny mengambil duduk disamping Fourth.

Fourth menghela napas panjang lalu menggeleng pelan. Dia mengusap tangan Winny yang menggenggam tangan Fourth. Dia merasa lelah hari ini, Fourth tersenyum lalu berdiri. Dia mengambil ponselnya dan menelepon Ford.

Winny, Satang dan Captain menoleh ke arah Fourth yang berdiri tiba-tiba. Saat panggilan terhubung, Fourth berjalan menjauhi mereka. Tak menghiraukannya, mereka kembali berebut lukisan yang sudah tak berdaya itu.

"Oih Ford, kemarilah, aku sangat kelaparan." Fourth menahan lengannya, dia memegang perutnya yang sudah berbunyi. Dia masih menunggu jawaban dari Ford. Tak berselang lama, suara serak terdengar dari speaker ponsel Fourth.

"Eum? Ada apa?" Tanyanya pelan, Fourth mengulang kalimat yang ia ucapkan tadi.

"Ck, kau menganggu tidur indahku.." jawab Ford dan mematikan telepon secara sepihak. Dia memutuskan telepon tanpa memberikan jawaban yang memuaskan. Fourth mengusap perutnya lagi. Dia merasakan perutnya yang sangat sakit.

"Ouich!"

Dia terkejut saat satu tangan menariknya kebelakang, dia menoleh kebelakang. Gemini menatap wajah Fourth dengan tajam, tangannya menahan tubuh Fourth yang hampir ambruk.

Dia menahannya sesaat sebelum berdeham dan membenarkan tubuh Fourth. Gemini mengusap kemejanya dengan cepat, lalu mengambil tasnya yang terjatuh ditanah. Sedang Fourth hanya diam menahan perutnya yang kelaparan.

"Apa kau luang?" Tanya Gemini tiba-tiba, Fourth yang diam seketika tersadar dan bertanya lagi kepada Gemini. Dia menatap wajah Gemini sambil menarik kaosnya yang sudah compang-camping.

"Memangnya kenapa?" Tanya Fourth setelahnya. Dia menatap wajah Gemini dengan lebih jelas kali ini, Gemini tersenyum simpul dan berjalan lebih dulu. Fourth yang tak tahu maksud tujuan dari Gemini itu seketika mengedikkan bahunya dan berbalik begitu saja.

Fourth berjalan kembali ke arah meja marmer yang ada tiga temannya itu. Begitu Fourth kembali, mereka memasang wajah mengejek ke arah Fourth. Tiba-tiba saja Winny berdeham dengan keras.

"Kenapa?"

"Oh, bukan apa-apa Fourth, hahaha..." Jawab Winny dengan tertawa. Dia berdiri dan menepuk bahu Fourth tanpa menatapnya lagi. Lalu Winny berjalan ke arah Satang, dia membisikkan sesuatu ditelinga Satang. Seketika tawa Satang menggelegar, Captain hanya tersenyum simpul dan memberikan tatapan menggoda ke arah Fourth.

Begitu melihat temannya bertingkah aneh, Fourth berdecak pelan dan tersenyum. Matanya menatap satu per satu temannya itu. Tatapannya benar-benar mengintimidasi, Fourth tersenyum lebar, lalu tangannya mengambil botol minum yang ada didepan Captain.

"Oih! Itu punyaku," senyum diwajah Captain segera pudar. Dia memasang wajah masamnya dan mengusap wajahnya dengan kasar. Fourth tergelak sesaat, lalu dia mengambil tasnya yang tergeletak di meja. Dia berlalu sambil bersenandung kecil.

"Ah, aku akan kembali nanti! Aku lapar!" Pamit Fourth dengan mantap. Fourth berjalan menjauh dari rerumputan dan berjalan melewati lorong panjang didepannya. Sejauh mata memandang hanya tiang-tiang kokoh yang masih berdiri disana. Tidak banyak mahasiswa yang datang hari ini, terlebih angkatan pertama sepertinya. Mereka lebih memilih untuk tidur diasrama seharian. Seperti Ford tadi.

Tak jauh dari sana, Fourth melihat restoran makan siangnya yang terlihat ramai. Dengan ragu-ragu Fourth terus melanjutkan perjalanannya menuju ke restoran itu.

Sesampainya disana dia termenung melihat Gemini yang duduk didepan pintu resto itu, matanya segera bertemu, tapi dengan cepat Fourth segera mengalihkan pandangannya dan pergi menuju ke tempat pemilihan menu.

"Bi, berikan saya satu salad dan sayur sup. Oh ya, nasinya sedikit saja," selesai dengan pesanannya Fourth mencari tempat untuk ia duduk. Jarak antara Gemini dan Fourth terpantau cukup jauh, Fourth hampir berada diujung restoran sedangkan Gemini tak jauh dari pintu masuk.

Saat Fourth mendudukkan dirinya disana, ponselnya berdering. Dia segera mengambil dari sakunya dan mendapatkan pesan singkat dari Ford.

Ford_
Mau makan apa?
Akan aku belikan nanti,
Oh ya, pakai uangmu.

_4th
Eit, tidak perlu.
Aku sudah memesan makanan diresto

Ford_
Sialan, ya sudah!

_4th
Hahaha

Pesan terakhir itu hanya dibawa oleh Ford, tak berselang lama pesanan miliknya pun datang. Melihat salad yang begitu segar, Fourth segera melahapnya dengan khidmat.

Gemini menatap wajah Fourth yang tengah makan dari jauh, sedikit lebih imut saat makan seperti ini. Walaupun terpantau jauh, dia bisa melihat dengan jelas wajah Fourth yang begitu menggemaskan saat menyuapkan salad ke mulutnya.

Gemini berdecak, dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju meja milik Fourth. Dengan segera dia menarik tangan Fourth yang tengah bersantai diatas meja. "Bisa ikut aku sebentar?" Fourth terkesiap dan terdiam sesaat.

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moon [TinGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang