Happy reading!
.Seminggu berlalu sejak Athan menempati rumah barunya. Secara tidak sengaja pula Athan mengetahui rumah si gadis Adelyn yang berada tepat di sebelah rumahnya. Alias mereka kini bertetangga.
Yah tak buruk juga ternyata, hanya terkadang gadis itu kedapatan sedang duduk melamun di balkon dilatari musik yang berputar keras berasal dari kamarnya. Kemudian Adelyn akan berteriak kesal ketika menyadari eksistensi Athan yang lama memperhatikan dirinya.
"Gak usah Tante, nanti ngerepotin, ya kan, Athan?"
Tak dapat dipungkiri walau wajah si gadis tersenyum ramah, matanya memelototi Athan penuh ancaman. Begini loh, Mama meminta Athan untuk pergi ke sekolah bersama Adelyn, tentu gadis itu menolak dengan keras.
Athan kemudian mengangguk, "Iya." jawabnya malas.
Lantas pukulan mendarat di lengan Athan, "Kok gitu sih kamu?!" omel sang Mama pada Athan yang menggaduh.
Mama membuka mulut nya kembali, hendak memarahi anaknya, tapi Adelyn dengan kilat memotong, "Gak masalah kok Tante! Adelyn naik taxi online aja." serunya girang.
"Heh kamu mau kemana!" kedua pasang mata itu mengawasi pergerakan Athan yang masuk kembali ke dalam rumah. Namun, kemudian lelaki itu muncul dengan satu tangan menenteng helmet.
"Ini ngambil helm, Ma." Athan menyodorkan helmet itu pada Adelyn.
"Nah tuh udah bareng aja, nunggu taxi nanti lama lagi loh!"
"Anu Tante..." Adelyn menatap Athan meminta pertolongan. Sedangkan yang ditatap hanya menggedikkan bahu seraya mendorong-dorong helmetnya, supaya segera Adelyn kenakan.
Mendapati Adelyn yang hanya terus menatap benda di tangan nya dengan penuh pertimbangan, akhirnya lelaki itu menghampiri si gadis, kemudian segera memakaikan helmet di kepala nya. "Udah iyain aja, nyokap gue keras kepala." bisiknya.
"Heh Mama denger yaa!" tegur Mama membuat Athan terkekeh. Adelyn ikut tertawa canggung seraya menggigiti bibir bagian dalamnya, batinnya terus merutuki kelakuan Athan.
Akhirnya keduanya berangkat bersama atas permintaan Mama Athan.
Athan membuka suara seraya terkekeh melirik spion, memantulkan wajah Adelyn yang ditekuk. "Jangan cemberut terus. Beruntung lo bisa dibonceng gue." tak segan Adelyn memukul helmet si lelaki pengendara. Kemudian dirinya malu sendiri ketika para pengemudi di lampu merah melirik ke arah mereka.
"Kalo bukan gara-gara Ayah, gue ogah bareng lo tau gak?!"
"Emang Bokap lo kemana?"
"Ke luar kota." refleks Adelyn cuek.
"Kakak lo?"
"Bang Jen- ih apaan sih kok lo kepo?"
Athan memilih untuk tak ambil pusing dan hanya menyunggingkan tawa ringan seraya menancap gas motor sportnya kala lampu berubah menjadi hijau.
"HEH PELAN-PELAN GILA, GUE HAMPIR KEJENGKANG!"
Sejujurnya lelaki itu tidak terlalu terbiasa mengendarai motornya pelan-pelan. Dirinya sudah berusaha untuk berkendara dengan senormal mungkin, tapi Adelyn yang lebay ini tetap akan mengomel setiap kali dirinya terkejut. Atau justru si gadis lah yang membuat Athan terkejut, seperti saat ini Adelyn tiba-tiba berteriak seraya menepuk-nepuk pundak Athan meminta berhenti.
"STOP STOP STOP!"
Dengan refleks Athan menyisi di tepi jalan, padahal sekolah sudah mulai terlihat oleh pandangan, sebentar lagi mereka tiba.
![](https://img.wattpad.com/cover/306524785-288-k371932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Enemy [Hiatus]
FanfictionAthan Askara adalah lelaki berandalan gila. Selalu saja ada hal tak terduga dari cowok itu yang bisa membuat Adelyn naik darah. Tapi siapa sangka ternyata diam-diam Athan sengaja membuat masalah agar selalu terikat dengan Adelyn. "Lo kok tumben akhi...